ABOUT NAYA {28}

75 29 0
                                    

"Shaka giliran Lo hayooo" heboh Rio menyenggol lengan lelaki itu pelan "berisik" jawab sewot Shaka.

"Aka semangat" mendapat kata semangat dari Naya barusan membuat Shaka tersenyum tipis dan semakin percaya diri untuk berbicara yang sebenarnya.

"Jadi, gue itu sakit hati" ujarnya, semua saling pandang dan beberapa detik kemudian mulai tertawa dengan lepasnya.

"Buaya bisa sakit hati juga" sindir Alia, Shaka menghembuskan nafas pasrah.

"Shaka itu serius, hatinya dia udah gak sehat" Naya mencoba memberi tahu yang lainnya bahwa yang di katakan Shaka itu bukan soal bercanda atau main-main.

"Emang gak sehat hati tu bocah, buktinya aja gonta ganti pacar Mulu" timpal Reza masih dengan tertawa dan mengundang tawa yang lainnya juga.

"Hidup gue gak lama kayak kalian" to the point Shaka dengan muka serius membuat semuanya berhenti tertawa.

"Lo becanda kan? sakit hati yang Lo maksud bukan itu kan?" Tanya Gavin yang mulai mengerti maksud dari ucapan Shaka barusan.

"Gue serius" lanjutnya membuat yang lain segera menghentikan tawa mereka dan menatap Shaka lekat.

"Ka, kita bakalan hidup lama satu sama lainnya, bahkan kita bakalan kayak gini terus sampe tua, sampe kita punya anak trus berkumpul lagi kayak gini" Salsa berbicara masih dengan perasaan yang setengah percaya dan tidak.

"Andai aja, semua itu nyata" ucapan Shaka barusan membuat hati mereka ngilu mendengarnya, Naya mendekati Shaka dan memeluk lelaki itu erat.

"Lo kuat, buktinya bisa bertahan sampe sekarang" ucapnya tersenyum mencoba menyemangati lelaki itu.

"Gue gak bisa hidup lebih lama dan ngejagain Lo seperti yang gue janjiin dulu" Shaka memeluk erat tubuh Naya dengan menangis.

Ia sudah tidak peduli akan reputasinya yang hancur karena menangis di depan teman-temannya.

"Lo bakalan hidup lama, lebih lama dari gue bahkan" timpal Kaizen mendekat dan menepuk punggung Shaka pelan.

"Udah jangan nangis lagi, hidup dan mati itu Tuhan yang atur, kita cuman bisa nunggu" nasehat Zahra yang terdapat jejak air mata di pipinya.

"Malam ini berat ya." Farrel berucap pelan menatap satu persatu dari mereka "lanjut ke Kaizen" beo Salsa mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Dua hari lagi gue bakalan pindah ke luar negeri, ikut ortu pindah menetap di sana" ucapan spontan Kaizen barusan membuat Naya menoleh ke arahnya.

"Apaan sih" Naya mencoba tidak percaya dengan perkataan kaizen barusan.

"Nay, aku serius" Kaizen mencoba memberi pengertian kepada gadis itu "Lo mau ninggalin gue hah!" Bentak Naya dengan menangis "maaf" hanya itu yang bisa kaizen ucapkan.

"Maaf Mulu perasaan" sindir Naya dengan tertawa hambar namun air matanya tetap saja mengalir membasahi pipi gadis itu.

"Kalian boleh pulang, gue cape mau istirahat" ucap Naya dan langsung pergi menuju kamarnya tanpa memperdulikan yang lain.

Seakan mengerti dengan keadaan, mereka pun pergi dari rumah Naya untuk pulang ke rumah masing-masing.

Kaizen, lelaki itu tetap berada di rumah ini, ia mendekat ke arah pintu kamar Naya "Ai bukak" ucapnya lembut seraya menggedor pintu tersebut.

"PERGI KAIZEN" teriak Naya dari dalam kamar membuat Kaizen meringis mendengar ucapan gadisnya.

"Bisa bicara sebentar kan Ai" Kaizen masih berusaha membujuk Naya untuk membukakan pintu dan mendengarkan hal yang ingin ia sampaikan.

Kaizen merasa pintu seperti akan di buka, benar saja, Naya membuka pintu dan keluar membuat Kaizen tersenyum.

"Apa lagi!" Pertanyaan dengan nada yang tidak bersahabat Naya lontarkan ke Kaizen tanpa membalas senyum lelaki itu.

"Nay, kita putus ya" seperti di sambar petir. Naya mendadak seperti patung, hatinya terasa sakit bahkan lebih sakit saat mendengar penuturan lelaki itu yang ingin Pindah ke luar negeri.

"Alasan?" Tanya Naya dengan air mata yang kembali membasahi pipi cantiknya, Naya fikir Kaizen ingin menjelaskan dan memberinya pengertian.

Namun, ekspektasi nya terlalu tinggi, ekspektasi kali ini benar-benar seperti membuatnya terjatuh ke lubang yang ia buat sendiri.

"Gak ada alasan" jawaban Kaizen itu semakin membuat Naya terluka.

"Segampang itu, Lo cuman pindah, bahkan gue bisa nyusulin Lo ke sana Kaizen, kenapa harus mutusin gue tanpa alasan!" Maki Naya memukul dada lelaki itu sekuat tenaga.

"Gue gak suka LDR" jawabnya dengan wajah datar.

"Gue ada salah ya Kai" Kaizen menggeleng "gak ada."

"Tapi kenapa Lo ninggalin gue hah!" Ia mendekat ingin mendekap gadis itu namun, Naya malah mundur menjauh dari Kaizen.

Ia mengambil segelas air di atas nakas dekat kamarnya dan menyiramkan air itu ke wajah Kaizen.

Ia mengambil segelas air di atas nakas dekat kamarnya dan menyiramkan air itu ke wajah Kaizen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaizen tersenyum singkat "tampar sekalian Nay" ucapnya meraih tangan Naya dan menempelkan tangan telapak tangan itu pada pipi kanan miliknya "tampar" lanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kaizen tersenyum singkat "tampar sekalian Nay" ucapnya meraih tangan Naya dan menempelkan tangan telapak tangan itu pada pipi kanan miliknya "tampar" lanjutnya.

Naya semakin menangis "Lo jahat Kai" ujarnya menarik tangan itu dari pipi kaizen dan terduduk lesu "maaf" ujar kaizen dan pergi tanpa menoleh ke arah Naya sedikit pun.

ABOUT NAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang