Malam ini, di sebuah hotel bintang lima berpusat di kota jakarta telah di sulap sedemikian rupa dengan dekorasi yang indah sejauh mata memandang.
Dekorasi dengan di penuhi warna gold, serta lampu kerlap kerlip di atas langit - langit, membuat suasana terkesan mewah.
Tak lupa juga Meja tamu berwarna putih yang sudah di tata sedemikian rupa dan di atasnya terdapat beberapa hidangan yang sangat menggiurkan.
Terlihat banyak sekali tamu yang hadir malam ini. Diantaranya berupa kolega bisnis Danuarta Xendrick.
Para wartawan pun sudah siap dengan kameranya masing - masing untuk memotret momen yang tercipta di pesta anniversarry pernikahan Tuan Xendrick dan nyonya Xendrick.
Tamu yang sudah berdatangan itu mengucapkan selamat atas pernikahan mereka yang sudah mencapai angka dua puluh tahun. Tak lupa juga mereka merapalkan doa untuk pasangan yang sudah tidak muda lagi itu.
"Tante, selamat ya. Semoga pernikahannya semakin langgeng," ucap Regina saat kini gilirannya.
"Terimakasih, sayang. Malam ini kamu terlihat manis sekali," Rani mencolek dagu sahabat putranya itu.
Gadis dengan balutan biru muda dan rambut tergerai itu sedikit merona akibat pujian yang di lontarkan oleh Rani.
"Tan, boleh dong aku jadi menantu Tante," Setelah mengatakan itu Regina segera berlalu. Dirinya merasa malu, kenapa bisa - bisanya dia mengatakan itu pada Rani.
Sedangkan Desi yang mendapatkan bisikan seperti itu terkekeh, dia menggelengkan kepalanya. Ada - ada saja pikirnya.
"Kamu kenapa ketawa?" Tanya Danu saat istrinya tiba - tiba tertawa.
"Eh gapapa ko," Rani menormalkan kembali mimik wajahnya.
"Saya tidak menyangka, akhirnya setelah sekian lama kita bertemu kembali,"
Perhatian kedua orang itu,teralihkan pada seorang yang baru datang. Pria berjas silver dengan di dampingi seorang wanita yang memakai dress berwarna gold itu tersenyum sinis.
"Ah ternyata kau rupanya. Saya juga tidak menyangka, bahwa kau akan sudi datang ke pesta yang saya adakan," Danu berucap dengan sinis.
"Sebagai teman yang baik, tentu saja saya akan datang, bukan?" Ujar pria itu terkekeh.
"Kurang ajar!" Danu hendak maju untuk menghajar pria berwajah angkuh yang ada di depannya. Tapi Rani segera menahannya.
"Mas, udah gak usah di ladenin. Atau kamu akan malu sendiri," bisik Rani berusaha menenangkan suaminya.
Drama itu tidak pernah luput dari penglihatan wanita ber dress gold dengan bibir merah merona. "Saya ucapkan selamat ya, semoga pernikahan kalian langgeng."
"Ah, terimakasih, Des. Semoga pernikahan kamu dan Reno juga tetep langgeng," Rani tersenyum manis ke arah Reno dan Desi.
Semua orang menoleh saat sepasang kekasih memasuki ballroom hotel dengan mesranya. Para karyawan segera memotret dua orang itu. Mereka berfikir siapa gadis yang di samping putra sulung kekuraga Xendrick itu?
Aurel yang mendapat sorotan semenjak menginjakan kakinya di hotel itu pun merasa risih, karena di tatap sedemikian rupa oleh para tamu.
Orion yang mengerti kegundahan kekasihnya itu, dia merangkul pinggang Aurel dengan possesive, menunjukan pada semua orang bahwa Aurel itu kekasihnya, milik nya.
Aurel nampak anggun dengan dress hitam sebatas lutut, dengan bagian punggung yang terbuka. Makeup yang natural membuatnya terlihat cantik alami, tak lupa juga tatanan rambut yang simpel membuatnya terlihat elegant.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION
Teen FictionDILARANG KERAS PLAGIAT✖️ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA✔️ Sesuatu yang di mulai dengan niat tidak baik pasti akan berakhir dengan tidak baik pula. Begitupun dengan hubungan Orion dan Aurel. Sebuah hubungan yang di mulai dari sebuah permainan antara...