Pagi kembali menyambut....
Meski dalam keadaan terpuruk.. sana berusaha untuk menguatkan dirinya, sebab kini ia harus menemui dahyun dan juga alea..
Sana tak ingin berpisah dengan keduanya, ia tak sanggup jika hal itu benar terjadi antara mereka..Dengan perasaan yang masih kacau atas kematian sang ayah, ia berusaha tegar saat ini.. ia harus segera menjemput sang buah hati serta meminta kejelasan dari kekasih nya atas surat yang ia terima beberapa hari yang lalu..
Dengan kecepatan tinggi sana mengemudikan mobil nya menuju rumah yang selama ini ia tempati bersama dahyun dan sang buah hati alea..
Hingga kini ia berhasil menepikan mobilnya disebuah halaman rumah yang terlihat sederhana namun mampu memberikan kebahagiaan padanya..
Dengan cepat sana turun dari mobil dan berlarian menuju pintu rumah..
Tanpa berniat mengetuk sana langsung memutar knop pintu.. namun pintu terkunci..
"Dahyun...? sayang ini aku, kau didalam...?" sana berteriak dan mulai menggedor pintu
"Sayang..? maaf aku baru datang sekarang, dahyun keluar lah.. bukalah pintu nya aku ingin bertemu alea.." teriak nya lagi
"Dahyun ku mohon.. maafkan aku, kau harus tau apa yang aku alami.. tolong buka pintu nya, aku sangat merindukan alea.. aku datang menjemput kalian.. sayang...?" sana masih terus berusaha berteriak dan memanggil
Tiba tiba.......
"Nona...? apa yang kau lakukan..? kenapa berteriak teriak..?" tanya seorang wanita paruh baya yaitu tetangga mereka, yang juga sempat bertemu jeongyeon beberapa hari yang lalu..
"Oh.. ini aku, sana.. aku tinggal dirumah ini, aku baru saja kembali.."
"Ah benarkah.. maaf aku jarang sekali melihat mu, apa yang kau cari dirumah mu sendiri... kalau begitu masuklah.." ucap si ibu
"Begini.. aku baru saja kembali, tapi mengapa rumah ini nampak sepi.. dimana dahyun?"
"Aaah si gadis putih itu..?"
"Nee.." jawab sana antusias
"Dia pergi 2 hari yang lalu, membawa tas yang cukup besar.. kurasa dia akan bepergian dalam waktu yang lama.."
"Mwo????"
"Oh wae? jika kau tinggal dengan nya, bukan kah seharusnya kau tau..?"
Sana tak menjawab.. ia terlihat cemas sekarang..
"Saat hari kepergian gadis itu, seorang pria paruh baya juga datang kemari.. dia melakukan hal yang sama seperti mu, berteriak mencari dahyun.. namun sayang nya gadis itu lebih dulu pergi.."
Sana mematung mencerna ucapan wanita tersebut..
"Seorang pria paruh baya mencari dahyun..?"
"Nee.. dia datang sendiri, kemudian berteriak teriak meminta bertemu dengan... ah.. aku lupa.. dia menyebutkan satu nama juga.." ucap si ibu sembari berpikir
"Alea???" tanya sana antusias
"Ah.. benar.. Alea.. dia berteriak meminta bertemu alea"
Tiba tiba saja air mata sana terjatuh.. ia sangat yakin bahwa orang yang dimaksud si ibu tersebut adalah ayah nya..
"Kurasa gadis itu memang pergi membawa nya.." ucap si ibu kemudian berlalu meninggalkan sana sendiri
Air mata sudah tak dapat dibendung nya, sana menangis didepan pintu rumah yang memberinya banyak kenangan selama ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..