Plakkk
Sebuah tamparan keras berhasil mendarat di pipi sana..
Ia tercengang dengan apa yg baru saja ia terima..
Sana memegang pipi nya yg kini memerah dan terasa perih..
"Appa..?" sana tak menyangka dengan perbuatan sang ayah yg telah tega menampar nya
"Kau benar benar tak mendengar ku? kau tak lihat sekarang jam berapa? kau benar benar seperti wanita yang tak berpendidikan.. apa yg sebenarnya kau lakukan diluaran sana? kenapa kau lagi lagi membantah perintah ku?" ucap jeongyeon penuh penekanan
Isakan mulai terdengar dari mulut sana..
"Minggu depan tzuyu dan orangtua nya akan datang melamar mu.. jadi turuti kata kata ku, berhenti berkeliaran seperti ini!"
Sana tentu tak menyangka bahwa perjodohan dirinya dan tzuyu benar benar akan dilakukan ayah nya..
Saat ia sudah bersikeras mengatakan tak bisa bersama tzuyu.. ungkapan hatinya benar benar tak berhasil melunturkan keputusan ayah nya..Dirasa percuma berbicara pun saat ini.. semua yg akan ia katakan tak akan merubah keadaan dan keputusan sang ayah..
Sana kembali membalikan badan, dan membuka pintu kamar kemudian masuk meninggalkan ayah nya begitu saja..
Ia melemparkan diri ke atas ranjang, ia menangis sejadi jadi nya..
Drrrrtt
Drrrtt
Ponsel sana bergetar tanda sebuah panggilan masuk..
Nama sang kekasih tertera pada layar ponsel nya
Panggilan masuk
Dahyun
__________Sana segera mengangkat panggilan tersebut..
"Yeobseo?"
"Oh kau sudah sampai rumah?"
"Ne.." isakan terdengar dari sana
"Kau menangis?" tanya dahyun di sebrang telfon
"Tidak.."
"Jangan berbohong, apa yang terjadi? bukan kah sekarang aku kekasih mu, dan kita sudah bicarakan ini sebelum nya untuk saling berbagi keluh kesah satu sama lain.."
"Appa mempercepat pertunangan ku dengan tzuyu.." sana kembali menangis mengingat kejadian yg baru ia alami, namun ia tak mengatakan bahwa ia menerima sebuah tamparan dari sang ayah pada dahyun
"Kau ingin aku melakukan apa? harusnya aku datang besok untuk bicara dengan orangtua mu?"
"Aku khawatir denganmu dahyun, aku rasa kita tak perlu melakukan itu.. kamu tidak mengetahui watak ayah ku.. dia sangat keras.."
"Kita belum mencoba nya sana.. tak perlu mengkhawatirkan aku, berhenti menangis.. kau sedari tadi sudah banyak menangis.."
"Aku hanya tak tau harus berbuat apa dahyun.. haruskah aku pergi dari rumah sekarang?" sana tiba tiba melontarkan sebuah keputusan untuk kabur saja dari rumah
"Apa maksudmu, jangan bertindak ceroboh seperti itu.. itu hanya akan memperkeruh suasana, percayalah padaku.. aku akan datang besok, aku janji.. aku akan berusaha bicara pada orangtua mu, setidaknya aku sudah mencoba walau nanti hasilnya tak seperti yang kita harapkan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..