ARTHARA 9

20.1K 1.1K 28
                                    

"Kenapa dengan hatiku? Apakah aku masih mencintainya?"

Double up ygy.
 

      Lebaran ya?😍

Bagi yang islam aku ucapkan minal aidzin walfaidzin ya, selamat hari raya idul fitri,
Maaf lahir batin semua🙏❤

Salam toleransi🤭🥳

♡♥︎♡

"Tinggal beberapa hari lagi kamu bakal pergi ya, Ra."

Amara yang tengah memakan kripik singkong di tangannya seketika menoleh kearah sang ibunda. "Pergi?" seketika nafsu makannya langsung hilang dalam sekejap.

Aaron mengelus rambut adeknya dari samping. "Abang pasti bakal sering main ke tempat kamu nanti. 'Kan Abang gak bisa jauh dari kamu."

Amara tertegun, merasakan sesak teramat sangat di dadanya. "I-iya sering-sering aja mainnya," jawab Amara cukup gugup bagaimana caranya nanti menyembunyikan kandungannya jika Aaron akan sering ke tempatnya nanti.

"Papa sama Mama bakal sebulan sekali ke tempatmu nanti, liat perkembangan kamu selama disana."

"Hah?" semakin takut Amara, semakin bergetar tangannya.

Ting tong

"Eh, tolong kamu bukain Ra, pintunya."

Amara berdiri kemudian mengangguk kan kepalanya. "Oke."

Ceklek

"Iya mau cari-"

"Hm?"

Amara segera menutup kembali pintu namun tertahan oleh kaki panjang yang menahan pergerakan pintu itu.

"SIAPA, RA?! SURUH MASUK AJA!" teriak Mama dari ruang keluarga.

Amara ketakutan ia menatap Arthur yang tengah menyeringai kepadanya.

"IYA!" Amara mempersilahkan Arthur masuk dengan wajah datar.

Arthur dengan senang hati masuk. "Hi, my cousin." tangan Arthur mengacak gemas rambut Amara. Kebiasaan itu memang sudah lama Arthur lakukan jika berkunjung ke rumah Amara. Namun kali ini, tentu saja berbeda.

Amara langsung menghindar.

"Tenang gue gak bakal bilang apapun tentang anak lo itu, gue cuma mau kasih ini," Arthur merogoh paperbag yang dibawanya. "Buat lo, special!" seringai itu muncul membuat Amara cukup takut. Tangannya enggan menggapai undangan yang di sodorkan Arthur padanya.

Arthur melempar undangan itu tepat pada wajah Amara. "Dibaca, takut lo malah gak sadar diri," sinisnya.

Amara mematung menatap tak percaya punggung tegap milik Arthur di depan sana yang berjalan santai bak tak ada beban.

Tangan Amara turun ke perutnya yang di lapisi kaos putih. "Sifat kamu jangan ngikut orang itu, ya dek"

♡♥︎♡

ARTHARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang