Aurel menghempaskan tangan yang sejak tadi genggamnya. Dia merasa kesal terhadap lelaki yang kini ada di sampingnya, kenapa dia begitu menyebalkan sekali?
Sedangkan segerombol murid yang berada di ujung kantin menatap aneh kedua sejoli yang sedang beriringan menuju meja mereka.
"Temen lo kenapa," dagu Belinda menunjuk dua orang yang sedang beriringan.
"Dia temen lo juga, ege," Tania menoyor kepala Belinda.
"Honey liat tuh, Tania. Dia jahat, masa dia menoyor kepala aku," adu Belinda bergelayut manja pada lengan Sean.
"Ada yang sakit gak? Kalau ada sini aku usap," tangan Sean terangkat mengusap kepala kekasihnya yang sedang berasndar di dada bidang milik Sean.
Semua orang yang di meja itu bergedik jijik, melihat pasangan bucin yang satu itu.
"Kalian bisa gak sih gak usah mesra - mesra an di depan umum!" Ujar Bobby merasa muak.
"Bilang aja lo itu iri kan," Sean meledek ke arah sahabatnya.
"Ngapain gue iri, kalau gue mau gue juga bisa sama pacar gue," Bobby berucapbdengan sombong.
"Alah, cocordil aja bangga lo," sindir Elvan yang sedari tadi fokus pada game yang ada di ponselnya.
"Yang penting kan--" ucapan Bobby terpotong saat ada yang duduk di sebelahnya dengan kasar. Dia mengusap dadanya saat es teh nya yang masih utuh itu di tegak seseorang sampai tandas.
"Buset, haus atau kesurupan lo?" Tanya Bobnh saat melihat seorang gadis minum dengan rakus, sampai beberapa airnya jatuh mengenai leher jenjang nya.
Aurel tidak memperdulikan pertanyaan yang di layangkan Bobby. Setelah es teh itu manis, dia meletakan gelas kosong di atas meja dengan kasar. Matanya mengedar menatap ke seluruh sahabat serta inti Arvegas yang berada di meja yang sama.
Larissa yang sedang makan bakso tersedak saat mangkuk di depannya di rampas begitu saja oleh seseorang.
Uhuk..uhuk..uhuk
Kedua tangan Larissa menepuk dadanya yang terasa panas akibat tersedak kuah baso yang begitu pedas. Galang yang berada di hadapan Larissa, dengan sigap lelaki itu menyerahkan es teh miliknya yang tersisa tinggal setengah.
Setelah air masuk ke kerongkongan nya Larisaa merasa sudah lebih baik. Tatapannya kini beralih ke arah sahabatnya yang dengan tidak berdosa nya memakan bakso milinya sehingga membuatnya tersedak.
Aurel yang tidak merasa berdosa pun kini melanjutkan memakan bakso milik Larissa. Berdebat dengan Orion ternyata begitu menguras tenaganya.
Setelah merasa kenyang, dia mendorong mangkok putih yang sudah bersih itu. Aurel menepuk perutnya yang terasa kenyang, Kemudian dia bersendawa dengan begitu kencang, tanpa memperdulikan seluruh pasang mata yang menatapnya ilfiel.
Orang - orang yang se meja dengannya menatap heran ke arah Aurel. Dia kan perempuan, apa dia tidak merasa malu ketika bersendawa di hadapan banyak orang?
"Buset, Rel. Harusnya lo itu jaga image, apalagi di depan cogan, masa lo sendawa nya kenceng banget." Ujar Belinda.
"Jadi orang tuh gak usah so jaim, gue emang kebiasaanya gini. Emangnya lo tuh yang suka jaim kalau di depan Sean."
Skakmat!
Belinda merasa tertokhok oleh ucapan sahabatnya.
"Udah lo gak usah ngambekan jadi cewek, gue itu cuman bilang apa adanya," Aurel menyenderkan tubuhnya ke dinding. Perutnya kini terasa kenyang sekali. Bahkan untuk berjalan pun rasanya Aurel merasa susah.
![](https://img.wattpad.com/cover/307009840-288-k556860.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION
Teen FictionDILARANG KERAS PLAGIAT✖️ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA✔️ Sesuatu yang di mulai dengan niat tidak baik pasti akan berakhir dengan tidak baik pula. Begitupun dengan hubungan Orion dan Aurel. Sebuah hubungan yang di mulai dari sebuah permainan antara...