Rencana Ranu

1.9K 251 17
                                    

Setelah mengantarkan cupcake untuk Acha yang tampak begitu gembira menerima hadiah manis dari tante Mia, Ranu mengantarkan Bhiru pulang ke apartemennya.

Namun setelah berpamitan dengan Acha, di dalam mobil Bhiru kembali murung dan berkali-kali menatap layar gawainya sambil berkali-kali menghela nafas kesal. Bahkan berkali-kali tidak fokus menanggapi setiap obrolan yang Ranu lontarkan.

"Kenapa dari tadi tarik nafas?" Ranu bertanya sambil tangan kiri mengusap puncak kepala Bhiru yang sontak menatapnya dengan tatapan sedikit frustasi.

"Namanya juga manusia, Mas. Supaya hidup mesti tarik nafas, kalo nggak tarik nafas namanya udah jadi jenazah, Mas." Bhiru menimpali dengan nada kurang bersemangat namun terdengar menggelitik bagi Ranu.

"Tapi irama nafas kamu beda lho dari tadi aku dengerin."

"Masa? Emang kayak gimana irama nafasku?"

"Dari tadi aku dengerin, irama nafas kamu tadi kayak orang lagi mikirin cicilan nggak kelar-kelar. Kamu suka gitu juga, kan?" tukas Ranu sembari tertawa kecil mencoba bercanda tapi malah Bhiru balas dengan cubitan gemas ke pinggangnya dan ia hanya bisa menggeliat pasrah menahan kesakitan.

"Sakit, Sayaaang." Ranu menangkap tangan Bhiru lalu terus menggenggamnya. Ranu cukup piawai mengemudi dengan satu tangan kanannya.

"Siapa suruh godain orang yang lagi bad mood."

"Kenapa mendadak bad mood? Cerita dong. Aku bukan paranormal yang bisa lihat isi kepala kamu." Ranu mengusap-usap kepala Bhiru dengan gemas.

"Mas kok masih bisa sesantai ini ya?" Bhiru melayangkan tatapan kesal. Ia benar-benar gemas dengan sikap diamnya Ranu dalam menanggapi segala rumor buruk tentangnya.

"Maksud kamu?"

"Udah berbulan-bulan jadi cibiran orang satu negara, Mas nggak pernah kepikiran buat klarifikasi di media sosial gitu? Buat membersihkan nama Mas..."

"Buat apa? Meski hanya kamu seorang yang tahu fakta sebenarnya, aku sudah merasa cukup."

"Tapi aku merasa Mas harus klarifikasi deh. Lama-lama aku jadi gemes tau!"

"Kenapa?"

"Aku nggak suka. Kesannya Mas kayak sedang mengorbankan diri cuma buat menjaga nama baik Kania yang sudah menghancurkan nama baik Mas," tukas Bhiru kesal tapi Ranu malah tertawa menanggapinya.

"Jangan-jangan?"

"Jangan-jangan apa?"

"Mas sebenernya masih ada rasa ya sama Kania?" tukas Bhiru lagi kali ini bibirnya sampai mengerucut saking kesalnya. Mengapa Ranu selalu saja mengambil sikap diam setiap kali mantan calon istrinya itu kumat tantrum lalu kembali menyebar rumor baru lagi di media sosial.

Asumsi Bhiru tidak keliru. Ia memang seolah-olah tampak sedang berusaha melindungi nama baik wanita sialan itu. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah karena ia dan Kania telah memiliki kesepakatan tak tertulis tanpa Bhiru ketahui. Kesepakatan itu adalah selama Kania tidak mengusik masa lalunya, maka ia tidak akan mempermasalahkan nama baiknya menjadi buruk di depan orang-orang.

Namun apabila suatu saat Kania berani mengusik masa lalunya, maka tidak akan ada ampun lagi bagi wanita itu.

"Aku hanya nggak ingin buang-buang energi untuk klarifikasi sana-sini. Fokus dengan rencana kita berdua jauh lebih penting." Ranu menjawab dengan tenang namun tidak bisa menawarkan rasa penasaran Bhiru. "Kalau dampaknya sudah keterlaluan, Mas akan klarifikasi," tambahnya lagi tanpa beban dan membuat bola Bhiru sontak terbelalak.

"Segini parah dampaknya, Mas merasa belum keterlaluan? Mas sabar banget ya jadi orang?" Bhiru berdecak kagum sekaligus prihatin. Sebenarnya terbuat dari apa sih hati lelaki ini? Ibaratnya, kehidupan lelaki ini sudah dibanting begitu keras hingga hancur, masih diinjak-injak pula tapi lelaki ini masih saja sanggup menahan diri dengan kesabarannya.

LOVE WITH [ OUT ] LOGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang