2. Retak

3.1K 337 71
                                    

Seandainya itu kamu, bagaimana perasaanmu?

Jika hari-hari gila ini terjadi padamu
Jika kau merasakan sendiri
Betapa hancurnya aku, apa kau tahu?

~Jung Seung Hwan~

•○> ♡♡♡ <○•

"Sebulan yang lalu non Netta nikah sama den Bagus."

Ardian membatu. Pernyataan bi Susi serupa belati yang merajam jantungnya berkali-kali. Dalam sekejap, hatinya dipatahkan. Harapannya dihancurkan. Mimpinya pun raib ditelan kenyataan.

"Nanti nikah pake adat apa ya bagusnya?"

Rasanya, bahkan baru kemarin Netta memberinya harapan. Menjebaknya dalam sejuta angan-angan. Spontan membuatnya merangkai mimpi yang tak berkesudahan. Sialnya, harapan itu pula-lah yang berubah seumpama jerat yang siap mencekik lehernya saat ini juga.

"Kamu mau pake adat apa emang?"

"Hm, nggak tau juga sih. Apa aja deh. Asal nikahnya sama kamu."

Pembohong! Netta adalah perempuan paling dusta yang pernah Ardian temui. Ucapannya hanyalah tipu muslihat semata. Bodohnya, Ardian tidak pernah menaruh curiga. Justru malah semakin menaruh harap hingga berakhir membuatnya kecewa.

"Aku sayang kamu."

Ardian tersenyum miris. Kalimat manis Netta rupanya hanya bualan semata. Kini, yang tersisa untuknya hanyalah luka. Cintanya telah karam. Hatinya pun ikut tenggelam. Seumpama racun, cinta ini seperti ingin membunuhnya perlahan-lahan.

~♡♡♡~

Efek patah hati rupanya tidak main-main. Ardian jadi tidak berselera melakukan apapun sekarang. Bahkan cerahnya langit malam tak mampu menenangkan hatinya yang lara. Karenanya, sudah lima menit lamanya ia berdiam diri di balkon ini. Sepucuk surat yang masih erat ia genggam satu huruf pun belum terbaca.

Cowok itu menerawang tanpa kepastian. Saat ini, pikirannya benar-benar kalut. Perasaannya campur aduk. Rasa kecewa, sedih, dan marah semuanya bercampur jadi satu.

Terkadang, Ardian begitu kecewa pada Netta. Namun, di lain sisi ia juga marah pada dirinya sendiri. Bodohnya ia hingga begitu saja membuka ruang untuk hatinya sendiri terluka.

Sepuluh menit diam tanpa kata, Ardian akhirnya membuka surat yang bi Susi berikan padanya siang tadi. Tak salah lagi, surat itu asli tulisan tangan Netta. Ardian mengenalinya betul dari tulisannya yang kecil-kecil.

Dear Ardian,

Saat kamu baca surat ini, mungkin aku udah nggak tinggal di Jakarta lagi dan saat itu juga kamu akan tahu kalau aku sudah jadi milik orang lain.

Ardian, makasih karena selama ini kamu udah tulus cinta sama aku. Tapi maaf, aku nggak bisa cinta sama kamu seperti kamu yang terlalu besar mencintai aku. Tiga tahun aku coba untuk menghadirkan rasa itu, tapi ternyata hati tetap nggak bisa dipaksain.

Setelah putus dari Bagus, aku coba berpaling ke kamu. Aku pikir, rasa itu akan muncul dengan sendirinya. Tapi, ternyata aku salah. Nyatanya, bayang-bayang Bagus nggak pernah bisa hilang. Dan... aku gagal move on.

Dua tahun hubungan kita, ternyata Bagus datang lagi dan ngajak balikan. Tapi, aku tolak. Aku pikir Bagus akan nyerah. Tapi, ternyata nggak. Dia berusaha keras untuk bisa balikan sama aku.

Beberapa bulan kemudian, malah orang tua yang jodohin kami karena ternyata mereka adalah teman lama. Aku berontak awalnya. Tapi, pada akhirnya aku nyerah dan berakhir nerima perjodohan itu.

ARALDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang