Pagi menyambut..
seorang gadis kini tengah sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk sang kekasih yang masih terlelap..Dahyun sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan semua nya, ia tak ingin sana melakukan aktivitas yang menurut dahyun itu sesuatu yang berat..
Apalagi sejak mereka melakukan proses bayi tabung kemarin membuat rasa cemas dahyun pada keadaan sana selalu merutuki dirinya..
Kini semua sudah siap.. sarapan sudah tertata di meja, bahkan dahyun sudah berpakaian rapi untuk kembali bekerja pada hari ini..
Waktu menunjukan pukul 07:40 kst
Dahyun harus segera berangkat bekerja.. karena sekarang jarak dari rumah baru nya dengan rumah sakit dan juga toko lumayan lebih jauh dibandingkan dengan jarak dari rumah yang sebelum nya..
Jadi sekarang ia harus pintar pintar mengatur waktu..Dahyun segera menuju kamar, dilihatnya sana masih terlelap..
sebenarnya dahyun tidak tega untuk membangunkan sana, namun mau tidak mau ia harus membangunkan nya..
karna jika tidak pamit terlebih dahulu, ia takut sana akan marah.. dan juga ia khawatir sana lupa akan larangan nya untuk tidak menyusul dirinya nanti saat bekerja.."Sayang..." dahyun mengusap kepala sana lembut
Namun sana sama sekali tak terusik
"Sana.. irronaa.." dahyun mencoba mengusap pipi sang kekasih berharap ia akan segera terbangun
Melihat sana yang sepertinya masih mengantuk, akhirnya dahyun berhenti mengganggu tidur nya..
mata nya beralih pada perut sang kekasih, tangan dahyun mengusap nya..
senyum tipis terukir diwajah dahyun.."Akankah seorang malaikat kecil tumbuh disini? apakah dia benar benar akan hadir dalam hidupku? Tuhan, jika keajaiban itu ada.. aku mohon hadirkan lah dia ditengah tengah kami, aku akan mencintai keduanya.. aku akan menjaga mereka berdua.. berilah kesempatan pada ku dan sana untuk menjadi orangtua baginya, aku berjanji akan membahagiakan dia dalam hidupnya.." (batin dahyun)
Saat sibuk dengan pikiran nya, tangan sana menyentuh tangan dahyun yang berada diatas perut sana..
Sontak dahyun menatap sang kekasih yang tiba tiba saja sudah membuka matanya..
"Sedang apa?" senyum simpul terukir diwajah sana
"Tidak ada.. aku membangunkan mu sedari tadi"
"Benarkah?"
"Heem.."
Sana menoleh pada jam yang berada diatas nakas..
"Kau sudah mau berangkat bekerja?" tanya sana sembari mendudukan diri
"Nee.."
"Ah, mian.. seharusnya aku bangun lebih awal.."
"Gwenchana.. seharusnya aku yang minta maaf karna membangunkan mu, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, aku harus segera berangkat.."
"Seharusnya aku yang menyiapkan semua untuk mu, kenapa kau yang melakukan nya.."
"Biarkan saja, aku senang melakukan nya.." ucap dahyun sembari merapi kan rambut sana yg tak beraturan
"Kemarilah.." ucap sana dengan gestur meminta dahyun memeluk nya..
Dahyun menurut, ia mengusap ngusap lembut punggung sana..
"Baik baik dirumah.. jangan lupa mengunci pintu, dan.. jangan coba coba menyusulku ditoko, jangan bepergian sendiri.. itu bahaya, kau mengerti.." ucap dahyun memperingati
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..