30

378 53 0
                                    

Motor hitam milik Orion berhenti tepat di depan pagar hitam yang menjulang tinggi. Seorang pria dewasa yang sedang berdiri dengan satu tangan yang di masukan ke dalam saku itu menatap tajam ke arah pasangan kedua sejoli yang hendak turun dari motor.

Aurel dan Orion baru saja pulang keliling komplek, karena sedari tadi Aurel mengeluh bosan pada Orion. Jadilah Orion membawanya hanya untuk berkeliling komplek. Tapi saat tiba di rumah, Aurel merasa terkejut saat ayah nya sudah pulang.

Aurel menelan ludahnya kasar, bahkan seluruh tubuhnya terasa bergetar ketika melihat tatapan tajam milik Reno.

Dengan tangan gemetar, Aurel menyerahkan helm yang di kenakan nya pada Orion. Kening Orion mengernyit sat melihat wajah pias bercampur ketakutan yang tercetak jelas pada Aurel.

Kepala Orion menengok kearah belakang Aurel, rupanya ayah Aurel sudah berdiri di depan pagar.

Kedua mata Aurel membulat saat Orion berjalan melangkah ke arah Reno. "Lo mau ngapain?" Bisik Aurel menahan lengan Orion.

"Gue mau samperin bokap lo lah," jawab Orion.

"Eh gak usah, sekarang mending lo langsung pulang aja ya?" Aurel berusaha menahan tubuh Orion agara tidak menghampiri Reno.

"Ko pulang sih? Gue kan abis bawa anak gadis keluar, jadi gak sopan lah kalau gak pamitan dulu," ujar Orion tak mau kalah.

"Udah lain kali aja pamitannya, sekarang mending lo pulang aja ya," mohon Aurel  dengan menangkupkan kedua tangan nya di depan dada.

Orion menatap heran ke arah gadis yang ada di depannya. Kenapa Aurel terlihat ketakutan saat dirinya akan menemui Reno? Pedahal kan, sebagai calon menantu yang baik, dirinya harus sopan terhadap calon mertuanya.

Aurel tersentak saat seseorang menarik pergelangan tangannya dengan kasar. Dia lebih kaget lagi saat mengetahui bahwa Reno yang kini menariknya.

Langkah kaki Orion yang hendak mengejar Aurel terhenti, dua orang pria berbadan kekar menghalangi jalannya.

"Anda tidak di perbolehkan masuk," ujar pria berkepala plontos dan perut yang buncit.

"Minggir, gue mau ketemu Aurel," Orion masih berusaha untuk sabar.

"Anda orang asing jadi anda tidak boleh masuk," ujar pria dengan satunya dengan tato di lengannya.

"Gue bilang gue mau ketemu Aurel," ujar Orion dengan penuh penekanan.

Tapi tetap saja, dia orang di depannya itu menghalangi jalannya. Baiklah, Jika dengan cara baik tidak bisa, maka Orion akan melakukannya dengan cara yang keras.

Orion segera memukul perut pria berkepala pelontos. Tidak terima temannya di perlakukan seperti itu, pria bertato tadi segera menyerang Orion bertubi - tubi.

Sehingga perkelahian pun tidak bisa di elakan lagi.

Aurel yang melihat itu memekik khawatir. Walaupun Orion ketua geng motor, tapi kekuatannya tidak sebanding berapa dengan kedua bodyguard ayahnya.

"Ayah, Urel mohon lepasin tangan Urel, yah," Aurel terus memberontak dari cekalan Reno.

Sedangkan Orion sudah banyak belur, karena dirinya terus mendapatkan serangan dari bodguard Reno. Bukan cuman 2 bodyguard yang menyerangnya, tapi ada 5 orang. Tentu saja 1 lawan 5 bukan tandingan nya, di tambah lagi badan mereka yang kejar.

Satu bogeman terakhir mendarat di perut membuat Orion tak sadarkan diri, dia tergeletak di atas aspal. Aurel yang melihat itu berteriak histeris.

Reno meringis saat Aurel dengan beraninya menggigit pergelangan tangannya. Di rasa Reno tengah lengah, Aurel pun segera berlari menghampiri Orion yang sudah tidak berdaya.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang