"Aku setuju.. kita akan memiliki bayi.." Ucap dahyun tanpa ragu
"Kau bersungguh sungguh?" tanya sana antusias
"Nee.." jawab dahyun dengan senyuman penuh keyakinan
"Gomawo dahyunaa.." sana dengan spontan memeluk dahyun, ia merasa senang saat dahyun menyutujui keinginan nya..
Meski ia sendiri yakin bahwa ini akan sulit, namun hal tersebut adalah keinginan nya sejak lama, jadi ia akan berusaha..
Sana memang sangat menyukai anak kecil, ia ingin memiliki dan menjaga nya..
ia akan dengan baik merawat anak nya jika ia benar benar telah memilikinya, sana berjanji pada dirinya sendiri takan pernah mengekang dia seperti yang dialami nya.. itulah kenapa dia akan memperlakukan anak itu spesial jika ia benar benar ada dan terlahir didunia ini.."Sayang.. lepas dulu.. aku sedang menyetir" ucap dahyun panik, karna sana memeluk nya begitu kencang
"Ah mian..mian.. aku terlalu senang, terimakasih banyak dahyun.." sana pun melepaskan pelukan nya, senyuman indah benar benar terpancar dari wajah nya
Dahyun tersenyum juga melihat tingkah sana
"Namun aku tidak ingin memberikan banyak harapan, ini mungkin akan sulit sayang.. tapi, aku akan tetap berusaha.. kita pasti bisa memilikinya" Ucap dahyun dengan tatapan tetap fokus pada jalanan
"Aku tau dahyun, aku sudah bersyukur kau mau mencoba nya.. setidaknya kita sudah berusaha.."
Dahyun tersenyum mendengarnya
"Jadii kamu yang akan mengandung?" tanya dahyun kemudian"Nee, aku yang akan mengandung, aku ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu seutuhnya.." jawab sana dengan senyum penuh harap
"Arasso.. kau ingin bayi laki laki atau perempuan?"
"Aku ingin bayi perempuan sayang.. aku ingin memiliki putri cantik yang mirip dengan kita berdua.."
"Nee.. kita berdoa saja, semoga tuhan mendengar doa dan harapan kita.." ucap dahyun lembut
Sana mengangguk dengan senyum bahagia nya
"Tapiii.." dahyun ragu untuk melanjutkan kalimat nya
"Wae?"
"Bukankah seharusnya kita menikah terlebih dahulu? namun apakah itu mungkin, kau tau sendiri bagaimana orangtua mu tidak menyukai ku.." Suara dahyun tiba tiba berubah menjadi sendu
Sana terdiam sesaat, benar juga.. ia melupakan hal tersebut..
"Dahyun.. bukankah pernikahan hanyalah sebuah simbol, pernikahan hanyalah sebuah status.. bahkan ada orang yang menikah, mereka bisa berpisah dan bercerai..
Kita tak perlu melakukan itu, aku ingin memiliki ikatan lebih kuat, aku ingin memiliki seorang anak bersama mu meski tanpa pernikahan..
aku ingin tetap bersama denganmu, hidup seperti ini sudah cukup bagiku..
jika kita mendatangi orangtua ku lagi, aku tak tau apa yang akan terjadi pada kita.. bisa jadi mereka memisahkan kita, bukankah kau sendiri sudah tau bagaimana kerasnya ayah ku?" sana mencoba memberi pengertianDahyun mengangguk pasrah
"Arasso.. aku mengerti" ia mengusap kepala sana lembut..
Sana kembali menggenggam sebelah tangan dahyun
"Aku sudah bertekad takan kembali menemui mereka jika mereka tidak bisa memberi kita restu, lebih baik seperti ini dahyun, aku lelah terus dikekang.. berjanjilah untuk tetap bersama denganku dahyun, berjanjilah untuk tidak meninggalkan ku.."
Akhirnya dahyun mengangguk mengerti
"Aku berjanji sana.."Kedua nya saling melempar senyum
Hingga beberapa menit kemudian dahyun sudah memarkirkan mobil milik chaeyoung yang ia kendarai, disebuah rumah yang masih terbilang sederhana namun itu terlihat lebih nyaman dan lebih bagus dari rumah sebelumnya yang harus menelusuri sebuah gang terlebih dahulu..
KAMU SEDANG MEMBACA
My little fairy (END)
FanfictionHanya karena kamu tidak bisa melihat rasa sakit seseorang, bukan berarti mereka tidak menderita..