TUJUH BELAS

74K 4.3K 310
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca!

Komentar juga jangan lupa!

Kalo ada typo tolong tandai ya!

Happy Reading!

***

Tak terasa, rumah tangga ke dua anak manusia yang bernama Gabriel Nicholas dan Alea Puteri sudah menginjak usia satu bulan. Mereka, dua remaja yang dipaksa menjadi lebih dewasa oleh keadaan tetap menerima takdir yang mengharuskan mereka terjalin dalam suatu ikatan yang sakral. Meski pada awal-awal hanya Alea yang menggap pernikahan ini sakral, namun semakin hari Gabriel juga bisa menghargai pernikahan ini.

"Lo kenapa waktu itu gak batalin perjodohan ini?" tanya Gabriel yang kini tengah duduk dibalkon apartemen nya, istri cantik nya juga duduk dekat nya. "Padahal dihari pertama Papa kenalin gue sebagai calon suami lo, gue udah kasar sama lo."

"Kalo aku nolak, terus gimana sama Kak Aland? Apa sekarang dia bakal tetep baik-baik aja? Dan aku? Apa Ibu dan Ayah tetep mau tampung aku dirumah mereka?" jawab Alea dengan pandangannya lurus ke depan.

Gabriel melirik ke Alea yang sedang menatap lurus ke depan. "Kenapa lo ngomong gitu?"

Alea menarik napasnya pelan. "Kak Aland. Dia satu-satu nya orang yang paling aku sayang, dia selalu ada buat aku, dia baik sama aku, dan yang paling nyata dia suka manjain aku, sampai suatu hari dimana aku hampir kehilangan dia karena aku yang terlalu manja. Kak Aland ketabrak mobil saat aku nyuruh dia buat ambil bola ditengah jalan. Aku gak tau sekarang Kak Aland dimana, yang pasti dia sekarang lagi ngejalanin pengobatan diluar negeri. Kamu pasti tau sendiri, kan, kalo pengobatan diluar negeri butuh biaya yang besar. Mungkin, dengan aku nikah sama kamu, Ibu dan Ayah dapat bantuan dana dari keluarga kamu untuk membiayai pengobatan Kakak aku. Dan lagi, kalaupun aku nolak perjodohan ini, mungkin aku udah diusir orangtua aku."

Air mata Alea sudah menggenang dipelupuk matanya.

"Tapi, apa lo gak keberatan sama mereka, dengan begini, secara gak langsung harga diri lo dijual demi Kakak lo," ujar Gabriel lagi.

Alea tersenyum. "Mau bagaimana lagi? Mungkin ini udah takdir aku, kan? Dan yah, ini semua emang aku yang mulai. Seandainya aku gak manja dulu, kejadian itu gak akan pernah terjadi. Jadi, aku harus bisa jalanin ini semua demi Kakak aku."

Air mata Alea sudah tidak bisa dibendung lagi.

Gabriel yang menyadari Alea menangis mendekati dan membawa Alea ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis, dan maaf. Harusnya gue gak nanya itu sama lo." Gabriel mengelus punggung Alea yang bergetar.

Alea membalas pelukan Gabriel. "Engga apa-apa, Riel. Aku harus kuat, kan?"

"Lo wanita kuat, Lea." Gabriel terus menenangkan Alea dalam pelukannya.

Alea yang sudah merasa sedikit tenang melerai pelukan itu. Ia mendongak menatap Gabriel "Kamu sendiri, kenapa gak nolak perjodohan ini?"

Damn!

Pertanyaan yang paling Gabriel hindari pun akhirnya muncul. Gabriel bingung harus menjawab apa? Tidak mungkin kan ia memberi tahu alasan itu, ia tidak mau jika Alea tahu bahwa Gabriel menikahinya karena Grey, adiknya yang membutuhkan donor ginjal.

"Riel, kenapa bengong?" tanya Alea yang menyadari Gabriel malah diam membisu.

Gabriel semakin dibuat kelimpungan.

"Nanti malam, malam minggu, kan?" tanyanya tak nyambung.

Alea mengangguk. "Iya, kenapa? Kamu mau main ke markas kamu?" tanya Alea.

DANGEROUS GABRIEL | Perjodohan (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang