11. with you

15 18 0
                                    

"Semua, sia-sia"
-
-
-
-
-
-

Anaya melihat keluar jendela, dia harus berdiam diri di rumah, ingin sekali dia keluar dan menikmati suasana sore sambil duduk di taman.
Kakinya sudah tidak begitu sakit, perlahan tapi pasti dia mencoba berdiri.

Angin bertiup membuat pohon dan bunga bergerak sesuai irama hembusan angin. Suara itu membuat melodi yang menenangkan di telinga Anaya. Ini lebih baik daripada harus berdiam diri di rumah.

"Nay, bukannya lo sakit?"

Anaya menoleh. "Gue udah sembuh kok" jelas Anaya.

Arsya menaikkan sebelah alisnya tanda dia tidak percaya dengan ucapan Anaya. Ia mendekati Anaya dan menendang pelan pergelangan kaki gadis itu. Anaya mebulatkan matanya, rasa sakit menjalar dari kakinya.

"Makanya kalau belum sembuh itu jangan keluyuran" omel Arsya.

Anaya diam. Arsya menggendong Anaya di belakang tubuhnya. Untung saja taman itu tidak jauh dari rumah Anaya. Mereka saling diam, tidak ada yang berani berbicara. Sibuk menetralkan detak jantung yang tidak karuan.

Pasti sekarang rona merah itu sudah memenuhi pipi Anaya, dia merasa wajahnya seperti memanas.  Tidak mau Arsya tau perubahan wajahnya, Anaya menenggelamkan wajahnya di pundak Arsya.

"Kenapa?" Arsya melirik ke belakang, Anaya menggeleng.

Sedekat ini dengan Arsya, membuat Anaya sulit mengatur nafasnya. Dia bisa menghirup wangi yang khas dari tubuh Arsya, wangi yang lembut.

"Masih sakit?" tanyanya.

"Enggak"

Mereka sudah sampai di rumah Anaya.  Anaya duduk di kursi, sedangkan Arsya duduk dibawah. Di depannya Anaya.

"Lho, Anaya. Kamu dari mana? Tante nyariin kamu lho dari tadi" Karin menutup pintu.

"Maaf tante, tadi Anaya dari taman"

Karin mengangguk, Arsya berdiri dan salam kepada Karin, Karin terdiam sejenak lalu membiarkan Arsya menggapai tangannya.

"Saya baru lihat kamu, nama kamu siapa?"

"Arsya tante, teman sekolah Anaya"

"Makasih udah bawa Anaya pulang" ujarnya dan tersenyum.

"Sama-sama, tan"

"Gak mau masuk dulu?" tawar Karin dan memegang pintu.

"Arsya langsung pulang aja" ucap Arsya sopan.

"Oh, yaudah"

"Pamit ya tante, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumssalam"


"Siapa tadi, Nay?" Tanya karin setelah Arsya sudah pergi.

Anaya menoleh. "Temen kok, tan"

"Temen atau temen" goda Karin membuat pipi Anaya memerah. "Tapi ganteng kok, Nay!"

"Tanteeee" Anaya menahan senyumnya.

TAKDIR: Don't left me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang