Bertemu Pandu Lagi

6.5K 921 47
                                    

Satu jam kemudian, Bhiru terbangun dengan leher pegal dan langsung kaget begitu melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.

"Busyet! Aku kebablasan!" Bhiru bergegas mencuci piring, gelas susunya sekaligus cangkir bekas teh yang ia temukan telah ada di depan wajahnya ketika terbangun tadi.

Menuju kubikelnya dengan tergopoh-gopoh, ia sempat melihat pak Ranu yang tampak tenang di dalam ruangannya. 

Apakah bosnya itu tidak mencarinya apalagi membutuhkannya saat ia menghilang untuk sementara waktu? Bhiru kembali duduk di kubikelnya dan mulai bekerja setenang mungkin. Meski sesekali matanya mengawasi gerak-gerik bosnya.

Tetapi Kumala tiba-tiba mengirim pesan ke gawainya.

Kumala: Tadi pak Ranu nyariin kamu, Bhi.

Hah? Bhiru jadi was-was setelah membacanya.

Bhiru membalas sambil menatap Kumala yang tengah menatapnya dari kubikelnya dengan serius.

Bhiru:  Haduh. Lalu gimana? Pak Ranu tahu nggak ya aku tadi lagi molor di pantry?

Kumala: Jadi kamu dari tadi ada di pantry? Kirain ngumpet di mana...

Bhiru: Iya, aku ngantuk banget tadi.

Kumala: Nggak usah khawatir. Pak Ranu kayaknya sudah tahu kamu tidur di pantry, karena tadi aku sempat lihat dia keluar dari pantry dan dia nggak berkomentar apa pun soal kamu.

Jawaban Kumala yang berusaha menenangkannya tetap saja membuat Bhiru gelisah lalu kembali mengamati pak Ranu yang tampak belum mengubah posisi duduk dan posisi wajahnya.

Bhiru: Tetap saja aku takut, jangan-jangan abis ini aku kena tegur.

Kumala: Hahaha, ngapain takut? Kayak nggak biasanya aja kena tegur. Kamu seharusnya sudah kebal dong.

Bhiru: Astaga kamu pikir aku sekebal itu? Nggak Kum. Aku kalo abis ketemu beliau tuh sebenarnya suka jadi meriang nggak jelas.

Bhiru lalu mengakhiri chat dengan Kumala dan kembali memperhatikan bosnya diam-diam sembari mulai mengerjakan pekerjaan rutinnya. Jangan sampai setelah ini pak Ranu melihatnya sedang berleha-leha lalu menjadikannya bahan persiteruan baru yang akan membuat  rencananya pergi dinner dengan Pandu akan terancam batal.

Bhiru paham betul jika pak Ranu sedang cari gara-gara, biasanya akan menyiksa stafnya dengan kerja lembur bagai kuda. Maka dari itu ia harus menyelesaikan semua pekerjaan hari ini dengan baik. 

Bhiru kembali mencuri pandang ke arah bosnya. Ketika mata mereka saling bertemu, Bhiru mendadak tiarap bersembunyi di balik dinding kubikelnya sambil mengusap dadanya.

"Duh gusti...hampir saja ketahuan."

Hingga waktu yang ditunggu oleh Bhiru tiba dan pak Ranu tidak kunjung menegurnya karena ulahnya sempat tertidur di jam kerja. Pak Ranu sepertinya tidak berani mengusiknya karena bosnya itu masih punya hutang maaf darinya. 

Pukul setengah tujuh malam ia melihat pak Ranu bersiap pulang lebih cepat dari biasanya. Membuat senyum bahagia Bhiru mengembang begitu lebar. Itu berarti rencananya pergi dinner malam ini dengan Pandu bakal semulus jalan tol.

"Pulang cepat, pak?" Kumala bahkan sempat menyapa pak Ranu saat melintas di depan kubikelnya. Sedangkan Bhiru yang masih melancarkan aksi mengambeknya pada pak Ranu, pura-pura tidak melihat apalagi menyapa.

"Iya, saya ada acara." Pak Ranu menjawab santai sambil meninggalkan ruangan.

Setelah pak Ranu pergi barulah Bhiru berselebrasi dengan riang, "Yes! Yes! Yes!" dan Kumala tidak heran karenanya. Jika pak Ranu pulang malam, Bhiru juga mau tidak mau harus mengikutinya. Jadi wajar saja jika pak Ranu pulang cepat, Bhiru begitu bahagia.

LOVE WITH [ OUT ] LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang