DUA PULUH SATU

85.4K 4.6K 186
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan tinggalkan komentar kalian🤗

Typo bertebaran!

Happy Reading!

***

Hari yang paling anak sekolah hindari pun datang, hari dimana ia menjadi hari paling awal untuk hari-hari berikutnya, ya hari Senin.

"Eung .... " Gabriel meraba sisi kasur sebelah nya.

Ia tak menemukan apa-apa disisinya, seketika matanya langsung terbuka dan langsung mencari istrinya.

"Alea mana?" gumam Gabriel sambil menelisik kamarnya, ia melihat kamar mandi masih tertutup dan tidak ada suara air keran hidup.

Pikirannya sudah kemana-kemana, ia langsung lari ke kamar mandi dan ternyata Alea tak ada didalam sana. Lantas kemana Alea? Ini masih pagi, baru pukul setengah enam, biasanya ia masih ada dikamar. Baju sekolahnya pun tak ada.

"Gak, kamu gak boleh pergi dari aku Alea." Gabriel lari keluar kamarnya hendak menuju dapur, ia harap Alea sedang memasak sarapan pagi.

Gabriel mengusap rambutnya kasar. "Kamu kemana, Alea? Apa kamu kabur ninggalin aku?" Gabriel sudah sangat takut, sebab didapur hanya ada masakan yang sudah siap disantap, pasti ini buatan Alea. Tapi kemana Alea nya?

"Maaf, Le ... Aku minta maaf karena sering kasar sama kamu, kamu kemana? Apa kamu bener-bener pergi ninggalin aku?"

Gabriel duduk di sofa ruang tamu, air matanya sudah meluncur dari mata lelaki itu. Ia mengusap-mengusap rambutnya frustrasi saat Alea kabur dan pergi dari hidupnya.

"Kamu kemana, Le ... Hikss ... Aku mohon balik sayang jangan tinggalin aku. Aku hikss ... Mau minta ma --- maaf."

"Riel."

Gabriel menggelengkan kepalanya saat suara Alea yang terngiang-ngiang memanggil namanya, "Liat hikss sayang ... aku sampe halusinasi denger suara kamu hikss .... "

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahu Gabriel, Gabriel memutar badannya dan mendongak, saat tahu siapa orangnya ia langsung berhambur memeluk orang itu.

"Ka --- kamu dari mana, sayang?" tanya Gabriel terputus-putus karena masih menangis.

"Kamu kenapa, Riel? Kok, nangis?" tanya Alea sambil membalas pelukan Gabriel dan mengusap rambut lelaki itu.

Awalnya ia enggan membalas pelukan Gabriel, apa lagi mengelus rambut lelaki itu. Tapi saat menyadari Gabriel menangis, hati nuraninya langsung tersentuh. Lihat! Sebaik apa Alea Puteri!

Gabriel masih memeluk Alea. "Ka -- kamu hikss ... Dari mana? A --- aku cariin, kok, gak ada?"

"Aku habis buang sampah ke bawah, Riel," tutur Alea sambil mengusap surai coklat milik Gabriel.

"Kenapa gak nanti siang aja, sih?" tanya Gabriel diceruk leher Alea.

"Kalo nanti siang tukang sampahnya sering keburu lewat, tukang sampah ngambilnya jam 9an, biar aku engga telat buang sampah jadi pagi-pagi aja." Alea menjelaskan secara detail pada Gabriel.

DANGEROUS GABRIEL | Perjodohan (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang