ABOUT NAYA {31}

38 27 0
                                    


"Assalamualaikum" ucap Salsa seraya membuka pintu "waalaikumsallam" ia menoleh ke arah Salsa "masuk Sa" lanjut Bu Aira.

"Duduk" Salsa pun mengikuti Bu Aira duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu "ada apa Bu?" Tanya Salsa to the point.

Bu Aira menghembuskan nafas sejenak "kamu tahu kan, sekarang kelas kita semakin di cap buruk sama kelas lain" Salsa mengangguk membenarkan.

"Kepala sekolah kemarin mengajukan pertemuan kepada seluruh wali murid ter-khusus kelas 11 IPA 1" membuat Salsa membulat kan matanya seketika.

"Bu Mayang melakukan pertemuan sama wali-wali kita tanpa sepengetahuan kita sendiri?" Bu Aira mengangguk. Di sini Bu Mayang itu kepala sekolahnya SMA DANUARTA.

"Dan..."
"Dan apa Bu" ucap Salsa tidak sabaran karena Bu Aira yang menggantung kan ucapannya.

"Satu sekolah sudah tahu identitas asli kalian. Bu mayang memberi tahu semua guru dan di dengar oleh salah satu siswa kelas 12."

Salsa mengepalkan tangan kuat "jadi orang tua dari kita memenuhi panggilan itu?" Bu Aira diam dan sedetik berikutnya ia tersenyum simpul "siapa siswa yang ibu maksud?"

Mendapat pertanyaan dari Salsa tersebut membuat Bu Aira menggeleng kan kepala.

"Walaupun ibu tahu, gak akan ibu kasih tahu ke kamu Salsa, ibu tahu betul kalian bakalan ngelakuin apa ke siswa tersebut."

Bu Aira menggenggam tangan Salsa "ibu tahu, kalian murid yang baik, pintar dan patuh" Salsa memandang wajah Bu Aira lekat "ibu harap, kalian bisa berubah kedepannya, jadilah diri kalian yang sebenarnya."

Bu Aira berdiri "menjadi diri sendiri itu lebih baik dari pada harus menjadi orang lain hanya untuk menutupi masalah."

Salsa juga ikut berdiri "maksud ibu?" Bu Aira menatap lekat Salsa "jadi diri kalian sendiri mulai sekarang dan kedepannya."

"Ibu tahu, kalian masuk sekolah di sini dan bisa masuk kelas terfavorit itu bukan hasil dari nyogok ataupun kecurangan lainnya karena kalian kaya."

"Tapi.." Bu Aira memegang pundak Salsa dan tersenyum hangat "karena otak kalian, karena kalian itu pintar, dan ibu rasa juga..." Bu Aira kembali menggantungkan ucapannya.

Salsa diam memperhatikan kelanjutan dari ucapan Bu Aira "kalian sengaja pura-pura bodoh dan gak mau belajar pelajaran umum karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua kalian kan?" Tanya Bu Aira setelahnya.

Salsa mengangguk samar, apa yang di katakan Bu Aira memang benar, mereka sengaja menjadi seperti ini, pura-pura bodoh untuk pelajaran umum karena ingin mendapat perhatian orang tua.

Tapi ternyata sama saja, orang tua mereka tidak peduli akan hal itu, mereka seolah-olah tuli saat kepala sekolah dan wali kelas sering memberi tahu mereka akan kelakuan anak-anaknya di sekolah lewat telepon.

"Tetap aja, mereka gak perduli Bu" jawab Salsa tersenyum hambar "mereka peduli, hanya saja, mereka kecewa dengan kelakuan kalian selama di sekolah ini."

Salsa mengerutkan dahi bingung saat Bu Mayang tiba-tiba masuk dan nimbrung di percakapan keduanya.

"Mereka fikir, kalian belajar dengan benar di sini, jadi murid idola karena kepintaran dan kesopanan kalian sama seperti nama kelas kalian IPA 1."

"Mereka juga kecewa karena sering mendengar orang-orang bergosip tentang anak mereka yang di sebut melakukan kecurangan dan masuk kelas itu dengan cara kotor."

"Oke ibu perjelas, semua siswa-siswi di sekolah ini menganggap, anak kelas 11 IPA 1 itu bisa masuk IPA bukan karena pintar tapi karena beruang" lanjut Bu Mayang dengan memperagakan ucapan para murid yang ia seringkali dengar.

"Kalian gak pernah kan, mau cerita ke orang tua kalian tentang kegiatan di sekolah dan sebagainya, bahkan kalian gak pernah mau terbuka ke mereka" mendengar itu membuat Salsa membantah keras.

