ARTHARA 36

9.4K 488 31
                                    

"Tidak semua pameran utama akan berakhir bersama pameran utama, bukan?"

Saya cepat up hari ini!
Saya lagi mood banget hehe🥰

Jangan lupa komen, vote ya!
Terimakasih buat dukungan kalian semua, udah spam komen dan vote sebanyak mungkin, thankyou so much!

-Happy Reading-

♡♥︎♡
"Mommy kapan pulang, Dad?"

Pergerakan tangan Arthur yang menyuapi Allarich terhenti saat mendengar ucapan dari mulut putra kecilnya yang polos itu.

"Secepatnya ya, Al tunggu aja."

Al cemberut kemudian matanya berkaca-kaca. "Pengen lihat wajahnya Mommy, Al kangen banget Daddyyyy!" rengeknya, memegang lengan kekar Arthur di sampingnya.

"Al pengen mommy pulang cepat huhu!" Al menyeka air mata nya kemudian menatap Arthur dengan wajah memohon.

Arthur menyentuh kepala Al kemudian mengelus nya pelan, "Daddy bakal usahain, Al. Daddy bakal lakuin yang terbaik buat kamu selama Mommy gak ada dan selamanya Daddy bakal ada di samping Al."

"Al ngerti, kan?" Arthur mengusap pipi anaknya yang mengalir air mata.

"Percaya sama Daddy, Daddy bakal temuin Mommy secepat mungkin!" tekad Arthur.

Al menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Al sayang sama Daddy." ungkapnya membuat Arthur tersenyum.

"Tapi Al lebih sayang sama Mommy."

"Ya, Daddy tau itu."

"Al makan lagi ya?"

Al menutup mulutnya dengan tangannya yang kecil. "Ndak mau! Udah banyak yang masuk pelut Al!"

Arthur terkekeh, kemudian menempatkan mangkok bubur itu di atas nakas. "Mana? Daddy lihat dulu perut Alnya kalau bulat berarti makannya udah kenyang."

Mata Al mengerjab polos dengan binaran mata bingung. "Bisa gitu ya?"

"Iya, mana dulu perut na Al, hm?" Arthur semakin menyebarkan senyum nakalnya.

Al mengangkat bajunya sampai atas dada kemudian menepuk sekali perutnya yang sedikit buncit. "Udah besal kok, ya 'kan Daddy?"

Arthur tertawa kemudian menutup perut anaknya dengan baju lagi. "Iya deh."

"Telus, mana pelut Daddy!? Al juga mau lihat kenyang atau enggaknya."

Arthur mengerjab polos kemudian ia terkekeh kecil. "Perut Daddy kenyang dong banyak rotinya lagi hahah.." Arthur tertawa melihat wajah Al yang bingung seraya memiringkan kepalanya.

"Loti? Mana! Al pengen lihat dong!" Al merangkak naik ke tubuh Arthur dan duduk di pangkuannya.

"Ehh? Anak ini." Arthur mengelus kepala Al dan diam-diam mencium kepala putranya itu. Ia tak menyangka bisa memiliki anak semuda ini.

"Mendingan Al tidur aja, ya? Udah jam delapan malam nih."

"Pengen lihat loti duluuu!" rengek Al dengan mata berkaca-kaca.

ARTHARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang