DUA PULUH

88.5K 5.1K 732
                                    

Yang belum follow akun aku follow dulu yuk▼・ᴥ・▼

Vote sama komentarnya banyakin yuk, biar aku engga ngaret kalo update hehehe;)

Ada typo bantu tandai gengs!

Happy Reading!

***

"Dandelion itu memilih gugur sebelum tumbuh dan bahagia"

-Gabriel Nicholas

***

"Semoga Alea suka," gumam Gabriel setelah selesai membuat masakan untuk Alea, sebagai tanda permintaan maaf karena sudah berlaku kasar tadi. Ia sadar betul jika Alea benar-benar marah padanya.

Dengan celemek yang terpasang ditubuh nya Gabriel mulai memasak, meski dirinya seorang lelaki namun ia bisa memasak. Karena dulu Mama nya sering ikut sang Papa ke luar negeri jadi Gabriel sudah biasa membuat masakan untuknya dan untuk adiknya, Grey.

Setelah masakan matang, Gabriel memindahkan masakan itu dan menaruhnya rapih di meja makan.

"Maaf Lea, cuma ini yang bisa gue kasih ke lo. Semoga lo suka." Gabriel menghapus peluh didahinya dan membuka celemek yang ia pakai, setelah itu ia bergegas ke kamar untuk mengajak Alea makan bersama.

Tok tok tok

Gabriel mengetuk pintu apartemen nya terlebih dahulu sebelum masuk kamar.

Tak ada jawaban dari si empu didalam kamar.

Ceklek

Gabriel membuka pintu itu perlahan. Netra coklatnya mengedar ke seluruh ruangan kamar itu, namun tak ada siapapun. Sepi. "Kemana Alea?" batinnya berucap.

Ia melihat ke arah kamar mandi yang tertutup. Sepertinya Alea sedang dikamar mandi. Tapi Gabriel sedikit aneh karena kamar mandi itu tidak mengeluarkan suara gemercik air. Biasanya jika Alea sedang berada dikamar mandi ia akan menghidupkan keran air.

Gabriel menyingkirkan pikiran jelek itu, Gabriel lantas duduk dikasur miliknya, selagi menunggu Alea keluar dari dalam kamar mandi, netra mata Gabriel jatuh pada sepucuk surat yang entah sejak kapan berada dimeja belajar Alea.

"Tumben Alea bikin begituan," ujar Gabriel. Karena kepo Gabriel mendekati surat tersebut.

Ia tahu ini tulisan Alea, tak menunggu waktu lama dengan rasa kepo sebesar dosanya, ia membaca surat itu perlahan. Seketika tubuhnya menegang saat membaca itu, ia menggelengkan kepalanya dengan mata yang memanas.

Di dalam surat tersebut terdapat tulisan yang berisi seperti ini:

Untuk Gabriel Nicholas, suami Alea Puteri.

Riel, aku minta maaf kalo belum bisa jadi istri yang baik buat kamu, aku minta maaf karena selalu buat kamu marah.

Maaf jika selama ini aku jadi beban dikehidupan kamu, dan terimakasih satu bulan lebihnya karena mau jadi suami aku.

Engga banyak yang mau aku ucapin sama kamu. Aku cuma mau bilang selamat tinggal.

Oh iya, Sejujurnya Aku capek Riel sama kehidupan ini, aku cape sama sikap kamu yang berubah-rubah, aku cape sama semua ini. Mungkin ini terlihat bodoh, tapi aku rasa ini jalan yang terbaik untuk mengakhiri rasa sakit aku.

DANGEROUS GABRIEL | Perjodohan (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang