Kejutan Di Pagi Hari

6.8K 903 34
                                    

Beberapa hari kemudian. Ketika Bhiru kembali bekerja setelah cuti sakit seminggunya.

"Kamu jangan naik kendaraan umum." Suara pak Ranu di telepon terdengar otoriter di telinga Bhiru yang tengah menggigit sepotong roti tawar sambil mengenakan sepatunya.

"Lantas saya naik apa dong pak? Bapak mau jemput saya?" Meski kesal dengan sikap pak Ranu, Bhiru diam-diam berharap.

"Mira yang akan jemput kamu."

"Mira?" Terkejut, Bhiru menyebut nama itu. "Siapa Mira?"

"Nanti kamu juga tahu." Ranu sengaja membuat Bhiru penasaran. "Tadi dia bilang sudah sampai di parkiran apartemen kamu."

"Ok. Bapak pagi-pagi begini sudah bikin kejutan aja." Bhiru penasaran dengan wanita bernama Mira yang telah diutus pak Ranu untuk menjemput dan mengantarnya ke kantor.

"Siapa lagi itu Mira?" Mengantongi gawainya di saku blazernya, Bhiru berjalan menuju pintu keluar gedung apartemen dan akhirnya ia pun berjumpa dengan seorang wanita paruh baya bertubuh tinggi besar yang telah menunggunya di depan pintu keluar gedung apartemen. Wanita dengan rambut hitam keriting sebahu yang penampilannya jauh dari kata feminim itu tersenyum lebar menyambutnya.

Bhiru langsung menerka wanita ramah itu pasti adalah Mira, karena wanita itu langsung menghampirinya sambil bertanya, "non Bhiru?"

"Iya? Kok tahu?" sahut Bhiru balik bertanya bermaksud menguji. "Mbak Mira ya?"

"Iya, Non, saya tahu. Ternyata Non Bhiru jauh lebih cantik dari pada yang saya lihat di foto deh." Mira sempat-sempatnya melayangkan pujian sambil memperlihatkan foto Bhiru yang dikirim Ranu padanya di layar gawai. 

Melihat sebuah foto candid di layar gawai Mira yang memperlihatkan sosok dirinya yang mulutnya tengah menguap lebar di kubikelnya membuat Bhiru tersentak kaget. Bhiru bahkan nyaris tak bisa mempercayainya. Pak Ranu ternyata pernah diam-diam mengambil fotonya! Sialnya di saat wajah Bhiru sedang jelek-jeleknya dengan mulut menguap lebar, hingga seekor nyamuk yang kebetulan terbang melintas di depannya bisa saja terhisap masuk ke dalamnya.

Yang jelas, sepertinya pak Ranu memang telah memperhatikannya sejak lama. Tapi sejak kapan? Mengingat di awal perjumpaan mereka dahulu, ia tidak memberi kesan yang bagus pada bosnya itu. Hingga sekarang, Bhiru masih penasaran mengapa pak Ranu bisa menyukainya yang tidak ada bagus-bagusnya? Di kala banyak wanita sempurna seperti Kania yang terang-terangan mengaguminya.

"O iya, Non. Mulai hari ini saya yang akan mengantar non Bhiru ke kantor dan kemana saja, setiap hari." Wanita bernama Mira itu lalu mengulurkan tangan kanannya, menyalami sambil menerangkan tugasnya pada Bhiru yang masih saja tak habis pikir memikirkan kejutan foto candid barusan.

Dua kejutan yang pak Ranu berikan sepagi ini akhirnya membuat Bhiru mulai berpikir, "Pak Ranu sepertinya mulai kumat menyebalkan deh..."

"Silahkan, Non." Mira lalu mengarahkan Bhiru berjalan menuju SUV berwarna hitam yang terparkir tidak jauh di depan mereka.

Ketika Mira membukakan pintu belakang mobil, Bhiru menggeleng pelan. Ia tidak biasa diperlakukan seperti ini. Menurutnya Mira terlalu berlebihan.

"Saya duduk di depan saja, Mbak," pinta Bhiru membuat Mira terheran-heran sambil membuka pintu depan mobil lalu duduk dengan santai.

"Tapi Non..." Mira tampak bimbang dengan keputusan Bhiru.

"Saya nggak suka duduk di belakang sendirian, mbak." Bhiru tersenyum lebar sambil menutup pintu dan mengenakan sabuk pengamannya, teringat ulahnya dahulu saat pertama kali menumpang mobil yang dikendarai oleh pak Ranu dan membuat lelaki itu kesal karena ia malah memilih duduk di kursi belakang. Membuat pak Ranu terlihat seperti seorang sopir taksi online saja.

LOVE WITH [ OUT ] LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang