"Kai mau ngomong boleh?" Naya mendekati tempat duduk Kaizen, ia bertanya dengan cemas "Kaizen kenapa?" Tanya Naya lembut namun, Kaizen tetap pada kegiatannya bermain game online.
"Kaizen marah sama Naya?" Naya masih tetap bertanya "kembali ke tempat duduk Lo!" Ujar kaizen tegas membuat Naya sedikit tersentak "maaf" ucap Naya menunduk dan kembali ketempat duduknya.
Shaka yang baru saja memasuki kelas melihat itu geram dengan Kaizen yang berani-beraninya berbicara seperti itu kepada Naya.
"Bisa lembutan dikit gak kalo ngomong sama cewek!" Kesal Shaka sambil mencengkram krah baju kaizen erat. Kaizen menatap Shaka dengan wajah santai namun terlihat kekesalan di sana.
"Make your own sandwich" Kaizen berbicara lantang dan menepis tangan Shaka dari kerah bajunya "Shaka udah ih." Naya mencoba menenangkan Shaka agar tidak memukul Kaizen.
"Nay dia udah secara gak langsung ngebentak Lo, gue gak suka." Ujar Shaka masih dengan menatap Kaizen tajam "cih" Kaizen berdecih dan pergi keluar kelas.
Naya yang melihat Kaizen meninggalkan kelas menghembuskan nafas perlahan "Shaka udah ya" ujar Naya lembut mengelus lengan lelaki itu agar tenang.
"Maaf" ujar Shaka menunduk, melihat itu Naya menggeleng pelan seraya mengangkat wajah Shaka "Shaka gak salah, makasih" ucap Naya tersenyum manis.
"Mau kemana?" Shaka bertanya kala melihat Naya melangkahkan kakinya ingin keluar kelas "nyari Kaizen" jawabnya.
"Kalo dia kasar ataupun ngegas ke Lo lagi bilang gue" nasehat Shaka membuat Naya mengangguk dan melanjutkan langkah nya keluar kelas mencari keberadaan Kaizen.
"Nanti kalo guru masuk kompak aja bilang Naya di UKS tadi pingsan dan di gendong sama Kaizen trus Kaizen juga yang jagain. Bilang gitu oke" ujar Shaka kepada teman sekelasnya.
Mereka yang mendengar perintah dari sang ketua kelas pun mengangguk "oghey pak ketu" jawab semua kompak seraya mengangkat tangan dengan membentuk huruf O.
______________________________________
"Kai Lo di mana sih?" Monolog Naya yang masih setia mengarahkan pandangan ke penjuru sekolah "jangan buat gue khawatir" lanjutnya menggigit kuku cemas.
Seraya mencari, ia juga terus menelpon lelaki tersebut namun, nomor Kaizen tidak aktif "Lo marah ya sama gue?" monolognya melihat ke arah ponsel.
Ponsel Naya berdering menandakan pesan masuk, langsung saja ia melihat dan ternyata Alia.
Tanpa membuka dan membalas pesan dari Alia, Naya pun bergegas menuju rooftop "semoga aja Alia benar Lo di rooftop sekarang Kai."
Sesampainya di rooftop Naya langsung mengedarkan pandangannya, ia menyipitkan sebelah matanya untuk memperjelas.
"Kaizen" gumamnya pelan dan berjalan pelan untuk menghampiri lelaki yang sedang asik duduk di bangku dengan kepala bersandar pada kepala bangku.
Naya tiba-tiba berhenti "kenapa Alia seolah-olah tahu banget soal kaizen? Bahkan ia bisa nebak kaizen ada di sini?" tanyanya kepada diri sendiri dengan bingung.
Naya lupa jika keduanya berteman sedari bayi dan jelas hal itu membuat Alia paham betul tentang Kaizen.
"Auk ah penting gue harus bicara sama Kai" ujarnya dengan senyum merekah dan melanjutkan langkah kakinya menuju Kaizen.
"Ngapain?" Tanya Kaizen tanpa melihat Naya "emm. Naya boleh duduk dulu Kai?" Naya balik bertanya.
"Yempat umum" jawab Kaizen acuh, mendengar itu Naya tersenyum kecut dan duduk di samping lelaki tersebut.
"Naya punya salah sama kaizen? bilang." Naya mulai membuka topik pembicaraan, tidak ada respon dari Kaizen. Ia tetap pada posisi awalnya.
Naya meremas rok yang ia kenakan "Kaizen kalo gak suka sama Naya bilang? biar Naya punya alasan buat berhenti." Mati-matian gadis itu mengumpulkan niat agar tersusun kalimat yang ia inginkan.
"Ia. Naya bukan tipenya Kaizen, tapi jangan buat Naya kayak gini, di kasih harapan seolah olah Kai itu pengen Naya berjuang." Ia melanjutkan kalimatnya dan menarik nafas dalam-dalam.
"Jangan karena Naya ngungkapin duluan perasaan Naya ke Kaizen. Kaizen jadi seolah-olah mau mainin Naya kayak gini."
Mendengar penuturan Gadis di sampingnya membuat Kaizen membenarkan posisi duduknya.
Di lihatnya Naya yang sedang menunduk seraya meremas kuat ujung rok nya "liat orangnya kalo ngomong." Mendengar itu Naya memberanikan diri menatap Kaizen lekat.
Tenang, damai namun, tersirat sesuatu di dalamnya yang Naya tidak mengerti.
Itulah yang Naya lihat saat matanya bertabrakan dengan mata Kaizen "Naya gak cantik ya? Makanya kaizen gak mau?"
"Cantik" ujar Kaizen membuat Naya menarik senyum manis namun, sedetik berikutnya senyum di wajahnya luntur "soalnya Lo cewek."
"Ekspektasi yang gak sesuai realita itu menyakitkan" ucap Naya menghembuskan nafas pasrah.
"Berhenti. Gue gak pernah nyuruh Lo berjuang." Lanjut Kaizen dan pergi meninggalkan Naya yang sedang mematung mencoba mencerna apa yang ia maksud.
"Maaf Nay" kaizen berucap pelan di ambang pintu sambil memandang ke arah Naya dan melanjutkan langkahnya pergi.
"Jahat banget sih Kai" air matanya tiba-tiba jatuh tanpa di minta "LO JAHAT KAI, GUE UDAH TERLANJUR JATUH CINTA KE LO, JATUH BANGET MALAH DAN SEKARANG LO MAKIN BUAT GUE JATOH KAIZEN ATARAXIA MAJENDRA." Naya berteriak dengan terus menangis.
"ANDAI BERHENTI YANG LO BILANG ITU MUDAH BUAT GUE LAKUIN. GUE GAK AKAN SESAKIT INI KAI." Naya menepuk pelan dadanya yang terasa sesak.
"Lo jahat Kai tapi gue gak bisa ngeyakinin diri gue sendiri buat bisa berenti mencintai Lo" ujarnya seraya meluruh ke lantai rooftop. Naya melampiaskan kesedihannya dengan menangis sepuas yang ia inginkan .
Naya benar-benar putus asa sekarang, hatinya kembali terluka bahkan lebih hebat dari sebelumnya.
Lucu memang. Ia di paksa melupakan seseorang yang jelas-jelas belum sempat untuk ia miliki.
"tentang aku dan kamu, yang tak akan pernah menjadi kita. tidak ada yang bisa aku cintai selain dirimu, jikapun ada maka cintaku tak sebesar ketika aku mencintaimu." Ia bangkit dari duduknya, mengusap jejak air mata di wajahnya dan pergi dari sana.
"Sakit ya Nay? Harus tau kenyataan pahit kalo orang yang gue cinta yang gue sayang seberjuang itu ke orang lain" ujar seseorang yang sedari dari melihat semuanya tanpa di sadari Kaizen maupun Naya.
"Di sini gue harus nyari jawaban Nay, berhenti atau terus berjuang" ia mengepalkan tangan kuat.
"Kalaupun gue bisa ngedapetin Lo nantinya, tetap aja dia yang jadi pemenang dan tetap jadi pemeran utama di hati Lo."
"Apakah gue boleh berharap Nay. Berharap Lo bisa Nerima gue di hati lo kayak Lo Nerima Kaizen buat memiliki tahta tertinggi di sana."
"Lo luka sekaligus obat." Ia menarik nafas dalam "begitupun Lo ke Kaizen. Kaizen luka tapi juga obat buat Lo Nay."
"Harusnya dari awal gue gak mutusin jatuh cinta sama cewek sespesial Lo. Saingan gue berat-berat soalnya, selain Kaizen ada juga Shaka yang sama tinggi pentingnya di hidup Lo." Ucapnya tersenyum getir dan berlalu pergi dari sana.
______________________________________
ADA APA NIH SAMA KAIZEN,BUKANNYA DIA BILANG SAMA SALSA DAN ZAHRA KALO DIA JUGA CINTA SAMA NAYA,BAHKAN MEREKA DI GOSIPKAN PDKTAN, KENAPA JADI KAIZEN NYURUH NAYA BUAT BERHENTI ?
AYO NIH KALIAN TIM NAYA KAIZEN ATAU NAYA SHAKA ATAU NAYA DAN YANG LAINNYA ?
KASIH PENDAPAT DI KOLOM KOMENTAR OGHEY
JANGAN LUPA VOTENYA JUGA 🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT NAYA [END]
Teen FictionJANGAN LUPA KASIH JEJAK {VOTE DAN KOMEN} SAMA AKUNNYA DI FOLLOW JUGA YA GUYS ✿ ~ Ini bercerita tentang kisah percintaan dan kehidupan dari seorang gadis cantik KANAYA ARKATAMA ~ {semua gadis emang cantik sih, belum pernah juga denger ada gadis gant...