"Selalulah bahagia untuk kalian yang pernah dikenalkan sebuah luka."
-Amara-
Sesuai janji gue, gue up hari ini lagi karena gue benar-benar peringkat 2🥰🥰
Yey! MAKASIH UNTUK PARA KAWAN-KAWAN PEMBACA SETIA YANG MENDOAKAN AKU BIAR DAPAT PERINGKAT 2! 😚JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YGY!😭🙏
SKLH KAMI UDAH LIBUR GUYS, SKLH KALIAN GIMANA?👉
SPILL PERINGKATNYA DONG DI KOLOM KOMENTAR👉👉🥰
❤❤
Amara menyeret satu koper lumayan besar di area masuk bandara internasional Zürich, Swiss dengan kode IATA ZRH dan kode ICAO LSZH.
Sementara Al kini berada di gendongan Justine. Ada Kylie dan Aaron juga yang berjalan di sampingnya.
Justine menurunkan Al lalu mengusap kepala anak itu sekilas membuat Al memperlihatkan gigi-gigi mungilnya yang lucu.
"Kau tidak boleh nakal selama di sana ya, minggu depan kita akan bertemu kembali!" celetuk Justine seraya mencolek hidung Al.
"Okey ancle!"
Amara terkekeh kecil, ia menoleh kearah Aaron yang menatapnya tak ikhlas. Sebenarnya Aaron sangat tak mengijinkan Al untuk ikut dengannya namun dengan permohonan dan tangisan Al yang meraung-raung jadilah anak itu tidak di tinggal bersama Aaron di Swiss. Mana bisa Aaron tega melihat keponakan nya begitu.
Amara mengangkat sebelah tangannya untuk melihat arloji di tangannya. "Semuanya, aku dan Al berangkat dulu. Terima kasih sudah repot-repot ikut ngantarkan kami." Amara menggenggam kedua tangan mungil Al.
"Hati-hati." ujar Justine dan Kylie secara bersamaan.
"Jangan lupa untuk menghubungi kakak ya Amara," kata Aaron.
"Tentu saja, aku berangkat jaga diri kalian baik-baik."
"Kami akan merindukan mu, Amara."
Amara terkekeh dan melambaikan tangannya seraya berjalan menjauh di antara orang-orang.
♡♥︎♡
Arthur mengusap bibirnya menggunakan tisu setelah memakan makanan yang tersaji di depannya. Kini pria tampan itu tengah berada di restoran bersama asisten pribadi nya.
Dika memeriksa MacBook nya yang baru saja terdapat pesan dari sebuah E-mail. "Tuan," panggilnya membuat atensi Arthur terbagi.
"Ya?" ujar Arthur seraya menatap kembali ponselnya.
"Tuan akan melaksanakan meeting bersama dengan Tuan Marco di Bali."
Arthur mendongak dengan menyipitkan matanya. "Siapa yang mengatur tempatnya? Kenapa harus disana?"
"Tuan Marco sendiri yang memintanya, Tuan. Kita tak bisa menolak atau menawar."
Arthur berdecak pelan kemudian menyugarkan rambutnya kebelakang. "Kapan keberangkatannya?"
Dika kembali mengotak-atik layar macbook nya. "Dua hari lagi, Tuan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHARA (TERBIT)
Ficțiune adolescenți(END) FOLLOW SEBELUM BACA! DON'T COPPY MY STORY, BABE♥ "kak Arthur, aku hamil." "Hm?" "Kakak bakal tanggung jawab, kan?" "Gak mungkin! Minggu depan gue tunangan!" "Apa?" ________ Amara tak mengerti lagi dengan takdir yang diberikan Tuhan untuknya...