Masih terjaga, sambil menatap potret manis Bhiru yang berpose bersama keponakannya saat mengunjungi USS di gawainya, Ranu masih mengingat jelas bagaimana ia mencium gadis itu tadi.
Saat ia memaksa menciumnya, gadis itu sempat memberontak dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan ke dadanya. Namun ia tak menyangka pada akhirnya gadis itu mulai menunjukan penerimaannya dengan memberinya akses lebih dan itu membuatnya bahagia.
Sangat bahagia hingga detik ini ia masih tersenyum memandang potret Bhiru.
Tetapi kemudian senyumnya pudar dengan cepat, ketika kebahagiaannya yang sesaat digantikan dengan fakta ia akan segera menikahi Kania dan sudah pasti ia akan melukai Bhiru.
Ketika ia terus terjaga hingga pukul empat pagi, tiba-tiba ia menerima sebuah panggilan telepon dari Yudhis suami Embun di Jakarta dan membuatnya seketika terguncang. Suami Embun tenyata menghubunginya untuk memberinya kabar buruk bahwa sepupunya itu kini dalam keadaan kritis di Rumah Sakit setelah mengalami kecelakaan lalu lintas yang sangat parah.
Bergegas keluar dari kamar dan mengetuk pintu kamar Bhiru dengan cukup keras, Ranu berusaha membangunkannya.
"Bhiru, tolong buka pintunya!"
Ketika pintu kamar Bhiru akhirnya dibuka, gadis yang raut wajahnya tampak kaget dengan ulahnya bertanya dengan nada sedikit kesal, "ada apa?" Gadis itu kesal karena ia sejak tadi belum bisa tidur dan bosnya malah mengganggunya dengan mengetuk pintu kamarnya.
"Kita harus kembali ke Jakarta sekarang juga," perintahnya sambil menerobos masuk ke dalam kamar tanpa bisa Bhiru cegah.
"Bukannya jadwal pesawat kita nanti siang, pak?" Bhiru bingung dengan sikap pak Ranu yang tampak gelisah dan kini sedang menepuk-nepuk pipi Archa dengan lembut untuk membangunkannya.
"Nggak bisa, harus sekarang." Ranu menegaskan.
"Kenapa?"
"Mama Archa sekarang dalam keadaan kritis di rumah sakit," ungkap Ranu dengan nada gelisah.
"Ya Tuhan..." Bhiru menutup mulutnya yang terperangah tak percaya dengan kedua telapak tangannya. "Ok, pak saya mengemasi semua barang sekarang juga." Bhiru lalu mengemasi semua barang miliknya dan barang milik Archa secepat mungkin.
Sementara Ranu dengan suara lembut masih berusaha membangunkan Archa, "Cha, bangun Cha...Kita harus pulang sekarang juga."
Kabar buruk mengenai Mama Archa yang tengah kritis seketika membuat Bhiru melupakan insiden ciuman semalam dan fokus dengan masalah yang baru saja hadir. Apalagi Bhiru sibuk menenangkan Archa yang terus menangis setelah mendengar keadaan Mamanya saat ini dari bibir Oomnya.
Kembali ke Jakarta dengan penerbangan paling pagi yang bisa mereka temukan, mereka bertiga langsung menuju ke Rumah Sakit di mana Embun, Mama Archa dirawat.
Namun malangnya ketika mereka sampai, Embun telah dinyatakan meninggal dunia lima belas menit sebelum mereka sampai.
"MAMAAA...!!!" Archa menangis histeris saat melihat Papanya tengah memeluk sambil menangisi tubuh Mamanya yang telah terbujur kaku di ruang ICU. Archa pun ikut memeluk jenazah Mamanya sambil meraung dengan keras.
Hanya bisa menonton pemandangan pilu itu dari kejauhan, Bhiru membekap bibirnya yang bergetar menahan tangis dengan kedua tangannya. Sementara pak Ranu tampak menenangkan Archa dengan menariknya ke dalam pelukannya. Namun Bhiru bisa melihat, pak Ranu pun memiliki kesedihan yang sama dengan Archa. Sehingga untuk yang pertama kalinya ia melihat pak Ranu yang selama ini terkenal dingin, meneteskan air matanya.
Bhiru tidak pernah menyangka jika kegembiraan mereka kemarin di Singapura pada akhirnya akan digantikan dengan kesedihan mendalam atas meninggalnya Embun, Mama Archa yang merupakan sepupu terdekat bosnya. Menurut penuturan Yudhis, istrinya itu mengalami kecelakaan tunggal di jalan TOL ketika menyetir mobilnya sendiri dalam perjalan pulang menuju kediamannya pada pukul sebelas malam. Tetapi karena diprediksi mengantuk, wanita itu mendadak kehilangan kendali akan mobilnya dan menabrak bagian belakang truk dengan sangat keras. Sehingga menyebabkan bagian depan mobilnya ringsek dan membuat Embun mengalami cidera yang hebat pada bagian kepala dan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WITH [ OUT ] LOGIC
Romance"Ta-pi saya sedang sakit, Pak. Uhuk...uhukk..." Bhiru melengkapi sandiwaranya dengan berpura-pura batuk dan berharap pak Ranu akan iba lalu percaya bahwa ia benar-benar sedang sakit dan butuh pengertiannya. "Saya dengar dari Kumala kamu cuma kena fl...