NB : banyak typo di setiap part🫂Jangan lupa buat selalu vote di setiap part, karena vote itu gratis guys🤝🏻❤️
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶 ⬇️
Semoga betah dan suka sama ceritanya 🍒
________________________________
"Gue harus pergi" ucap Naya dan keluar barisan "Naya mau kemana kamu?" Tanya pak Budi saat melihat Naya hendak pergi.
"Kembali ke barisan" lanjutnya tanpa menunggu jawaban dari Naya "pak maaf, saya harus pergi sekarang" ucap Naya panik.
"Kembali ke barisan dan jangan coba-coba buat bolos." Kata pak Budi "kalau tidak mau dapat hukuman" lanjutnya.
"Bapak boleh menghukum saya apa aja, tapi saya mohon pak saya harus buru-buru" ujar Naya memohon "Nay, gak banyak waktu!" Teriak Zahra.
"Pak, kita mohon. Izinin Naya buat pergi pak" Zahra memohon di angguki yang lainnya, pak Budi berfikir sejenak dan melihat ke arah guru yang lain.
"Saya izinin, dengan satu syarat" ucapnya menatap mereka semua "apapun" jawab Nizzam mantap "kalian harus berjemur di sini sampai Naya balik lagi ke sekolah" putus pak Budi.
"Jangan mereka pak, saya aja yang bapak hukum" timpal Naya tidak setuju dengan persyaratan yang pak Budi berikan.
"Nay, gapapa" sahut Salsa, Naya melihat ke arah teman-temannya "gapapa Nay, sana susul Kaizen. Nanti telat" ujar Tasya.
Yang lainnya tersenyum menyakinkan Naya jika mereka tidak keberatan dengan hukuman yang pak Budi berikan.
"Maaf dan makasih" lanjutnya dan lanjut berlarian menuju parkir, Galen yang sedari tadi memperhatikan memutuskan untuk mengikuti Naya.
Ia diam-diam keluar dari barisan dan menyusul Naya di parkiran "siapa dia, sampai Naya se-khawatir itu?" Tanyanya dengan diri sendiri.
Naya segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membuat Galen sedikit sulit untuk mengikutinya "gue gak mau Lo kenapa-napa Nay" paniknya melihat Naya yang ugal-ugalan.
Bagaimana bisa hal ini terjadi? Jika Kaizen benar-benar pergi dia tidak tahu akan seperti apa keadaan dirinya nanti?
Naya sudah menganggap Kaizen sebagai bagian penting dari hidupnya. Kaizen pergi, dunianya akan tidak baik-baik saja.
________________________________
Naya berlarian di lobi bandara Soekarno Hatta. Ia tidak peduli dengan orang-orang yang memandangnya aneh. Yang menjadi tujuannya sekarang hanyalah Kaizen.
Galen pun sama, mengejar Naya yang berlari tanpa peduli sekitar "Nay, Lo kenapa sih?" Monolognya dengan gusar karena kehilangan jejak Naya.
Galen melihat ke sana kemari seraya berlari, ia tersenyum saat melihat sosok gadis yang sedang berjongkok dengan wajah ia telungkup kan pada tangan di atas lutut.
"Nay, Lo kenapa?" Tanya Galen pelan seraya ikut berjongkok, Naya mendongak "ngapain Lo di sini?" Naya balik bertanya dengan mata sembab.
"Jangan nangis" bukannya menjawab Galen malah mengusap lembut jejak air mata di pipi Naya
"Dia pergi" ujar Naya menyenderkan kepalanya pada dada Galen, hal tersebut membuat Galen tidak bisa menormalkan detak jantungnya siapa yang Naya maksud? - batin Galen.
Galen mengelus lembut Surai rambut Naya "gue harus nyari lagi sampe ketemu" ucap Naya dan beranjak berdiri "gue temenin ya?" Tawar Galen "serah" jawab Naya dan mulai kembali berlari.
Mata Naya mencari mencari sosok lelaki yang ia khawatirkan. Hatinya benar-benar gelisah dan tidak bisa ia buat untuk tenang sedikit pun.
Helaan nafas berat beberapa kali terdengar oleh Galen dari mulut Naya karena terus berlarian.
"Hati-hati Nay" tegur Galen saat Naya hampir terjungkal jika saja Galen tidak gercep menangkap tubuhnya "makasih" jawab Naya dan kembali mengedarkan pandangannya.
Matanya menyipit untuk melihat satu persatu orang yang berada di sekitarnya. Lalu tatapannya tertuju ke arah seorang laki-laki Yang sedang duduk di ruang tunggu.
