ARTHARA 35

9.8K 443 42
                                        

Efesus 1 : 16
"Akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,"

Hay, selamat datang kembali ke cerita ARTHARA part 35!

Komen, vote terus ya!

Kalian pengen cerita ARTHARA ini di buat E-book apa di cetak aja?
Hmm🧐🥴

Pakaian Amara bertemu orang tua Kafael! Anggap aja warna hitam.

♡♥︎♡

Kafael merengkuh lembut pinggang ramping Amara. Tatapannya lembut dan ramah. Ia terus tersenyum tipis sepanjang jalan menuju ruangan private yang berisi anggota keluarganya.

Amara menggenggam erat dompet yang ia pegang. Hatinya sangat resah dan gelisah. Ia sangat khawatir dengan kondisi nya saat ini dan tentunya, ia sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya.

Sekilas, Amara melirik kepada Kafael yang terus menyebar senyum kepada para pelayan. Kafael itu.. tampan dan ramah. Ia bersikap lembut dan perhatian. Hampir semua orang mengagumi dirinya bahkan saat masih sekolah dulu.

"Dont worry, Amore mio. Tidak ada yang perlu kamu takuti, sayang. Aku di sampingmu, always."

Kafael mengecup punggung tangannya hingga membuat Amara kaget.

Pintu di depannya terbuka, para pelayan langsung menyambut keduanya dan menyuruh duduk di sofa besar yang sudah ada tiga orang disana. Dua wanita beda usia dan satu pria paruh baya.

"Kakak!"

Seorang wanita cantik ahh tidak hanya cantik tapi imut sekali berlari kearah Kafael dan memeluknya sehingga rengkuhan Kafael di pinggangnya terlepas begitu saja.

Amara baru ingat, jika dulu, Kafael pernah mengatakannya pada Arthur jika orangtua sering perjalanan bisnis hingga hampir tidak ada waktu untuknya. Tapi bukan berarti kedua orang tuanya tidak sayang dan peduli padanya.

Kafael membalas pelukan wanita yang memakai pakaian pink yang sangat lucu, walaupun Amara tau dia bukan anak-anak lagi.

"Adikku yang manis, apa kabar?" tanya Kafael seraya mengacak gemas rambutnya.

"Aku baik-baik saja, kakak! Kenapa lama tidak mengunjungi kami di Amsterdam sih?!" gerutunya, menarik Kafael menjauh dari depan pintu menuju dua orang paruh baya yang menatap kearah mereka.

Amara terhenyak, apa-apaan situasi seperti ini?! Kenapa ia harus ada disini jika tidak dihargai sama sekali, ini bukan pertemuan keluarga dan calon menantu tapi temu kangen keluarga cemara!

ARTHARA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang