"Salahku sendiri, mencintaimu tanpa pernah berani untuk mengutarakannya."
Happy weekend!😻
Aku up seminggu sekali ygy, sekarang sibuk bgt! Pulang sekolah jam 3 terus akhir-akhirnya mata aku juga sakit dan merah gitu.Ada yang tau penyebabnya? 😭 merah trus bengkak, pliss perih bgt kalau kena cahaya pagi sama penglihatan aku udah kabur sedikit!😭🙏
Aku gak tau gimana lagi lanjut ni cerita kalau mata aku gini(cry)
Do'ain biar aku cepat sembuh ya😻 biar senang UPnya.
Kasian kalian, kasian juga aku🥲🤌
Yaudah maaf, banyak cuap-cuapnya.
-happy Reading-
♡♥︎♡
Brak
Sri terpekik kaget saat pintu penginapan mereka di buka dengan kasar. Matanya melotot kemudian berjalan kearah Amara yang kini mengatur nafasnya dengan wajah sembab.
"Mbak! Syukurlah mbak Amara udah kembali!" seru Sri lalu memeluk Amara sekilas. "Aku senang banget!"
Amara mengurai pelukannya kemudian tubuhnya luruh ke lantai. "Kita harus pergi dari sini."
Sri tanpa menanggapi lirihan Amara, ia jongkok kemudian menatap wajah Amara. "Mata mbak sembab banget, bilang sama Sri, mbak gak diapa-apa-inkan?! Mbak gak luka, kan?!" ujar Sri dengan nada paniknya membuat Amara tersenyum tipis.
Amara berdiri kemudian menarik tangan Sri. "Nanti aku bakal cerita. Yang terpenting sekarang aku udah balik dan Sri tolong banget kamu kemas-sin barang-barang kita, kita harus pulang sekarang!" tegas Amara lalu menarik tangan Sri agar cepat bergegas.
"Kenapa mendadak mbak, emang kerjaan mbak Amara udah selesai?!"
Amara menoleh kemudian menggeleng pelan. "Cepat prepare, Sri!" tegas Amara dengan nada cukup tinggi membuat Sri tersentak kemudian dengan cepat melakukan tugasnya. Bahaya sekali kalau Amara sudah marah.
Amara mendekat kearah Al yang tertidur. "Sayang," panggil Amara dengan pelan kemudian mencium kening putranya itu dengan senyum tipis.
"Kamu selamanya hanya milik Mommy, kita gak bakal bisa berpisah, Mommy sayang sama Al."
Amara memeluk Al yang kini sudah perlahan membuka matanya.
"Mommy!" Al melompat ke pangkuan ibunya dengan mata merem-melek. Kemudian memeluk leher Amara dengan erat seraya menangis di sana.
Amara mengeratkan pelukannya lalu mencium puncak kepala Al. "Udah, gak usah nangis, mommy udah ada di sini," ujar Amara yang sangat tidak sesuai karena kini dirinya yang malah menangis.
"Mommy kemana ajah cih, Al capek nunggu mommy puyang," ujar Al di sela tangisnya. Ia memukul pelan bahu Amara.
"Mommy kerja sayang."
"Boong! Al ndak pelcaya!"
Amara menghapus air mata nya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan untuk menahan bobot tubuh Al yang bergerak gelisah di pangkuannya. Kemudian Amara menahan tangan Al yang memukul bahunya. "Kalau Al nakal, mommy pergi lagi nih," candanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHARA (TERBIT)
Novela Juvenil(END) FOLLOW SEBELUM BACA! DON'T COPPY MY STORY, BABE♥ "kak Arthur, aku hamil." "Hm?" "Kakak bakal tanggung jawab, kan?" "Gak mungkin! Minggu depan gue tunangan!" "Apa?" ________ Amara tak mengerti lagi dengan takdir yang diberikan Tuhan untuknya...