13

434 159 39
                                    

Setelah terjadi perdebatan yang panjang, akhirnya Aurel dan Orion kini berada di dalam mobil untuk menuju sebuah tempat. Aurel sejak tadi sudah mengomel tidak jelas, karena sudah satu setengah jam perjalanan tapi tidak sampai pada tempat tujuan.

Jalanan yang di lewati Orion pun perhutanan. Di sepanjang jalan banyak pohon Pinus yang menjulang tinggi. Kendaraan yang melewati jalan itu pun hanya beberapa, membuat pikiran buruk Aurel kembali bersarang di otak kecilnya.

"Lo sebebarnya mau ajak gue ke mana sih?"

"Nanti juga lo tau, " jawab Orion.

Aurel menghela nafas kesal. "Perasaan dari tadi lo nge jawab nya gitu terus. Tapi mana ko gak nyampe - nyampe."

"Udah mending lo diem aja, gak usah berisik lo itu cuman duduk manis doang apa susahnya sih."

Mata Aurel menyipit curiga ke arah Orion. "Jangan - jangan lo mau grepe - grepe gue? ngaku lo!!."

Orion memutar bola matanya malas, kenapa gadis yang ada di samping nya itu selalu saja berfikir buruk tentangnya. "Lo bisa gak sih sehari aja gak usah soudzon sama gue."

"Gak bisa, karena muka lo itu muka mesum."

Orion menggeleng tak percaya kenapa kepala kecil Aurel itu isinya hanya tentang kejelekan dirinya saja.

Dia tidak memperdulikan lagi ocehan yang keluar dari mulut gadis yang berada di sampingnya. Karena jika terus di tanggapi, maka Aurel akan terus mengoceh.

Karena capek ngomong sendiri Aurel pun terdiam. Kini hanya keheningan yang mengisi perjalanan keduanya.

Aurel mengernyitkan keningnya bingung saat mobil yang di tumpangi nya itu kini berhenti di sebuah hutan yang banyak sekali pohon menjulang tinggi.

"Kita mau--" Aurel berdecak saat Orion sudah tidak ada di samping nya. Ternyata lelaki itu sudah turun duluan.

Aurel pun segera keluar dari mobil. Dia menhirup udara yang menurutnya terasa segar

"Tempat nya asri banget ya, udaranya juga seger banget."

"Karena di daerah ini jauh dari ibu kota, dan tempat ini juga belum di jamah oleh terlalu banyak orang, jadi udara nya masih nyaman dan asri banget."

Aurel mengangguk mengerti, benar juga sih. Karena di sini tidak terlalu banyak kendaraan sehingga tidak menimbulkan banyak polusi.

Kaki Aurel melangkah ke arah Kap mobil, dan dia duduk di atas kap mobil.

"Lo ngapain ko malah duduk di atas kap mobil sih?"

"Gue cuman lagi nikmatin udara sekitar aja. Rasanya di sini lebih tentram, nyaman, jauh dari kendaraan. Gue jadi pengen pindah rumah ke sini," Aurel menghirup udara sebanyak - banyak nya.

"Ngaco loh," Orion menjitak kepala Aurel. "ikut gue yuk."

"Ke mana?"

"Ke suatu tempat yang akan membuat lo jauh lebih senang."

Aurel menurut, dia segera turun dari atas kap mobil. Orion menghampiri Aurel lalu mengampit lengan gadis itu.

Aurel hanya diam, dia mengikuti langkah Orion, sesekali Aurel melirik ke arah genggaman tangan. sedari tadi jantungnya berdetak dengan cepat Aurel tidak mengerti meskipun Orion selalu ribut dengannya tapi lelaki itu selalu bisa bersikap manis.

Setelah keduanya berjalan selama 3 menit kini mereka tiba di sebuah telaga yang begitu indah. Mata Aurel kini di manjakan oleh telaga luas berwarna biru jernih. di pinggir telaga   juga ada sebuah pohon besar, dan ayunan yang terikat di dahan pohon itu.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang