"Silahkan pergi dari aku lagi, sampai kau akan benar-benar mengerti bahwa pintu bisa terkunci dari dua sisi."
Hay, makasih udh baca.
Jangan lupa ramein lapak ini dgn vote, komen ya!Maaf agak lambat UP karena kemaren sibuk😤
♡♥︎♡
"Mommy!"Amara menutup mulutnya dengan airmata yang setia membuat matanya membengkak. Ia berlari dan langsung memeluk erat Allarich yang sudah berada di depan pintu dengan tangan yang mengambang di udara.
Amara mengangkat Allarich dalam gendongannya kemudian mencium pipinya berkali-kali. Amara sangat bersyukur Tuhan masih mengijinkan dia untuk melihat dan memeluk anaknya seperti sekarang. Dia sangat bersyukur.
"How are you?" tanya Amara dengan tersendat-sendat. Ia mengusap sayang kepala anaknya yang juga menangis di dekapannya.
"I'm fine, i'm good, mommy." Allarich menjawab dengan memeluk leher ibunya dengan erat.
Amara mencium kepalanya berkali-kali. "I love u."
"U too, mom. Jangan pelgi lagi ya, jangan tinggalin Al!"
Amara tersenyum dengan menganggukkan kepalanya. "Pasti. Tidak akan pernah lagi, mungkin."
Tangan Allarich melambai di udara. "Daddy sini, peluk Mommy sama Al juga!"
Amara melotot ia menatap Al dengan peringatan namun belum sempat ia berkata, Arthur sudah memeluk keduanya dalam pelukannya yang hangat.
Wajah Amara berada pada dada pria itu karena Arthur memang benar-benar tinggi, lebih tinggi dari Kafael.
Deg deg deg
Dari sini, Amara dengan jelas mendengar degup jantung seorang Arthur.
Sementara Aaron dan Kylie segera mengalihkan pandangan dan berjalan masuk kedalam rumah, kecuali Justine yang memilih pergi ke luar gerbang.
"Aku akan menjaga kalian dan mencintai kalian berdua, selamanya." bisik Arthur dengan lembut di telinga kanan Amara.
Amara menutup matanya dengan senyum tipis. "Aku harap itu bukanlah sekedar ucapan seorang bajingan," balas Amara berbisik.
Arthur tersenyum tanpa di ketahui nya, bukankah respon Amara yang sekarang adalah artinya wanita itu sudah memaafkan dan menerimanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHARA (TERBIT)
Подростковая литература(END) FOLLOW SEBELUM BACA! DON'T COPPY MY STORY, BABE♥ "kak Arthur, aku hamil." "Hm?" "Kakak bakal tanggung jawab, kan?" "Gak mungkin! Minggu depan gue tunangan!" "Apa?" ________ Amara tak mengerti lagi dengan takdir yang diberikan Tuhan untuknya...