"Gimana mau terbuka Bu, mereka terlalu sibuk sama P E K E R J A A N." Salsa menekan keras kata pekerjaan di akhir kalimatnya.

Bu Mayang mendekat ke arah Salsa dan mengajaknya duduk di sofa di ikuti Bu Aira yang duduk di samping kiri Salsa "mereka sibuk juga buat kalian."

"Kita gak butuh banyak uang, kita gak perlu jadi kaya asal selalu di kasih perhatian orang tua dan mereka selalu ada buat kita."

"Saat sarapan di meja makan ada mereka, saat kita berangkat sekolah ada bokap yang nganterin dan pas pulang udah si sambut hangat oleh nyokap."

"Gak banyak Bu, cuman itu" lanjut Salsa menyeka air matanya kasar "Ibu tahu?" Bu Aira dan Bu Mayang kompak menggeleng.

"Kita pengen kayak Kaizen sama Alia yang bisa full time setiap waktu bersama kedua orang tua mereka Bu."

"Dan beruntungnya, orang tua Kaizen sama Alia mau Nerima kita jadi anaknya, tempat kita curhat dan meminta perhatian yang kita gak pernah dapat dari orang tua kita sendiri."

"Oke.." Salsa kembali menyeka air matanya yang terus-menerus turun
"Walaupun gak ayal, menurut Salsa mereka masih termasuk beruntung, walaupun orang tua mereka sibuk dan selalu gak pernah pulang tapi tetap bisa ada waktu buat telpon."

"Sedangkan Salsa, Naya dan Diva, kita bertiga gak ada kata beruntungnya sama sekali buk."

"Mereka benar-benar sibuk, buat nyempetin nelpon bentar aja gak punya waktu!" Lanjut Salsa kalut dalam emosi.

"Kalian akan mendapatkan perhatian selayaknya seorang anak, Ibu bantu" ucap Bu Aira mengusap punggung Salsa "ibu akan bantu bicara sama orang tua kalian di pertemuan selanjutnya."

"Dalam rangka apa? Mereka mau datang ke pertemuan yang Ibu buat?" Tanya Salsa kepada Bu Mayang.

"Karena mereka penasaran tentang anak-anak mereka di sekolah bagaimana" jawab Bu Mayang tersenyum.

Salsa berdecih "penasaran, basi" Bu Mayang menggeleng"kalo kalian gak percaya, bisa ikutan datang di pertemuan ke dua ini."

"Ibu kirim ke Salsa tempat dan waktunya, nanti Salsa diskusikan sama teman-teman yang lain." Bu Mayang mengambil ponsel yang ada di sakunya.

Beberapa detik kemudian ponsel Salsa berdering menandakan pesan masuk.
"Udah ibu kirim" ucap Bu Mayang dan berdiri hendak pergi.

Baru dua langkah Bu Mayang pergi ia menoleh kembali "kalo semuanya membaik, kalian harus janji ke Ibu buat jadi diri kalian sendiri kedepannya" ucapnya dan benar-benar pergi.

Salsa kemudian menoleh ke arah Bu Aira "Ibu juga minta yang sama seperti Bu Mayang, jadi diri kalian sendiri." Bu Aira tersenyum hangat sambil mengelus pucuk kepala Salsa.

Salsa membalas senyuman tersebut dan "Salsa pamit ke kelas dulu Bu, udah mau bel, sekalian nanti mau diskusi ke yang lain" ucapnya.

"Iya" Salsa beranjak "assalamualaikum" Bu Aira mengangguk "waalaikumsallam."

Setelah kepergian Salsa Bu Aira memijat hidungnya pelan "kalian sebenarnya anak baik, cuman keadaan yang memaksa kalian seperti ini" ucapnya.

"Emang ya, naluri ibu-ibu itu luar biasa" ucap pak ibnu yang baru saja memasuki ruangan.

"Assalamualaikum dulu" sindir Bu Aira "waalaikum..sayang" Bu Aira memelototi pak Ibnu.

"Hehehe waalaikumsallam" ucap pak Ibnu seraya menggaruk tengkuknya "sayang" lanjutnya lagi dengan pelan namun masih bisa di dengar oleh Bu Aira.

Membuat Bu Aira tidak dapat menyembunyikan senyumnya dan membuat pipinya seperti kepiting rebus saat ini "cie salting" ledek pak Ibnu menoel pipi milik istrinya tersebut.










______________________________________








ABOUT NAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang