ABOUT NAYA {41}

47 28 0
                                    

NB : banyak typo di setiap part🫂

Jangan lupa buat selalu vote di setiap part, karena vote itu gratis guys🤝🏻❤️

🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶 ⬇️

Semoga betah dan suka sama ceritanya 🍒

________________________________

Sudah dua bulan sejak kepergian Kaizen. Naya lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan pergi ke perpustakaan.

Ia lebih suka menyendiri sekarang. Dan untuk Shaka lelaki itu sekarang sering menghabiskan waktu bersama Alia bahkan selalu sering pulang sekolah berdua.

Satu lagi yang lebih penting, dalam dua bulan ini Naya, Dirga dan bunda Dania sudah terlihat lebih dekat serta kelas 11 IPA 1 yang sudah tidak di gosipkan orang-orang lagi tentang keburukan mereka.

Sudah dua bulan ini juga, kelas mereka mulai patuh kepada guru dan jarang membolos serta sudah menunjukkan keahlian mereka di bidang IPA.

Keharmonisan keluarga yang mereka harapkan pun tercapai, atas bantuan para guru di pertemuan kedua waktu itu yang berhasil menciptakan keharmonisan di dalam keluarga mereka.

"Hai" sapa Galen kepada Naya yang sedang memakan bakso miliknya sendirian di kantin "hm" jawab Naya seadanya.

"Kenapa sendirian, Zahra sama yang lain mana?" Tanya nya melihat ke sekeliling kantin "Diva latihan basket dan Zahra latihan vokal" jawab Naya.

Dalam dua bulan ini juga, Galen tidak pernah absen untuk mendekati dirinya. Entahlah, Naya juga bingung kenapa lelaki itu selalu ada di manapun ia berada, ia merasa jika Galen itu adalah paparazi-nya.

"Lo ngapain sih, selalu ada di mana-mana?" Kesal Naya, Galen tertawa renyah "namanya juga usaha" jawabnya membuat Naya ingin mengeluarkan lagi bakso yang sudah ia telan.

"Mending. Lo usaha ngedeketin cewek lain deh. Banyak si SMA ini siswinya yang cantik-cantik, dan jangan berharap ke gue." Tukas Naya lugas.

Galen menopang dagunya dengan tangan, menatap lekat Naya "ngapain Lo natap gue segitunya" kata Naya melengos menatap ke arah lain.

"Lagi pula, gue gak nyari perempuan yang cantik. Tetapi yang gue cari adalah sesosok perempuan yang dapat membuat kehidupan gue menjadi cantik. Berhubung perempuan itu tepat berada di depan gue..." Ia menggantungkan ucapannya "maksud Lo" ujar Naya balik menatap Galen lekat.

"Jadi, ngapain gue harus capek-capek buat nyari lagi" ucapan Galen barusan dapat membuat Naya merasa ada yang aneh di hatinya. Ia terus menatap lekat mata indah milik Galen.

Nyaman, itu yang ia rasakan saat menatap mata lelaki itu. Ia juga merasa seperti ia telah mengenal lama Galen.

"Basi" ucap Naya mencoba menetralkan perasaannya yang aneh ini.

Kenapa gue ngerasa seolah-olah kangen gue itu terobati saat udah gak ketemu lama ke orang yang berarti di hidup gue - batinnya kebingungan.

"Gue mau ke kelas, bentar lagi bel" ujarnya dan tanpa persetujuan dari Galen ia langsung melenggang pergi dari sana.

"Bakalan tetap gue perjuangin, selagi Lo benar-benar belum di miliki seutuhnya oleh seseorang Nay" ucapnya menatap punggung Naya lekat.

"Selalu ada jalan mendapatkan Lo selagi jalur kuning belum melengkung" lanjutnya tersenyum manis dan berlalu pergi.

Tanpa Galen sadari, sedari tadi ia menjadi pusat pandangan siswi di kantin yang terpana melihat ia tersenyum indah seperti itu.

Mendadak kantin menjadi ricuh akibat pujian demi pujian yang terlontar untuknya.

__________________________________

Zahra menatap lekat Naya yang sedang melamun bersandar pada mobil miliknya.

"Aku pulang bareng Naya aja ya. Gapapa kan?" Tanya Zahra meminta izin kepada suaminya itu.

Adam yang mengerti keadaan dan situasi sekarangpun mengangguk mengiyakan "hati-hati pulangnya" ucapnya mengelus sayang kepala istrinya.

"Kamu juga hati-hati" balas Zahra menyalami tangan Adam. Saat Zahra hendak menarik tangannya Adam malah menahan "kenapa?" Beo Zahra bertanya.

Tanpa aba-aba Adam sedikit membungkuk, menyeimbangkan tinggi badannya dengan Zahra.

Cup

Ia mengecup lembut bibir ranum milik istrinya itu, sontak membuat Zahra membulatkan matanya sempurna dan memukul dada Adam pelan "tempat umum ih" ujarnya memperingati Adam.

"Udah sepi kok" balas Adam memperhatikan sekitar, Zahra ikut mengedarkan pandangannya. Benar saja, sekolah sudah sepi hanya tersisa ia, Adam dan Naya saja.

"Yaudah aku pulang, assalamualaikum" ucap Adam dan segera berjalan menuju mobilnya "waalaikumsallam" jawab Zahra menatap kepergian Adam.

Setelah Adam benar-benar sudah pergi Zahra pun berjalan menghampiri Naya di parkiran.

"Berat ya Nay?" Tanyanya membuat Naya menoleh dan tersenyum hampa. "Bingung, mau mulai ngelupain Kaizen dari mana Ra?" Ujarnya menunduk menatap ujung sepatunya.

Zahra mengelus pelan punggung Naya "udah berusaha buat ngelupain, eh dianya malah muncul di fikiran trus" beo Naya yang sudah menangis. Zahra memegang dagu Naya untuk menatap ke arahnya.

"Kalau lagi ngerasa gak baik-baik aja, ya rasain aja. Biar semuanya terlewati. Jangan selalu bilang sama diri sendiri bahwa "gue bisa kok, gue baik-baik aja kok". Seenggaknya Lo harus ganti sama kata "setelah ini, gue pasti baik-baik aja". Keadaan gak baik-baik aja itu normal Nay, kita bukan manusia yang di ciptakan buat selalu terus-menerus bahagia Dan kita juga gak boleh terlalu memaksakan diri buat terlihat baik-baik aja."

Zahra memegang kedua bahu Naya "kalaupun Kaizen yang memang di ditakdirkan buat Lo, sejauh apapun dia pergi, selama apapun ia hilang, pada akhirnya Kaizen bakalan tetap jadi milik Lo."

Zahra menarik nafasnya dalam "sama halnya dengan seseorang yang pernah Lo miliki dan justru Lo di paksa buat kehilangan dia. Ingat, jika dia memang benar-benar milik Lo dan di takdirkah emang ke Lo, tentu dia bakalan balik lagi ke lo. Jadi tenang aja"

"Ketika kita lagi di fase itu, kita memang harus merasakan dan gak boleh di hindari apalagi harus di pendam dan berpura-pura baik-baik aja. Menurut gue, kita harus melewatinya dan merasakan semuanya. Tapi, kita itu gak boleh buat bilang kalo ini tu udah benar-benar selesai. Intinya, kita harus ngelewatin dan berusaha supaya jangan sampai kesedihan yang melewati kita. Agak berbelit ya Nay hehehe" ujar Zahra menggaruk tengkuknya.

"Sahabat gue satu ini bijak juga ya" puji Naya menghapus air matanya dan tersenyum hangat "karena Lo udah baik, gue traktir apapun" putusnya membuat Zahra berbinar.

"Ayok, gue yang nyetir" ujarnya dan merebut kunci mobil di tangan Naya, mereka pun memutuskan untuk menghabiskan waktu berkeliling mall.

Setelah selesai berbelanja dan berkeliling menghabiskan waktu bertiga akhirnya Diva dan Naya pun mengantarkan Zahra pulang.

Btw, tadi dari sekolah di perjalanan Naya mengabari Diva kalau mereka berdua akan menjemputnya untuk hangout bareng.

Sudah lama mereka tidak jalan-jalan bertiga terlebih setelah Zahra sudah menikah.







__________________________________






ABOUT NAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang