______________________________________
"Liam Nay" ucap Diva pelan "Liam?" Beo Naya bernada bingung sekaligus bertanya, Diva menatap Naya intens.
"Dia neror gue terus" Naya semakin bingung dengan ucapan Diva barusan.
"Neror? Coba Lo jelasin sejelas-jelasnya" pinta Naya memegang kedua bahu Diva menyakinkan.
"Dia ngancem, kalo gue gak mau balikan lagi ke dia. Liam bakalan ngasih tau keluarga gue Nay, bahkan Liam gak segan-segan buat ngeviralin itu di Twitter" jelas Diva dengan tangan mengepal.
Naya menggenggam tangan Diva, mencoba melepaskan kepalan gadis itu "Lo ngehajar Zavian buat Zahra aja bisa, masa Liam enggak?" Tanya Naya tersenyum.
"Liam beda Nay!" jawabnya sedikit meninggi. Naya tetap tersenyum hangat "Lo manusia kuat yang gue kenal" Naya terus menggenggam erat tangan Diva.
"Div, bagi gue Lo tetap sahabat terbaik yang gue kenal setelah Zahra, teman Ter segalanya yang gue punya setelah mereka di kelas kita."
"Lo berharga Div, selalu jadi berharga" lanjut Naya, perkataan Naya barusan membuat Diva tersenyum simpul. "Makasih Nay, gue beruntung punya Lo" ucapnya memeluk Naya hangat.
Gue bilang gak ya ke Diva soal Liam semalam - batin Naya bingung
"Div, ada yang mau gue omongin ke Lo" Diva mengerutkan dahi dengan ekspresi Naya yang berubah seperti kebingungan "apa Nay?"
"Sebenarnya...." Naya pun menceritakan semuanya tanpa ada yang di tambah-tambah kan dan di kurang-kurang kan.
Flashback on
"Liam? Ngapain dia nelpon gue malam-malam gini, mana Zahra sama Diva udah tidur, gue lagi abis nangis, pasti suaranya nanti aneh" gumamnya sendiri melihat layar ponsel yang terus menyala menampilkan panggilan telepon dari Liam di sana.
Naya melihat Zahra dan Diva yang sudah tertidur pulas, sebenarnya Naya juga sudah tertidur tadi namun, suara ponselnya yang terus berbunyi membuatnya tak nyaman, ia juga takut jika kedua sahabatnya itu ikut terbangun akibat terganggu.
Naya beranjak dari kasurnya dan pergi ke balkon, sesampainya di balkon, ia memastikan jika tidak ada yang mengikutinya ke sini, kemudian Naya pun menggeser tombol hijau di sana.
"Apa?" ucap naya to the point dengan suara serak khas orang selesai menangis.
"Ada Diva?" Tanya Liam di seberang sana, Naya mengerutkan kening "ngapain, nanyain Diva?" Bukannya menjawab Naya malah balik bertanya.
"Gue mau ngomong, penting." jawab Liam menekan kata penting di akhir kalimat.
"Udah tidur, gak usah ganggu dan jauhi Diva" baru saja Naya ingin mematikan sepihak panggilan telpon tersebut.
"Diva mungkin Udah cerita ke Lo Nay, soal dia gak perawan lagi?" Ucapan Liam seolah sedang bertanya itu membuat Naya membatalkan niat awalnya .
"Maksud Lo apaan hah!" Nada tinggi Naya mulai ia keluarkan.
"Udahlah, Diva pasti udah cerita ke Lo, semuanya."
"To the point mau Lo apaan?"
Liam tertawa "gue cuman minta tolong ke Lo, buat nge-retweet fotonya Diva di Twitter."
"Foto" beo Naya "iya, foto dia pas kita lagi..." Ucapan nya sengaja ia gantung "tau lah maksud gue apaan, Lo kan pinter" lanjutnya lagi.
"Oke deh, gue kirim lewat chat, Lo bukak gih" segera Naya membuka room chat WhatsApp miliknya, dilihatnya pesan dari Liam.
Naya menganga dengan mata seperti ingin keluar, ia menggigit jarinya dengan perasaan campur aduk.
"Sorry, gue gak percaya itu Diva" ucapnya berbohong, jelas sekali ia tau betul jika itu Diva.
Bahkan Diva juga sudah bercerita tentang itu, tapi ia mencoba menyembunyikan itu dari Liam
"Harus gimana lagi gue ngejelasinnya kalo itu Diva Naya. Diva sahabat Lo, oke kalo gitu gue kirim videonya" jelasnya lagi.
Naya kembali melihat video yang di kirimkan oleh Liam "udahlah, Lo gak usah basa-basi, gue tau itu bukan Diva, bye" Naya dapat mendengar helaan nafas dari seberang sana.
"Astaga Naya, itu beneran Diva Nay, Lo tau dari mana gue dapet video sama foto itu" Naya diam menunggu Liam bercerita.
"Aaargh, itu beneran Diva nay, udahlah bantuin gue ngeretweet fotonya di Twitter, Lo lama" lanjutnya seperti orang frustasi.
"Link" jawab Naya cuek, ia ingin melihat jika lelaki itu benar-benar sudah menyebarkan aib Diva.
"Lo pikir gue bego, udahlah gue matiin, bye" jawabnya dan langsung mematikan sambungan telepon tersebut.
"Bangsat si Liam" umpat Naya kembali ke kamar dan melemparkan handphone nya ke sofa.
Flashback off
"Nay, makasih Lo udah pura-pura gak percaya sama perkataan Liam, makasih Nay" ujar Diva setelah selesai mendengarkan cerita Naya barusan.
"Div, gue bakal ngelakuin apapun, buat ngelindungin sahabat gue" jawab Naya tersenyum hangat.
"Btw buat foto yang di bilang Liam di Twitter itu gak ada, Udah gue cari, bahkan gue suruh orang buat nyari nya, gak ada" Naya menangkup pipi sahabatnya itu.
"Itu cuman ancaman dari Liam" Diva memegang tangan Naya di pipinya "gue harap juga begitu Nay" ucapnya tertawa renyah.
"Keluarga gue bakalan malu banget kalo benar Liam ngasih tau mereka bahkan nyebarin itu" lanjutnya lagi.
"Gak akan pernah terjadi, gue jamin" ujar Naya menyakinkan "Div, Lo ada gue, ada Zahra bahkan ada mereka semuanya."
"Lo gak sendirian Diva" Diva menatap langit yang sedang mendung sekarang "gue beruntung kenal semuanya dan masuk kelas sekarang."
"Jangan takut, videonya nyebar atau apapun, sekarang, Lo cuman perlu jalanin hidup kayak biasanya."
"Tetap jadi sosok Diva yang gue dan lainnya kenal."
"Yang perlu Lo lakuin sekarang, terima kekurangan dan cintai diri Lo sendiri."
"Semuanya udah takdir dari sang pencipta, jangan putus asa dan lemah, Lo kuat" Naya mencoba menasehati sahabat nya itu.
Diva mengangguk "gue, bakalan tetap kuat, karena di dampingi orang-orang kuat juga, bukan cuman kuat tetapi juga hebat."
"Bentar lagi semester ke-2 ini bakalan selesai, gue berharap pas kelas 12 nanti kita tetap sama-sama sekaligus bisa lulus barengan." Diva mengangguk mengiyakan ucapan Naya barusan.
"Kelas yuk, bentar lagi mau hujan" ajak Naya mengulurkan tangannya.
"Oke" Diva menerimanya uluran tangan itu dan mereka pun segera pergi menuju kelas.
Sesampainya di teras kelas, Diva berhenti dan menatap air hujan di luar "kenapa?" Tanya Naya memperhatikan Diva yang tersenyum melihat hujan.
"Gpp" jawab Diva setelah sadar dari lamunannya "Nay, ada rekomendasi Wattpad gak, yang seru-seru?" lanjutnya mengalihkan topik.
"Ada, banyak malah, banyak banget yang belum gue baca Div" jawab Naya antusias.
"Sangking banyaknya yang seru-seru menurut gue sampe bingung mau baca yang mana dulu" lanjutnya seraya berjalan masuk ke kelas di ikuti Diva.
"Halo Diva, Naya" sapa beberapa yang berada di kelas tersebut. "Hai." Jawab keduanya kompak.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT NAYA [END]
Teen FictionJANGAN LUPA KASIH JEJAK {VOTE DAN KOMEN} SAMA AKUNNYA DI FOLLOW JUGA YA GUYS ✿ ~ Ini bercerita tentang kisah percintaan dan kehidupan dari seorang gadis cantik KANAYA ARKATAMA ~ {semua gadis emang cantik sih, belum pernah juga denger ada gadis gant...