7

541 264 59
                                    

Atlas sedang berada di ruang OSIS, dia saat ini tengah mengerjakan propsal untuk acara tahunan yang akan di selenggarakan setiap satu tahun sekali, biasanya yang membuat proposal itu sekertaris, tapi di karenakan sekertaris sudah keluar jadi mau tidak mau dia yang mengerjakan.

Pintu ruangan yang terbuka membuat angin sejuk menerpa wajahnya, Atlas juga bisa melihat lalu lalang orang - orang yang melewati ruang OSIS.

Tangan yan di atas keyboard seketika berhenti, bibirnya menyungging ke atas saat melihat seorang gadis sedang berjalan. Atlas segera bangkit dari kursi dan mengejar langkah gadis itu.

"Lea," panggil Atlas pada seorang gadis berambut kelabang satu dan di sampirkan ke pundak kiri.

Aurel membalikan badannya ke belakang, dan ternyata ada Atlas yang sedang berdiri dengan senyum yang di hiasi oleh lesung di kedua pipinya, membuat senyum lelaki itu terkesan manis.

"Ada apa?" Aurel menaikan sebelah alisnya.

Atlas segera berlari dan menghampiri Aurel, hari ini gadis itu nampak sangat cantik. "Lo habis dari mana?"

"Oh ini gue habis dari kantin," kata Aurel seraya menunjukan se kotak susu yang berada di tangannya.

Atlas manggut mengerti, keduanya berjalan beriringan di koridor sekolah. Banyak murid yang mencibir Aurel, karena menurut mereka Aurel itu terlalu gampang dekat dengan lelaki.

So cantik banget sih tuh anak baru

Dasar ganjen

Semua cowok di embat terus sama dia

Tadi pagi bareng Orion sekarang bareng atlas

Keliatan banget dari tampang nya dia itu jalang

Masih banyak lagi, cibiran yang di tujukan untuk Aurel.

"Lo gak usah dengerin mereka ya, karena mereka tuh cuman bisa ngeliat seseorang dari luarnya doang."

"Tenang aja, gue udah biasa ko," ucap aurel tersenyum menanggapi, yang ternyata senyuman Aurel itu membuat jantung Atlas berdetak tidak normal.

"Lo hari ini cantik banget," puji Atlas.

"Ya kan gue cewek, masa gue ganteng sih," guyon Aurel.

"Tapi kecantikan lo itu beda, bidadari surga aja pasti iri karena lihat kecantikan lo."

"Apaansih," Aurel menundukan kepalanya saat di rasa pipinya kini terasa memanas.

Sedangkan Atlas yang melihat tingkah menggemaskan Aurel hanya bisa tersenyum dengan detak jantung yang tidak karuan.

"Tadi lo kenapa manggil gue?" Tanya Aurel berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya gue sampe lupa," Atlas menepuk keningnya keras.

Aurel menaikan sebelah alisnya saat melihat tingkah Atlas yang aneh. "Jadi gini, lo kan murid baru di sekolah ini, dan setiap murid harus mengikuti ekskul minimal satu, kalau emang lo gak minat sama semua eskul, lo bisa masuk OSIS."

"Tapi bukannya eskul itu gak di wajibkan ya?soalnya teman - teman gue juga gak ada yang ikut eskul."

Atlas berdehem. "Kebetulan saat ini posisi sekertaris lagi kosong, jadi gue pengen lo yang nge ganti in posisi itu."

Aurel mengernyit tidak suka, menurutnya OSIS itu terlalu sibuk, dan dia tidak menyukai hal menyibukkan itu yang akan menghabiskan waktunya,.

"Sorry, tapi gue gak terlalu minat untuk masuk OSIS, apalagi sebagai sekertaris."

"Lo bisa ko langsung jadi sekertaris tanpa daftar atau tanpa di seleksi dulu, karena gue udah percaya lo pasti bisa ngejalanin tugas itu."

"Atlas gue bener - bener gak bisa, lo bisa cari yang lain yang mungkin aja lebih berminat.

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang