ABOUT NAYA {40}

41 29 0
                                    

NB : banyak typo di setiap part🫂

Jangan lupa buat selalu vote di setiap part, karena vote itu gratis guys🤝🏻❤️

🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶 ⬇️

Semoga betah dan suka sama ceritanya 🍒

_______________________________

"Kai, itu siapa?" Tanya Naya dengan wajah bingung, sebab ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya.

"Gue Della, sahabat kecilnya Kaizen sama Alia sekaligus calon tunangannya" ujar Della memperkenalkan diri seraya tersenyum manis.

Seperti di sambar petir, Naya yang mendengar itu pun langsung membulatkan matanya kaget. Ia tidak percaya dengan kenyataan pahit dan menyakitkan yang harus ia dengar.

"Bilang ke gue, kalo yang di bilang dia itu gak bener Kai?" Ucap Naya yang setengah tidak yakin. Ada sedikit harapan dari apa yang ia ucapkan tersebut.

Namun, melihat Kaizen yang malah menganggukkan kepalanya membuat lutut Naya terasa lemas seketika.

Perasaannya benar-benar kecewa dan hidupnya terasa hancur seketika. Sedih dan marah pun bercampur menjadi satu.

Ia tertawa hambar merutuki kebodohan dirinya sendiri. Ia mundur dan berhenti saat tubuhnya menabrak seseorang "Nay?" Ujar Galen mencoba menyadarkan wanita itu yang sedari tadi linglung.

"Bagus Kai, bagus. Hebat." Naya bertepuk tangan dengan kedua mata yang menyiratkan kesedihan, air matanya pun sudah tidak bisa lagi untuk keluar, mungkin karena ia sudah merasa sangat kecewa dengan Kaizen sekarang.

"Maaf" cicit Kaizen dengan perasaan bersalah telah membuat gadisnya ini kecewa.

"Maaf, bahkan maaf Lo gak bisa buat balikin perasaan gue yang terlanjur hancur. Lo berhasil ngebuat dunia gue sempurna dan dalam sekejap Lo juga berhasil ngebuat kesempurnaan itu hancur seketika Kai." Dengan kepalanya yang menggeleng tidak percaya.

"Sama sekali gue gak maksud ngebuat Lo terluka Nay" ucap Kaizen, ia mencoba menggapai tangan milik Naya, tetapi Naya dengan cepat menghindarinya. Hal itu tentu saja dapat membuat perasaan Kaizen dan hatinya mencolos sesak seketika.

"Dengan santainya, Lo bilang gak bermaksud Kai? Trus ini apa hah?" Naya geram dengan dada yang naik turun tidak beraturan menandakan jika ia teramat marah sekarang.

Della yang sedari tadi berdiri di samping Kaizen itu langsung menggandeng tangan lelaki itu.

Hal tersebut sama sekali tidak luput dari penglihatan Naya, ia mencoba mati-matian untuk menahan emosinya agar tidak menyerang Della saat ini juga.

"Kita take off sepuluh menit lagi Kai" Della mengingatkan Kaizen.

Naya mencoba untuk menatap ke arah lain, mendengar Della berbicara seperti itu membuatnya semakin sesak dan juga cemburu.

Kaizen dapat melihat kepalan tangan Naya yang terlihat sedang menahan amarahnya. Kaizen melepaskan tangan Della dari nya dan membuka tas gendong yang ia pakai sedari tadi untuk mengambil sesuatu.

"Nay" panggilnya dan menatap Naya lekat, ia mengambil sebelah tangan Naya dan memberikan kotak sedang kepada Naya sambil tersenyum manis "buat Lo Nay" ujarnya.




Kaizen merasa sangat sesak di dadanya saat melihat Naya berlari meninggalkannya "maaf Nay, maaf" ujarnya tidak bisa menahan air matanya lagi.

Untung saja, ia tadi sempat mengirim pesan kepada Della A.K.A kakak sepupunya yang kebetulan berkuliah di dini untuk membantunya membuat drama di depan Naya "makasih kak" ujarnya menatap Della lekat

Della tersenyum hangat "sama-sama" ujarnya, "Lo harus sembuh dek, demi Naya" lanjutnya menggenggam erat tangan Kaizen "insyaallah. Kalo takdir berpihaknya ke gue" timpal Kaizen menunduk

Sesaat setelah Naya dan Galen benar-benar pergi, Kaizen sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya terutama jantung yang semakin terasa melemah.

"KAIZEN!" teriak Della melihat kaizen yang ambruk ke lantai, membuat semuanya mengerumuni mereka berdua "bangun kai, bangun." Ucapnya menepuk-nepuk pipi Kaizen dengan menangis.

Kaizen pun segera di larikan ke rumah sakit saat setelah ambulance datang.

________________________________

Tanpa berlama-lama lagi Naya pun melajukan motornya dengan kecepatan sangat tinggi masih dengan Galen yang setia mengejarnya.

Sekitar tiga puluh menitan berkendara, Naya pun berhenti di suatu tempat. Ia turun dari motornya dan menatap hamparan danau yang indah ini dengan tatapan mata kosong.

Kedua tangannya mengepal dengan erat. Dadanya seperti terhimpit dua buah batu besar. Galen tetap setia berada di belakang Naya tanpa mau mendekat ataupun berbicara dengan gadis itu.

"GUE SAYANG SAMA LO KAI, TAPI KENAPA LO MALAH PERGI NINGGALIN GUE KAI, KENAPA KAIZEN." Teriaknya sekencang mungkin.

Galen yang mendengar itu memegang dadanya yang terasa ngilu apa gak ada harapan lagi buat gue dapetin Lo nay - batinnya menatap Naya.

Naya berlutut dan tertunduk, ia menunju-ninju tanah yang sedang ia pijak. Melihat hal itu membuat Galen mendekati Naya dan menahan agar Naya tidak menyakiti tangannya lagi.

"Kenapa Lo selalu ngikutin gue sih?" Tanyanya dengan suara bercampur Isak tangis. "Gue gak bisa ngebiarain orang yang gue sayang sendirian dengan keadaan kayak gini" jawab Galen mengelus pucuk kepala Naya.

Naya berdiri di susul Galen, "boleh peluk?" Izin Naya mendapat anggukan Galen.

Langsung saja ia memeluk erat tubuh Galen dan menyenderkan kepalanya pada dada bidang lelaki itu seraya terisak "dia jahat" ujar Naya.

Galen membalas pelukan Naya dan mengelus punggung gadis itu untuk menenangkannya. Setelah sedikit tenang Galen pun perlahan melepaskan pelukannya "udah ya" ucapnya lembut mengusap bulir air mata di wajah Naya.

Naya menatap kotak pemberian kaizen di tangannya, ia masih enggan untuk membuka kotak itu. Mengingat masa-masa nya bersama Kaizen semakin membuatnya tidak rela kehilangan lelaki itu.

"Mau pulang ke rumah atau..." Naya langsung memotong perkataan Galen "balik ke sekolah, kasian temen gue yang masih di jemur di lapangan pasti" potongnya mengingat persyaratan yang diberikan pak Budi tadi.

"Yakin?" Galen bertanya dengan melihat kondisi Naya yang benar-benar berantakan "yakin" jawab Naya singkat dan jelas.

Mereka pun menuju kendaraan masing masing "pelan-pelan aja" peringat Galen di angguki Naya, mereka pun menancap gas menuju sekolah dengan santai tidak kebut-kebutan seperti sebelumnya.

Haruskah gue ngerebut tahta gue lagi di hati Lo, atau... Emang benar, hati Lo udah bukan buat gue lagi nay - Galen tetap membatin mengingat betapa terlukanya Naya saat lelaki bernama kaizen itu pergi meninggalkan nya

Se sayang itu Lo sama dia nay, apa gue harus benar-benar mengikhlaskan semuanya.

Andai, waktu bisa gue ulang. Gue gak akan pernah ninggalin Lo nay, bahkan gak akan ngebuat Lo lupain gue.

________________________________

ABOUT NAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang