Hari terus berganti.. waktu terus berlalu..
Sana melihat lihat isi ponsel lama nya yang selama ini ia tinggal..
namun ponsel itu kini telah kosong tak berisikan apapun, terutama nomor dahyun yang sudah tak berada disana..
mungkin sang ayah telah menghapus segala nya sejak ponsel itu ditinggal oleh nya..Sana yang saat ini nampak kacau, wajah pucat, rambut yang sudah tak beraturan.. serta makanan yang selalu tersedia untuk nya tak pernah ia sentuh..
Sang ibu yang setiap hari hanya menatap sedih keadaan sang putri.. bahkan kini ia tak tau harus melakukan apa untuk membuat sana kembali ceria dan kembali hidup normal seperti sediakala..
Tzuyu yang baru saja masuk kedalam rumah nayeon yang nampak sepi, karena kini rumah mewah tersebut hanya dihuni oleh nayeon dan sana tanpa asisten rumah tangga.. karena nayeon memberhentikan semua pekerja disana atas keinginan nya sendiri, ia ingin merawat rumah nya sendiri tanpa bantuan siapapun.. karena ia rasa sudah cukup selama ini hidupnya selalu tak tenang bersama sang putri, apalagi dengan keberadaan beberapa bodyguard yang bekerja untuk jeongyeon.. nayeon sudah tak ingin berurusan dengan mereka lagi, ia hanya ingin hidup tenang bersama sang anak, namun demikian semua nya tak seperti yang ia harapkan..
Sana mengalami depresi berat atas kejadian yang menimpa nya.. hingga membuat nayeon merasa terpuruk juga melihat keadaan sana, meski sesekali ia memanggil dokter.. mereka hanya memberi nya obat dan suntikan penenang karena setiap kali sana selalu berteriak teriak..
Tzuyu melihat sekeliling ruangan nampak sepi, namun samar samar terdengar suara seseorang sedang berada didapur..
Tzuyu pun menghampiri untuk melihat..
"Eommonim..? sedang apa..?" tanya tzuyu setelah mendapati nayeon yang berada disana
Nayeon menatap dingin tzuyu yang memang hampir setiap hari mengunjungi rumah nya dan selalu menemui sana..
"Menyiapkan bubur untuk sana" jawab nayeon
"Bagaimana hari ini..? apa dia masih kesulitan tidur dan tak mau makan..?" tanya tzuyu lagi
"Nee.. dia selalu berteriak memanggil nama anak nya dimalam hari, dan dia sulit untuk makan meski aku membujuknya.." jawab nayeon, meski ia sudah tak bersimpati pada tzuyu tapi ia masih menghargai nya
Nayeon pun terlihat sudah menyediakan bubur itu dimangkuk, dan siap untuk dibawa nya..
"Eommonim.. biar aku membawakan nya untuk sana, aku akan mencoba membujuknya agar mau makan.." tawar tzuyu
Nayeon yang sebenarnya merasa tak yakin tzuyu dapat berhasil membuat sana mau makan.. karena yang ia tau selama ini pun usaha tzuyu selalu sia sia saat berusaha membuat sana ceria kembali..
Tapi kemudian nayeon memberikan nampan berisi semangkuk bubur itu juga pada tzuyu.. serta beberapa butir obat dan air minum diletakan nya juga..
Tzuyu tersenyum pada nayeon, lalu melangkah membawa bubur tersebut menuju lantai dua dimana kamar sana berada..
Nayeon membiarkan tzuyu membawa nya, meski ia rasa pun itu takan berhasil.. itu sudah biasa, setelah itu tzuyu juga akan segera turun dan kembali menyerahkan nya pada nayeon.. nayeon telah menduga nya..
Tzuyu pun masuk kekamar sana, dilihat nya gadis itu kini tengah terduduk dilantai, sembari menatap layar ponsel nya yang sudah tergeletak dilantai.. sesekali sana tertawa sendiri..
Tzuyu merasa iba melihat keadaan gadis itu kini..
Tzuyu pun berjongkok dihadapan sana setelah menaruh bubur dan juga obat untuk gadis itu diatas nakas..
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..