"Diam yang paling tenang adalah mendoakan."
Selamat membaca!
🦋😚
♡♥︎♡
Tok tok tokAmara mengucek matanya lalu menutup buku novel yang berada di tangannya saat ini.
"Tunggu sebentar." Amara mendekat kearah ranjang kemudian menarik selimut agar menutupi tubuh kecil anaknya yang tertidur pulas. Mematikan televisi, Amara beranjak menuju pintu.
Cek lek
"Arthur?"
Arthur tersenyum tipis kemudian sedikit menegokkan kepalanya agar bisa melihat anaknya yang saat ini tertidur.
"Kamu mau kemana?" Amara bertanya dengan raut heran, sebabnya pria itu tengah memakai pakaian casual kaos hitam dengan kemeja biru serta celana di bawah lutut seperti akan bepergian saja.
Arthur tersenyum kecil. "Kamu masih belum ngantuk?"
Amara menggeleng sekali.
"Mau pergi bareng aku, gak?"
"Kemana?"
"Kawin lari." Bibir Amara berkedut menahan tawa lalu ia terkekeh merdu sekali di telinga Arthur.
"Seriusan, mau kemana?"
"Jalan aja ke cafe? Atau ke taman? Yang mana kamu suka deh."
Amara terkejut kemudian menunjuk dirinya sendiri. "Kok aku sih, kan kamu yang mau jalan." seumur hidup Amara senang sekali bisa bercanda dan berinteraksi begini dengan Arthur. Dahulu mereka itu memang akrab namun Arthur itu irit ngomong dan bahkan sangat kasar padanya. Perhatian sih perhatian tapi lewat cara kasar dulu.
"Yaudah deh, mau ikut enggak? Kalau sendiri sih aku enggak mau."
Amara mengangguk dengan senyum malu. "Boleh, aku ganti pakaian dulu."
Arthur menahan lengan Amara. "Ngapain? Kamu udah cantik pakai pakaian kayak gitu."
Pipi Amara memerah mendengarnya. "Ya ma-masa aku pakai piyama kelinci gini, sih?" ujar Amara pura-pura kesal.
"Cute," gumam Arthur memandang Amara mendamba.
"Apa?"
"Kamu lucu, very cute and adorable, luv,"
Amara menahan senyumnya kemudian segera menutup pintu kamar. "Tunggu 10 menit!"
Arthur terkekeh kecil seraya tersenyum miring sekilas. "Fufufu.."
♡♥︎♡
PlakPlak
"Clara! Lo keterlaluan!" Diandra berseru frustasi sebab Clara menampar bolak-balik wajahnya sebagai pelampiasan atas rasa sakit hati dan malunya tadi.
Clara menjambak rambutnya sendiri seperti orang tidak waras. "Lebih keterlaluan Arthur sama gue! Gue bingung, gue hilang arah, gue gila!" teriaknya memenuhi kamar Diandra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHARA (TERBIT)
Подростковая литература(END) FOLLOW SEBELUM BACA! DON'T COPPY MY STORY, BABE♥ "kak Arthur, aku hamil." "Hm?" "Kakak bakal tanggung jawab, kan?" "Gak mungkin! Minggu depan gue tunangan!" "Apa?" ________ Amara tak mengerti lagi dengan takdir yang diberikan Tuhan untuknya...