33

266 24 20
                                    

Hari Senin di jam ke tujuh kelas Aurel merupakan pelajaran olahraga. Banyak murid yang mengeluh malas untuk melakukan olahraga. Karena coba kalian bayangkan setelah tadi pagi kalian berjemur selama satu jam upacara, sekarang kalian harus berada di bawah terik matahari lagi selama dua jam.

Suara gaduh yang tadi nya mengeluh, kini berubah menjadi pekikan heboh seluruh kaum hawa ketika melihat kelas lain yang berseragam olahraga juga menuju ke lapangan.

Mereka semua terdiam, saat pak Wahyu yang merupakan guru olahraga mulai berbicara di depan. Ternyata olahraga mereka kali ini di gabung, karena pak Asep yang notabenenya guru olahraga kelas XII IPA 2 tidak bisa masuk karena sakit.

Tentu saja berita itu membuat pekikan heboh tercipta kembali, banyak pula dari mereka yang mulai merapikan penampilan untuk caper pada siswa XII IPA 2.

"Udah diam! Sekarang kita mulai pemanasan," intruksi pak Wahyu.

Kelas XII IPA 2 pun mulai berbaris bergabung dengan kelas Aurel. Mereka pun mulai berhitung saat pemanasan yang di pimpin oleh Atlas mulai berjalan.

Setelah pemanasan selesai, perwakilan dari kelas XII IPA 2 dan XII IPA 5 segera ke tempat penyimpanan olahraga untuk mengambil basket, karena materi hari ini memang basket.

"Kenapa harus basket coba? Udah tau gue gak bisa main basket!" gerutu Aurel dengan wajah cemberut.

"Udah lo tenang aja, kan ada kelas sebelah jadi lo bisa minta ajarin ke dia," ucap Belinda.

"Kelas sebelah siapa?" tanya Aurel menatap heran ke arah sahabatnya.

"Atlas," ujar Belinda, Tania, Larisa berbarengan. Setelah itu mereka saling tertawa dan bertos ria.

Aurel memutar bola matanya malas. " Ogah lah, entar kalau ketauan Orion lagi bisa berabe urusannya."

Mereka segera berkumpul kembali di tengah - tengah lapang saat pak Wahyu memberi instruksi.

"Baiklah, anak - anak, karena bapak ada urusan mendadak yang tidak bisa di tinggalkan jadi kalian belajar main basket mandiri. Jika ada yang belum bisa, bapak harap kalian bisa mengajari teman yang lainnya sampai bisa. Karena Minggu depan akan bapak tes," setelah mengatakan itu pak Wahyu segera meninggalkan lapangan.

Tentu saja setelah kepergian pak Yanto menciptakan suasana ricuh, karena ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk bisa saling berdekatan.

"Atlas, tolong ajarin gue dong. Gue kan, gak bisa main basket," ujar Rosa yang merupakan salah satu siswi centil dari kelas XII IPA5

"Cih! Keliatan banget sih tuh cewe capernya. Masa sang juara basket minta di ajarin main basket sih," cibir Tania yang sejak tadi memperhatikan interaksi Atlas dan Rosa.

"Udahlah gak usah ikut campur urusan orang lain," ujar Aurel.

Aurel mengipasi wajahnya yang terasa panas. Karena tidak terlalu tahan lagi untuk berada di bawah terik matahari dia melangkahkan kakinya ke pinggir lapangan di bawah pohon yang lumayan rindang.

Dirinya tersentak kaget, saat sesuatu yang dingin menempel di pipinya. Aurel mengalihkan pandangannya ke arah samping, dan terlihatlah Atlas yang sedang menyengir kuda sembari membawa air mineral berukuran 600 ml.

"Ternyata lo, gue kirain siapa," Aurel kembali mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, dia memperhatikan beberapa murid yang sedang bermain basket.

"Kenapa ko gak gabung sama yang lain?" tanya Atlas.

"Males, lagian pak Wahyu juga udah tau gue lemah dalam hal basket. Malah di kasih materi basket," Aurel mencak mencak tidak jelas.

"Ya maka dari itu, pak Wahyu ngasih materi basket tuh biar lo dan yang belum bisa nya belajar dulu. Bukan malah ngadem di bawah pohon."

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang