Menyentuh bahu Bhiru, Vita tiba-tiba mengamati outfit yang dikenakan Bhiru dengan tatapan geli. Bhiru hampir mengira kalau Vita akan mencurigainya.
"Apalagi kebetulan banget outfit kamu sama pak Ranu senada. Kalian berdua bakalan dikira couple ," cetus Vita dibalas cengiran oleh Bhiru.
"Tahu sendiri kan kalau lensa kamera netizen sekarang nggak jauh beda sama paparazi. Siapa pun yang ada di dekat pak Ranu pasti kena getahnya." Temannya yang lain ikut menimpalinya.
"Kamu mesti hati-hati, Bhi biar nggak kena getahnya."
Bhiru tertawa kecil menanggapi peringatan Vita dan temannya.
"Resiko jadi sekretarisnya ya, Bhi," tambah Vita. "Ikut was-was juga nggak sih? Hahaha..."
"Tapi mata memang nggak bisa bohong ya, Bhi. Pake batik gitu aja gantengnya pak Ranu malah makin paripurna..." tiba-tiba pembahasan mulai sedikit bergeser.
"Sayangnya redflag..."
"Tapi ganteng banget. Gimana dong? Kalo jadi suami, bakal aku maafin deh semua kelakuan minusnya."
"Aaaah...kalo halu jangan ketinggian ya, beb."
"Lah kenapa nggak boleh ketinggian?"
"Takutnya kalo nggak jatuh ya kamu bakalan nyangkut di atas sana."
"Bisa-bisanya nyangkut. Emangnya layangan putus?"
"Hahaha...."
"Sekelas Kania Dewi aja ditinggalkan...Jadi penasaran nggak sih? Perempuan seperti apa yang bisa memenangkan hatinya?"
"Yang jelas bukan kayak kita, pernah dilirik aja engga...Kalau pas nyapa kebetulan dibalas aja kita udah jerit-jerit kegirangan."
Hahaha...Dalam hati Bhiru bersorak. Perempuan yang sedang kalian bicarakan itu sebenarnya aku!
"Makanya kami sebenarnya sedikit jelous sama kamu, Bhi."
Bhiru tertawa masam.
"Tapi melihat kamu tiap hari di kantor kayak tertekan gitu, sedikit banyak aku bersyukur nggak berada di posisi kamu deh."
Waduh. Bhiru lagi-lagi cuma bisa meringis lebar untuk menanggapinya.
"Seberat itu jadi kamu ya Bhi? Kayak tekanan batin gitu meladeni pak Ranu yang katanya suka semaunya sendiri."
Oh nooooo! Pak Ranu tidak seperti yang kalian katakan dari tadi. Andai kalian tahu betapa manisnya pak Ranu, kalian bakal cemburu setengah mati.
"Ngomong-omong nih, kamu kan yang paling sering berada di dekat pak Ranu, kamu bisa kasih bocoran nggak soal siapa perempuan yang belakangan sering pak Ranu temui." Vita tiba-tiba menanyakan hal itu dan tampak penasaran seperti teman-temannya yang lain.
"Katanya wanita yang masih bersuami, kan?"
"Pak Ranu ternyata pebinor dong!"
"Astaga, jahat ya. Benar-benar redflag!"
"Tapi tetap saja mempesona..."
Terus menerus tertawa masam menanggapi obrolan Vita dan teman-temannya yang lama-lama makin kemana-mana, Bhiru jadi ingin segera memisahkan diri dari geng rumpi paling berbahaya di kantor ini.
Andai saja mereka tahu kalau pacar pak Ranu yang sekarang adalah dirinya. Bhiru yakin, wajah mereka bakal semerah pantat baboon karena saking murkanya setelah mengetahui bahwa lelaki idola mereka secara nyata akan segera menjadi miliknya.
Melemparkan pandangan lagi ke arah pak Ranu, Bhiru melihat kekasihnya itu memberikan isyarat dengan sorot matanya agar mengikutinya.
"By the way, aku belum mengucapkan selamat pada kedua mempelai." Bhiru bergegas mengejar Jono yang duluan menuju ke area pelaminan bersama dengan pak Ranu yang sudah lebih dulu melangkah menuju area pelaminan. Lega rasanya bisa melepaskan diri dari Vita dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WITH [ OUT ] LOGIC
Romance"Ta-pi saya sedang sakit, Pak. Uhuk...uhukk..." Bhiru melengkapi sandiwaranya dengan berpura-pura batuk dan berharap pak Ranu akan iba lalu percaya bahwa ia benar-benar sedang sakit dan butuh pengertiannya. "Saya dengar dari Kumala kamu cuma kena fl...