[Pembunuh atau Penyelamat]____________________
Seorang gadis berlari melewati pepohonan, hujan turun lebih deras. Suara gemuruh petir terdengar jelas.
Robot berwarna biru mengejarnya.
anna hanya bisa berlari tanpa henti menuju penginapan madam ling.Luka mulai muncul dikakinya, ia tidak menggunakan alas kaki.
Gesekan ranting membuat goresan dilengannya.Anna lega karena sampai dipenginapan itu. Masuk kelobi depan. Tidak ada orang yang berjaga di resepsionis.
Anna berlari menuju lobi yang lebih dalam berusaha mencari seseorang.
saat membuka pintu lobi bagian dalam ia terkejut bukan main.Banyak tubuh pengawal yang berserakan, jas hitam mereka mulai memperlihatkan bekas darah, pistol berserakan dilantai.
'apa yang terjadi..' pikir anna.
tubuhnya mulai bergetar.Anna menaiki tangga yang tidak banyak menuju ruang yang biasa madam ling gunakan. Ia segera membuka pintu itu tanpa ragu.
Anna melihat madam ling bersamaan dengan suara tembakan yang direndam.
Anna mematung ditempat. Ia baru saja menyaksikan pembunuhan madam ling.
Pria yang membunuhnya menoleh membuat gadis itu tidak sanggup berdiri lagi.
Pria itu bertubuh besar, memakai penutup wajah dan tangan kirinya terbuat dari titanium.
Pria itu berjalan mendekati anna tanpa suara. Jantung anna seperti ingin copot seketika.
Pria itu mengangkat pistol mengarahkannya tepat dikepala sang gadis.
Belum sempat menembak, robot itu muncul mencoba meraih anna.
Pria bertangan besi itu pun menyerang robot itu.Pertarungan itu sangat brutal.
Pria itu berhasil mendorong robot itu kelantai bawah dan segera melompat diatas robot itu hingga robot itu tidak bisa bangun dari tempatnya.Anna menyaksikan semuanya dengan jelas. Pria itupun mengambil pistolnya dan menembak beberapa kali hingga tidak ada satupun pergerakan dari robot tersebut.
Pria itu kembali ke anna berjalan mendekat dengan pelan.
Anna hanya bisa menyeret tubuhnya kebelakang, kakinya tidak punya tenaga untuk bangkit dan berlari.Jarak diantara mereka hanya menyisakan beberapa meter.
"terminator.." suara anna terdengar bergetar.Pria itu mengerutkan alisnya.
"k kalau mau bunuh cepatlah.. aku ga tau mama sama papa selamat atau tidak.. taa pi aku berharap mereka selamat.." ujar anna ia mulai menangis."aku tidak mau lari lagi.. kalau kau tidak tembak sekarang.. aku akan melawan.."
Dengan sekuat tenaga ia mulai berdiri dan mengambil pistol didekatnya mengarahkannya ke pria didepannya.
"cepatt tembak.. kita lihat siapa yang lebih cepat mati"
Pria itu tau kalau ia bisa menghindar dengan cepat dan menembak gadis didepannya tapi ada keraguan dalam dirinya.
Dia tidak pernah seperti ini dan tidak pernah melihat reaksi ini.
Biasanya saksi mata yang ia bunuh hanya memohon dan berjanji tidak akan memberi tau siapapun.
"cepat tembak.. satu.." tangannya bergetar tetapi matanya menatap tajam pria itu.
"duaa.."
Pria itu makin dibuat bingung. siapa orang yang ingin menembak atau membunuh dengan hitungan.
Dia bisa dengan mudah menghindar jika gadis itu memberi tau dengan pasti kapan ia menembak.
"tii ga.." suara tembakan terdengar.
Darah mengalir tapi bukan milik si pria melainkan darah sang gadis.
Anna menjatuhkan pistolnya dan memegang bahunya yang baru saja ditembak.
"asshole.. it's hurt a lot.." sahut anna meringis.
Pria itu pun mendekat dan menggendong gadis itu seperti membawa karung beras.
"turunkan akuu.. dasar terminator.."
pria itu tidak mengerti maksud gadis itu.Anna terus memberontak tetapi pria itu terus berjalan menghiraukan anna.
"kau mau membawaku kemana??" tanya anna sedikit berteriak.
Tidak ada jawaban dari pria itu.
Kepala anna mulai pusing, darah yang keluar dari bahunya membuatnya seluruh bahannya sakit.Anna mulai berhenti memberontak.
"kau ingin aku kehabisan darah dan mati perlahan.. kenapa tidak tembak dikepala saja.. kau kejam terminator"Mendengar itu, pria itu berhenti dan menurunkan anna. Ia merobek piama anna dan mengikatnya di luka tembak tersebut untuk menghentikan pendarahan.
"good.. kau mengentikan pembunuhan berencana ini.. aku akan melapor polisi kalau kau tidak membunuhku.. lihat saja" ancam anna.
Pria itu menggendong kembali anna tapi bukan seperti sebelumnya, ia mengendong anna ala bridal style.
Mereka sampai dipinggir jalan dan pria itu menurunkan anna.
"apa lagi ini.. kau ingin memalsukan pembunuhan dengan kecelakaan mobil?"
Anna memang masih 13 tahun tapi ia sangat mengerti semua hal yang baru saja terjadi.
Pria itu menunjuk kebelakang anna dan anna mengikuti kemana arah jari pria itu mengarah.
"rumah sakit??" ia kebingungan dan menatap heran pria didepannya itu.
Pria itu tidak menjawab apapun dan berjalan berlawanan arah dengan rumah sakit.
Anna pun berjalan menuju rumah sakit saat ia menoleh kebelakang pria lengan besi itu sudah tidak terlihat.
••••
"kalian berdua saling mengenal??" tanya steve.
"iyaa.. dia menyelamatkan ku dari pembunuh keluargaku" jawab anna.
Mereka sedang duduk di ruangan dengan meja yang terasa seperti ruang rapat.
"winter soilder?? buck kau mengingatnya??" tanya steve.
Bucky yang ditanya pun mencoba mengingatnya, tapi yang ia ingat adalah kejadian dimana mereka saling mengarahkan pistol.
Bucky ingat dengan jelas tatapan mata hitam milik anna.
"akuu.. tidak yakin" ujar bucky ragu.
"kau tidak ingat?? aku masuk saat kau membunuh madam ling dan saat robot itu hendak menyerangku kau membunuhnya" gadis itu menjelaskan.
Ruangan menjadi sunyi. Tiga pria itu mencoba mencerna penjelasan anna yang terdengar tidak masuk akal.
"okey.. yang tadi itu terdengar terlalu heroik.. yah dia mencoba membunuhku juga"
Steve dan t'challa mengangguk mengerti mendengar kalimat terakhir yang diucapkan anna.
"jadi.. kenapa kalian membutuhkan ku?" tanya anna mencoba mengalihkan topik.
____________________
jadi anna harus bantu apa nih guys~
penasaran ga kalian 😏jangan lupa ya votenyaa~
komen dan share~sampai jumpa minggu depan 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Love || Bucky Barnes
Hayran Kurgu[disclaimer] semua charakter yang ada milik marvel kecuali anna yang terinspirasi dari komik marvel Anna adalah seorang jenius. ia diminta bantuan untuk menyembuhkan seorang winter soilder. dan ternyata anna mengenal sang winter soilder saat ia rema...