.
.
.
.
.Arsya pov
Arsya membawa motornya dengan kecepatan sedang. Dia merasa sesuatu mengikutinya dari belakang dan benar saja. Arsya menambah kecepatan motornya, namun yang terjadi mobil itu menabraknya hingga dia terpental.
Belum sempat Arsya berdiri, dia sudah menerima bogeman mentah di rahangnya. Kepalanya masih pusing, dunia terasa bergerak baginya. Arsya masih mentralkan rasa sakit yang ia rasa.
"BAN*SAT" hardik nya.
Ketiga pemuda itu tidak memberi celah. Arsya hampir kewalahan. Tapi tangannya masih bergerak untuk memukul ketiga pemuda itu. Tidak terasa darah mengalir dari kening Arsya. Darah itu mengalir hingga ke pipinya.
Arsya memegang kening sebelah kanannya. "Darah" ucapnya.
Bugh
Pukulan mendarat lagi tapi kali ini di perut Arsya. Sialan mereka, menyerang disaat Arsya belum siap. Siapa mereka dan apa mau mereka.
"Kita harus bawa dia hidup hidupkan? " tanya salah satu pemuda.
"Iya"
Arsya tersungkur kebawah. Dia mengatur nafasnya. Dadanya terasa sakit karena banyak menerima pukulan di sana.
"Siapa kalian?! " tanya Arsya kemudian memegang perutnya.
Ketiga pemuda tadi tertawa. Membuat Arsya muak dengan mereka.
"Kata si bos jago, ternyata lemah ya" ucap salah satu dari mereka.
Arsya tidak Terima. Dia langsung berdiri dan memberi pukulan keras ketiga pemuda tadi. Dia tidak memberikan celah, gantian!
"Sialan!" hardik salah satunya karena Arsya berhasil meninju perutnya
"Siapa yang suruh lo!" Arsya mencengkram kerah pemuda itu.
"Nanti lo juga bakalan tau" ucapnya sambil tersenyum miring.
Satu orang berlari dibelakang Arsya dengan pisau di genggamannya.
"Jangan dia bisa mati!"
Dengan sigap Arsya menghindarinya, trik seperti itu sudah sering digunakan. Apakah mereka amatir? Arsya menghadiahkan tendangannya ke pemuda yang memegang pisau tadi.
Bugh
Arsya tersungkur kebawah dan kali ini benar benar tidak sadarkan diri ketika salah satu dari mereka memukul belakang kepala Arsya dengan balok kayu.
"Bawa dia"
~~~~~~~~~
Arsya membuka matanya. Mulutnya diikat dengan kain. Tangan dan kakinya diikat dengan tali. Dimana dia? Bagasi mobil? Dia mau dibawa kemana.
Tak lama dari itu mobil berhenti, Arsya mengintip keluar, sungai? Pintu bagasi terbuka. Ketiga pemuda tadi menyeret Arsya. Arsya memberontak.
"Diam!"
Arsya terus di seret hingga dia di ikat di sebuah batang pohon. Ikatan di mulutnya dibuka.
"Siapa lo! Lepasin!" teriak Arsya
"Bos, saya menemukan dia"
Seseorang yang dipanggil bos itu pun berbalik. Dia menunjukkan senyuman aslinya.
"Lo"
"Apa kabar Arsya Andara? " tanyanya di selingi tawa.
"Bang*at!!! CUPU LO!" hardik Arsya.
Dia Rendi, orang yang dulu sempat Arsya habisi. Arsya ingat ketika dia melaporkan Rendi ke polisi. Tapi dia tidak menyangka kalau Rendi belum di masukkan ke penjara. Apakah dia kabur?
"Bos, saya menemukan satu orang lagi" ucap salah satu pemuda itu.
Rifat, Arsya membulatkan matanya.
"Dia ngintip dan ngirim lokasi ke teman temannya. " jelas pemuda itu.
Rifat tak sadarkan diri, Arsya semakin berontak.
"Lepasin dia! Dia gak ada sangkut pautnya sama lo! " ucap Arsya kepada Rendi.
"Hapus lokasi yang udah dia kirim" suruh Rendi.
Pemuda itu mengambil ponsel Rifat dan menghapus pesan yang sempat Rifat kirim.
"Beres bos! " ucapnya.
"Kembalikan dia ke tempat kalian nemuin Arsya" suruh Rendi lagi. "Jangan sampai ada bukti yang tertinggal. " sambungnya.
"Siap bos"
Pemuda tadi pergi.
"Dan untuk lo, selamat datang di neraka" Rendi tersenyum menunjukkan sederet gigi putihnya.
Thanks for reading guys
Aaaaaaa bentar lagi tamat....
Don't forget to like and coment
Cerita absurd by me
Takdir
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR: Don't left me [END]
Novela Juvenil"Seseorang gak akan bisa faham kalau dia gak merasakan penderitaan yang sama!" "Yaudah.. bagi penderitaan lo ke gue, biar gue bisa faham! " ~~~~~ Dunia menjadi sulit bagi Anaya, takdir menjadi tidak adil kepadanya dan bahagia berubah menjadi a...