Setelah memastikan jika yang ia lihat itu benar. Tanpa lama-lama, ia segera berlari menghampiri laki-laki itu dengan Galen tetap di belakangnya.
"KAIZEN" panggil Naya berteriak. Kaizen yang sedang melamun sambil menundukkan kepala itu langsung mendongak dan terkejut. Sebenarnya ia sudah di beri tahu oleh Shaka maupun Alia jika Naya akan menyusulnya di bandara.
Kaizen langsung saja bersiap-siap menuju bandara dan membatalkan tujuan utamanya untuk ke rumah sakit.
Sebenarnya ia memberitahukan semua jika ia akan pindah sekolah ke luar negeri itu bohong, itu hanya alibinya untuk menyembunyikan sakit nya yang semakin parah.
Naya menatap lekat wajah Kaizen yang terlihat sangat pucat berbeda dari sebelumnya, sedangkan Galen hanya diam di belakang memperhatikan dan mencoba mencerna semuanya.
"Ngapain Lo di sini? udah gue bilang gak perlu cari gue" Kaizen mencoba setenang mungkin walaupun tubuhnya sudah sangat lesu dan kekurangan tenaga tapi ia tetap usahakan untuk bisa berdiri tegap di depan Naya.
"Kedatangan Lo di sini ganggu.!" Lanjutnya lagi dengan nada sedikit tinggi. Naya meneguk ludahnya susah payah. Kerongkongannya mendadak terasa kering akibat nada bicara Kaizen barusan.
Melihat raut wajah Kaizen yang dingin dan menakutkan itu membuat Naya merasakan sakit di hatinya.
"Lo mau ninggalin gue Kai?" Tanya Naya memukul pelan dada lelaki itu, ada rasa sakit yang Kaizen rasakan. Namun, ia mencoba menahan itu semua. Maafin gue Nay.
"Lo bukan siapa-siapa gue Naya. Jadi, buat apa juga gue punya alasan tetap di sini buat gak ninggalin Lo" jawabnya seketus mungkin.
Naya terkejut mendengarnya, ia mendongak menatap lekat wajah Kaizen "kurangnya gue apa sih Kai? Buat apa Lo pergi kalau di sini ada yang peduli sama Lo? Gue cuman pengen di anggap meskipun cuman sekali Kai, apa cara gue mencintai Lo selama ini salah?" Naya mencoba mengutarakan apa yang ia rasakan selama ini.
"Lo udah masuk ke kehidupan gue tapi sekarang... Lo malah main pergi aja seenaknya, Lo pikir perasaan gue ini apa Kaizen. Lo pikir selama ini gue apa di hidup Lo hah!".
Naya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Air matanya mengalir deras menghiasi pipi cantiknya. Sesak, itu yang saat ini Kaizen rasakan. Ia tidak bisa melihat Naya menangis di depannya seperti ini.
"Gue cinta sama Lo Kaizen. Tolong jangan pergi ninggalin gue Kai, tolong." Ujarnya dengan nada melemah di ikuti Isak tangis.
Galen yang mendengar penuturan Naya barusan memegang dadanya yang terasa sesak dan berdenyut nyeri sesakit ini Nay, ngeliat dan ngedenger Lo secinta itu ke orang lain.
Kaizen menggeleng lemah. Membuat Naya semakin menangis. Kedua tangannya ia kepalkan dengan erat dan terus memukuli dada bidang milik Kaizen itu dengan keras.
"Lo sama sekali gak punya rasa sama gue Kai. Terus selama ini yang Lo bilang manis ke gue itu bohong hah!".
Naya mendongak menatap lekat wajah Kaizen yang tidak menatapnya sama sekali "harusnya gue percaya dulu. Kalau perkataan manis itu hanya untuk kalimat penenang".
Kaizen tidak bisa berkata-kata lagi, mulutnya terasa kaku untu sekedar mengucapkan satu katapun.
"KAIZEN!
Teriakan itu membuat ketiganya mengarah ke seorang perempuan anggun dengan wajah cantik yang tengah berjalan sambil tersenyum manis ke arah Kaizen.
Kening Naya mengerut, ia bingung dengan perempuan itu. Apa hubungannya dengan Kaizen? Dan siapa dia?
________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT NAYA [END]
Teen FictionJANGAN LUPA KASIH JEJAK {VOTE DAN KOMEN} SAMA AKUNNYA DI FOLLOW JUGA YA GUYS ✿ ~ Ini bercerita tentang kisah percintaan dan kehidupan dari seorang gadis cantik KANAYA ARKATAMA ~ {semua gadis emang cantik sih, belum pernah juga denger ada gadis gant...