Sana masih menautkan jemari nya dengan jemari dahyun..
Kedua nya kini sedang berada dihalte, tengah duduk menunggu bus datang untuk membawa mereka menuju tempat tinggal dahyun..
Dahyun terlihat merenung setelah kejadian yang baru saja ia alami..
"Sayang..?"
"......."
"dahyun..?"
"Ah, nee?" dahyun menjawab setelah dua kali sana menyadarkan lamunan nya
"Kenapa kau hanya diam? kau masih memikirkan hal tadi? kau pasti sangat terluka oleh ayahku.. maafkan aku membuatmu seperti ini.." ucap sana sendu
"Tidak, kau tidak bersalah.. aku hanya terkejut, ini pertama kalinya aku mengalami hal seperti ini.. yang harus nya meminta maaf adalah aku, aku yang sudah membuat mu pergi dari rumah dan membuat keadaan menjadi kacau seperti sekarang ini.."
Sana menggeleng..
"Tidak sayang, kau tidak bersalah.. ini pilihanku, justru aku sekarang takut kau akan merasa terbebani dengan keberadaanku disisi mu.." sana menunduk merasa tak enak"Sana.. jangan bicara seperti itu, aku sangat bahagia bisa bersama mu.. saat kamu sudah memilihku, itu artinya aku harus menjaga mu disisi ku, aku akan membahagiakan mu bagaimana pun caranya.. aku akan berusaha.. kau tak perlu memikirkan itu, aku memang tak memiliki apapun.. namun, aku bisa melakukan segalanya demi kamu" ucap dahyun penuh ketulusan
Sana tersenyum kembali menatap dahyun begitu dalam..
"Sekarang aku akan bertanggungjawab atas hidupmu.. aku tak akan merasa terbebani, aku akan berusaha semampuku.. terimakasih telah memilih bersama ku.." lanjutnya
"Terimakasih dahyun.. terimakasih banyak.." sana mengelus tangan dahyun yg masih menggenggam nya..
Dahyun dan sana saling tersenyum.. hingga bus yg mereka tunggu tunggu telah datang.. dan ini pengalaman pertama bagi sana menaiki kendaraan umum..
Dahyun tak melepaskan tautan tangan mereka, dahyun benar benar menjaga sana di sisi nya..
Kini kedua nya sudah berada didalam bus melanjutkan perjalanan menuju rumah sederhana dahyun..
Sana duduk berdua dengan dahyun, sana duduk paling dekat dengan jendela bus..
Sana memperhatikan jalanan dari jendela terbuka, ia menghirup angin malam dengan tenang setelah merasa telah terlepas dari tekanan nya selama ia berada dirumah..
sesekali sana melirik pada beberapa orang yang turun dan menaiki bus tersebut..Dahyun menyadari arah pandang sana yang terus melirik satu persatu penumpang didalam bus..
"Waeyo? kau merasa risih? mian.. seharusnya aku mengajakmu naik taksi saja" ucap dahyun
"Apa yang kau pikirkan sayang? aku tidak merasa risih sama sekali, hanya saja ini pengalaman pertamaku naik bus.. aku melihat banyak nya orang bergilir naik turun, aku rasa mereka semua telah bekerja keras hari ini.." sana menatap dahyun yg berada disebelahnya
"Dan kau juga, kau pasti lelah dengan hari ini.." lanjutnya"Aku tidak lelah sama sekali.." jawab dahyun
Sana diam sejenak, wajah dahyun tak bisa berbohong.. jelas wajah nya sangat sendu, ia pasti sangat lelah dan juga merasa tertekan apalagi saat mendapat perlakuan yang tak menyenangkan dari ayah nya..
"Kupikir kau takan datang.." lirih sana
Dahyun menatap sana, ia tau sana kecewa karna ia yang terlambat bahkan tak memberi kabar terlebih dahulu pada sana
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..