_______________
Boleh aku berada satu tingkat lebih tinggi dari idol Korea yang udah bikin kamu tergila-gila itu?
~Ardian Elfaero~
•○> ♡♡♡ <○•
"Halo, selamat datang. Semoga suka dengan menu yang ada di restoran kami."
Tak tanggung-tanggung Alda langsung menggeplak punggung Ardian saat mendapati pemuda itu sudah berdiri di depan pintu restoran dan menyambut kedatangan mereka sembari membungkuk sopan.
"Nggak usah banyak gaya!" sentaknya galak. Sementara Ardian balas menatapnya dengan cengiran lebar.
"Mau makan apa, Nona?"
Lagi, Alda memutar bola mata. Namun tetap juga menyahut. "Keluarkan menu paling spesial yang ada di restoran ini. Eh, aku mau seblak juga satu. Level paling pedes, ya."
"Oke, silakan ke meja kalian. Pesanan akan segera datang." Sebelum berlalu, masih sempat-sempatnya Ardian mencolek sekilas dagu Alda. "Seblak nggak ada. Jangan marah," ujarnya sebelum melangkah menjauh.
Alda yang sudah duduk di tempatnya sontak berdiri. Malahan mengekori langkah sang suami. "Aku tau ya Kakak lagi bohong. Pokoknya aku mau seblak. Level paling pedes. Nggak mau tau!"
"Bodoh amat. Intinya seblak untuk hari ini nggak tersedia khusus untuk kamu."
"Kak Ardian gitu amat, sih!" Alda berdecak. Tak lupa kakinya dientakkan lantaran kesal. Sementara di belakang para sahabatnya sudah geleng kepala melihat interaksi pasangan muda itu.
"Sana balik ke meja kamu. Aku masak dulu."
"Mau seblak!"
"Nggak ada! Kamu kemarin udah makan seblak tiga kali. Level paling pedes lagi. Kali ini jangan merengek lagi. Aku nggak akan luluh."
Menghela kesal, akhirnya Alda menurut. Ogah-ogahan ia melangkahkan kaki ke arah meja di mana para sahabatnya berada.
"Muka jangan ditekuk gitu. Nanti cepat tua."
Sebuah tatapan laser Alda berikan pada Ardian yang sempat menegurnya. "Bodo! Kak Ardian nyebelin!!"
Di sana, Ardian hanya geleng kepala. Tersenyum kecil ketika istri mungilnya tersebut sudah kembali ke mejanya dengan wajah tertekuk masam.
~♡♡♡~
"Oh, jadi gitu cara romantisnya orang yang udah nikah?" celetuk Chaca saat Alda sudah duduk kembali di kursinya. Chaca tampak mengangguk-anggukkan kepalanya.
Sontak pernyataan tersebut menuai tatapan laser dari Alda. "Romantis apanya? Yang ada malah ngeselin!" ujarnya sebal.
Ketiga sahabat Alda sama terkikik geli. Mereka abaikan saja wajah merengut gadis itu. Untuk sepuluh menit ke depan sebelum pesanan mereka datang, ketiganya sibuk berbincang ini itu. Alda yang sudah bad mood bodoh amat. Ia hanya diam menyimak ketiga sahabatnya yang asik berbincang.
"Ini pesanannya." Bincang-bincang itu akhirnya terhenti saat seorang wanita membawakan pesanan mereka. Ia letakkan makanan tersebut ke atas meja dengan rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALDA [END]
RomanceSiap untuk petualangan yang penuh teka-teki, romansa, dan komedi? Cerita ini mengisahkan seorang pemuda konglomerat yang hidup dalam kemewahan dan seorang gadis mahasiswi biasa yang hidup sederhana. Keduanya terjebak dalam pernikahan yang tak terdug...