Sebisa mungkin vote dulu ya sebelum baca, dan jangan lupa tambahkan komentar kalian sebanyak-banyaknya🤗
Typo bertebaran!
Happy Reading!
***
"Jadi kalian berdua udah saling kenal?" Caca bertanya pada Alea dan murid baru di kelasnya, Valen.
Alea dan Valen kompak mengangguk.
"Kok, bisa saling kenal, sih?" selidik Caca tak habis.
"Iya, waktu itu gue sama Alea ketemu di Psi ---- "
"Depan alfamart, Ca. Waktu itu kita engga sengaja ketemu, ternyata sekarang ketemu lagi heheh." Alea memotong ucapan Valen sambil tertawa ringan.
Valen mengangkat satu alisnya seolah bertanya pada kenapa? Tapi gadis itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan. Alea tak mau Caca mengetahui bahwa selama ini Alea mempunyai gangguan mental, ia tidak ingin semua orang terbebani karena nya.
"Bener?" tanya Caca lagi, entah mengapa perasaannya mengatakan lain.
"Iya, kita emang ketemu di alfamart, kok," jawab Valen meyakinkan Caca.
Caca memanggut-manggutkan kepalanya. "Hm, oke deh. Eh, btw kalian mau pesen apa?" tanya Caca pada Alea dan Valen. Karena kini mereka sedang istirahat dan berada di kantin.
"Pesen air mineral."
Alea dan Valen sontak saling tatap saat mereka berucap berbarengan.
"Cie ... Kompak bener, cocok deh kalian. Eh jangan deh nanti si Gab --- hmptt."
Alea segera menutup mulut Caca sebelum ia keceplosan tentang Gabriel dan pernikahannya.
Caca melepaskan tangan Alea dari mulutnya. "Huh huh huh, lo kenapa tutup mulut gue?" ujarnya tak sadar sambil menetralkan napasnya.
"Maaf, Ca. Tapi boleh cepet beliin engga? Aku haus soalnya," elak Alea sebisa mungkin mengecoh pertanyaan Caca.
Caca hanya mendengus. "Iye nih, gue beliin sekarang."
"Makasih, Ca," kata Alea tersenyum pada Caca.
Caca hanya menampilkan jempol tangan pada Alea dan setelah itu ia langsung pergi membeli air mineral.
Setelah Caca menjauh Valen menatap Alea yang duduk di sampingnya. "Kenapa kamu engga jujur aja sama temen kamu?"
Alea menggelengkan kepalanya. "Engga bisa, Len. Aku engga mau Caca jadi ikut terbebani karena trauma aku."
"Caca temen kamu, Lea. Pasti dia akan bantu kamu sembuh dari trauma itu." Valen menatap Alea disampingnya.
"Justru itu, aku engga mau hidup aku jadi beban buat semua orang disekeliling aku. Cukup aku aja yang rasain gimana susahnya bertahan ditengah ketakutan, kalian semua jangan," jelas Alea tak mau diganggu gugat.
"Ya udah, tapi kalo kamu butuh temen curhat, kamu bisa, kok, hubungin aku," kata Valen ramah pada Alea.
"Makasih, Valen," ujar Alea sangat senang karena akhirnya ada yang mau mendengar keluh kesah tentang trauma nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS GABRIEL | Perjodohan (Complete)
Teen Fiction[PRIVAT ACAK! FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] 18+ (MENGANDUNG KATA KASAR, UMPATAN, KEUWUAN, SCENE KISS, SCENE HUG) - Mungkin sebagian manusia akan senang jika mendengar kata 'Menikah'. Tapi tidak untuk Gabriel Nicholas, si ketua Cruel Geng. "Gak usah...