ABOUT NAYA {11}

102 42 0
                                    

"mau berhenti?" Diva bertanya setelah mendengar cerita Naya tentang kejadian di rooftop tadi "belum cape Div" jawab Naya tersenyum hambar.

Salsa dan Zahra yang melihat itupun merasa sedih "Kai jahat banget sih" ujar Salsa mengepalkan tangan "gue tampol nanti. Liat aja" ancamnya dengan wajah memerah padam.

"Jangan, nanti Kai nya gak ganteng lagi." ujar Naya seraya mencekal tangan Salsa yang hendak beranjak dari duduknya, mereka berempat sedang di kantin sekarang.

"Dih. Lo bilang gue bego soal cinta, lah situ apaan gblk." Sindir Zahra yang mengingat perkataan Naya beberapa waktu yang lalu "kok Lo jahat sih Ra, nyindir-nyindir gitu" ujar Naya tak suka.

"Sama-sama bego diam." Diva berbicara santai dengan menyeruput es teh miliknya "iya yang gamon mah menang" Naya dan Zahra berucap serempak membuat Diva tersedak.

"Gue gak gamon" Belanya dengan mata menatap tajam kedua sahabat menyebalkan nya itu.

"Untung gue gak kenal yang namanya cinta." Salsa yang sedari tadi menyimak dengan memakan bakso miliknya berucap enteng "gue mah maunya langsung di halalin."

Lanjutnya menaik turunkan alis "iya yang Sholehah paham agama emang beda." Ujar Zahra memutar bola mata malas.

Sedetik berikutnya mereka tertawa bersama dan mulai bercerita satu sama lain.

Shaka menghampiri Naya dkk "Aya ikut gue bentar" ucapnya menarik tangan Naya keluar kantin.

Melihat Shaka dengan tidak sopan-nya menarik Naya, seolah-olah mereka tidak terlihat di sini Zahra pun berucap sedikit kesal "gak izin. Gak sopan."

"Mentang ketua kelas" timpal Salsa ikut mencibir "mentang ganteng" lanjut Diva.

"Mentang sayang Naya walaupun alasannya gak jelas" Zahra lanjut menimpali.

"Mantan bisa jadi jodoh gak sih?" Ujar Diva menanggapi ucapan Zahra barusan.

"Udah capek-capek move on eh taunya berjodoh sama masa lalu. Lemah" ujar Diva mendapat gelak tawa keduanya.

______________________________________

"Ngapain narik-narik gue ke sini." Naya membuka percakapan saat mereka tiba di tribun lapangan sepak bola.

"Duduk dulu" bukannya menjawab Shaka malah menepuk tempat duduk di sebelahnya dan Naya menurut.

"Kenapa nangis?" Shaka bertanya seraya menatap lekat Naya. "Gak nangis." Elak Naya dengan cemas, ia takut jika Shaka akan marah karena ia berbohong.

"Gak pandai bohong gak usah ngomong mendingan" sindir Shaka dengan tatapan marahnya "maaf." Naya menunduk tidak berani menatap wajah Shaka yang sedang marah seperti ini.

"Ngapain nunduk? Gue lagi ngomong, hargain." Shaka menarik dagu Naya membuat Naya mendongak menatap lekat manik mata Shaka yang sedang marah membuatnya merinding.

"Aka jangan marah gitu,serem" Naya berkata jujur.

Mendapat perkataan jujur dari Naya, Shaka pun mencoba mengontrol emosinya "maaf. Makanya jangan bohong" ujar Shaka lembut.

"Gak marah lagi kan?" Naya bertanya ragu-ragu "iya sayang enggak" jawab Shaka dengan cengegesan.

"Gak lucu tau" ia mengerucutkan bibir sambil memukul lengan lelaki di depannya.

"Tapi serius ngajakin ke sini kenapa?" Naya kembali ke topik utamanya tadi "mau izin buat mukul Kaizen, soalnya udah buat Lo nangis" jelas Shaka mengucapkan nama Kaizen membuatnya kembali emosi.

"jangan ih, nanti Kai nya gak ganteng lagi" Naya berucap cemberut "Aka plis jangan apa-apain Kai nya Aya ya." Naya melanjutkan perkataannya dengan menangkupkan kedua tangan tidak lupa puppy eyes miliknya.

ABOUT NAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang