Seorang lelaki melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah satu jam setengah dirinya menunggu di cafe. Tapi orang yang dia tunggu tak kunjung datang.
Karena tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi dia segera berdiri dari duduknya. Saat kakinya baru berjalan beberapa langkah seseorang memanggil namanya.
"Orion," ujar seseorang. Dia segera berlari menghampiri meja Orion.
Orion pun memutar bola matanya malas. Dirinya sudah menunggu lama di sini. Tapi dengan rasa tidak bersalahnya dia baru saja datang.
"Sorry tadi abis ngurusin adek gue dulu," ujar nya dengan nafas terengah. Tangannya kini meraih satu gelas tiramisu yang masih utuh. Membuat sang empu melototkan matanya tak percaya.
Dengan perasaan dongkol Orion mendudukan bokongnya di hadapan lelaki yang baru saja datang. Dia mendengus kesal, Orion paling tidak suka jika dirinya menunggu terlalu lama.
Setelah tenggorokannya terasa segar. Dia berdehem untuk menetralkan rasa canggung.
"Sebelumnya perkenalkan gue satria."
"Udah tau," balas Orion cuek.
Satria berdecak kesal mendengar jawaban singkat dari lelaki yang ada di hadapannya. Mengapa adiknya Aurel bisa pacaran dengan seorang lelaki titisan es batu?
"Lo mah gimana sih, pura - pura gak tau kek biar kita bisa kenalan," gerutu satria.
"Orion," Orion segera menyambar tangan satria kemudian menjabat nya, agar lelaki yang ada di depannya tidak terus mengoceh tidak jelas.
Satria menganggukan kepalanya. Dia mencari posisi duduk yang benar - benar nyaman.
Orion menatap heran ke arah lelaki yang mengaku sebagai kakak kandung dari kekasihnya. Tadi saat dirinya baru saja menginjakan kaki di rumah, dia mendapatkan pesan dari satria untuk mengajaknya bertemu di sebuah cafe.
Awalnya Orion tidak mau, tapi satria terus memaksanya. Dan sekarang berakhir di sini, Orion menatap lelaki yang ada di hadapannya yang terus menghembuskan nafas gusar beberapa kali.
"Kalau gak ada yang mau di omongin gue pergi," saat hendak bangkit dari duduknya satria membuka suara.
"Lo ada hubungan apa sama adik gue?" Tanya satria.
Yang benar saja, dirinya sudah menunggu satria ber jam - jam di sini dan satria malah mengajukan pertanyaan yang menurutnya tidak penting.
"Gue rasa tanpa memberitahu pun lo udah tau apa hubungan gue sama adik lo,"
Satria mebganggukan kepalanya. Yah, dia tau bahwa lelaki yang ada di hadapannya itu ada hubungan sepesial bersama adiknya, Aurel. Sudah beberapa hari ini Satria memang memergoki Aurel pulang bersama lelaki yang ada di depannya.
Hari ini dia sengaja mengajak Orion bertemu untuk mengatakan sesuatu yang penting.
"Bawa pergi jauh."
"Hah?" Orion mengerutkan keningnya bingung. Dia tidak faham apa yang di maksud oleh kakak dari kekasihnya itu.
Hembusan nafas keluar dari mulut satria. Memang ini berat baginya, tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Selain menyerahkan adiknya pada lelaki yang mengaku sebagai kekasihnya.
"Bawa Aurel jauh, dan bahagia kan dia."
Seolah sebuah lelucon, tawa keras keluar dari bibir milik Orion. Bagaimana mungkin seorang kakak menyerahkan adiknya untuk Orion bahagiakan? Mungkin bisa saja Orion membahagiakan Aurel karena itu memang kewajiban seorang kekasih bukan?
"Kenapa lo nyuruh gue untuk nge bahagiakan Aurel? Memangnya keluarga lo gak mampu untuk melakukan itu?"
Orion tersenyum miring saat melihat satria hanya diam saja, dia tidak tahu apa masalah yang terjadi pada kekasihnya. Tapi Orion yakin pasti masalah yang di hadapinya itu sangat berat.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORION
JugendliteraturDILARANG KERAS PLAGIAT✖️ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA✔️ Sesuatu yang di mulai dengan niat tidak baik pasti akan berakhir dengan tidak baik pula. Begitupun dengan hubungan Orion dan Aurel. Sebuah hubungan yang di mulai dari sebuah permainan antara...