ARTHARA 26

15.1K 769 22
                                        

"Doa itu indah, engkau berbisik di bumi tapi terdengar sampai ke langit."

♡♥︎♡

Arthur menurunkan Allarich dari gendongannya setelah sampai di teras rumah. "Bawa Allarich ke ibunya sekarang!" perintah Arthur kepada pelayan di sana. Kemudian pria itu untuk jongkok memberikan satu paperbag kecil ke tangan mungil Al.

"Ini mainan yang kamu pilih tadi, sekarang Al bobok dulu di kamar mommy ya," ujar Arthur dengan mengacak gemas rambut anaknya yang tengah tersenyum.

"Okey, makasih-" Al mendekat kemudian mengangkat tangan kekar Arthur dan mencium punggung tangannya membuat pria tampan itu terkejut setengah mati.

"My Dad" Al menyengir kemudian berlari masuk kedalam secara zig-zag sungguh lucu!

Arthur tersenyum. "Yes, berhasil!"

"Nyengir mulu lo, Thur. Gak takut kering tu gigi?"

Arthur berdiri kemudian menatap ke sampingnya di mana ada satu sahabatnya di sana. Sahabat yang sudah 7 tahun tidak ia temui.

Arthur memberikan tatapan tajam kepada Alex Marcosius, sahabat nya dulu sebelum Kafael dan Agam. Walaupun berbeda negara dan tidak pernah bertemu dalam 7 tahun ini, tetapi keduanya sangat terhubung melalui media sosial

"Ngapain sih lo kesini bangsat?! Pergi lo!"

Alex terkekeh kecil merasa tak takut dengan Arthur yang barusan menggertaknya. "Yaelah, gue cuma nginap bentar kali, hmm sampai lo pulang dari Turki, mungkin?"

Arthur mengepalkan tangannya di udara. "Jangan berani-rani lo, ya! Lo bukan siapa-siapa yang bisa bebas di rumah gue ini!"

Alex menyentuh dadanya secara dramatis. "Afah iyah? Apa selama ini kita tak berteman, Arthurku?"

Arthur mengambil koper biru besar yang dekat dengan Alex kemudian melemparkan itu ke halaman rumah sehingga menimbulkan suara yang keras.

"PERGI! LO BISA SEWA APARTEMEN BUKAN MALAH MAU TINGGAL DI RUMAH GUE, ALEX!" teriak Arthur penuh amarah.

Alex berjalan mendekat kearah kopernya dengan mulut nyenye mengejek Arthur. "Kasar banget sih, Thur. Gak berubah-rubah dari dulu walaupun udah punya anak satu," kesal Alex meraih kopernya dengan kasar, menatap Arthur dengan mengerucut kan bibirnya.

Arthur bersedekap dada. "Tuh tau, sekarang mending lo pergi sebelum gue perlakuin lebih kasar lagi!"

Alex menyeringai tipis. "Izinin aja kali gue tinggal di sini nemanin calon bini sama anak lo selama lo di Turki," tutur Alex dengan senyum menawan.

Arthur berdecih sinis. "Gak.bakal dan jangan bicara sembarangan!" tekannya.

"Kenapa dah?" Alex mendekat. Menunjukkan raut mencurigakan, sangat mencurigakan. "Jangan takut kalau gue tertarik sama calon istri lo, gak bakal," bisiknya di telinga kanan Arthur

Alex memutar kunci mobil yang ada di sela jari tangannya. "Lo cuma izinin gue tinggal aja di sini, jaga Amara dan anak lo, so simple, right?"

"Gak lebih, Thur. Lo percayakan sama gue?"

Arthur terdiam namun diam-diam ia menyeringai. Dengan secepat kilat ia mendorong dada Alex menjauh. Sampai Alex hendak terjatuh di tangga teras. "Buat apa sih lo rayu gue buat kasih akses lo tinggal disini, walaupun lo teman gue, gue gak sebaik itu buat izinin lo melakukan apapun termasuk tinggal sementara di rumah gue."

Alex mendecih. "Oke gue serius. Lo mau gue aduin ke Mommy Vita sama Daddy lo kalau lo udah hamilin se-"

Bugh

ARTHARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang