29. Kolaborasi

1.6K 179 20
                                    

Tandai kalo ada typo

Jangan lupa vote dan komennya yaa

-Happy reading-

“Kamu kenal sama orang yang kemarin bius kamu?” Pelan-pelan Ardian bertanya pada Alda yang saat ini tengah menikmati sarapannya.

Gadis itu geming. Butuh setidaknya beberapa menit hingga ia menjawab, “Cowok yang jebak aku di hotel waktu itu,” sahutnya dengan helaan napas panjang.

“Kamu masih ingat mukanya?”

Alda menggeleng. “Aku belum sempat liat mukanya. Tapi aku yakin banget dari postur tubuhnya nggak salah lagi, dia cowok itu. Mr. X,” ungkapnya yang membuat Ardian kontan menegakkan badan.

“Semalam aku sempat cek rekaman CCTV yang ada di depan rumah dan dari rekaman itu aku juga liat perempuan yang kayak ngawasin rumah kita.”

“Kamu tau siapa perempuan itu?”

Alda menghela. “Aku nggak yakin. Dia pake topi. Rambutnya panjang. Tapi sepertinya mirip seseorang.” Ia tatap Ardian yang nampak menanti lanjutan kalimatnya. “Mirip kak Netta bukan, sih?” ujarnya tak begitu yakin.

Ardian tampak manggut-manggut. Ia tatap Alda dengan tatapan yang lebih serius. “Kalo itu memang Netta, tidak menutup kemungkinan memang. Di antara banyaknya orang yang harus kita curigai ada di balik semua teror dan kejadian-kejadian ini, Netta orang yang paling mungkin. Dari segi motif, dia punya banyak alasan untuk itu.”

“Tapi itu masih prasangka Kakak. Belum tentu juga. Soalnya, bisa jadi Kakak salah.”

Ardian menghela panjang. Ini semua cukup rumit. “Tapi, selama ada teror, kejadian dan ancaman berturut-turut yang menimpa kita, aku kok agak curiga ya terutama sama Netta dan Aksa. Dari segi motif, mereka berdua punya banyak alasan. Terutama Aksa, pas kamu dijebak terakhir kamu sama dia, kan? Satu lagi, dia juga terobsesi banget sama kamu. Kalo Netta, dia memang sejak awal mau hancurin pernikahan kita.”

Alda diam sebentar. Agaknya menimbang-nimbang dugaan-dugaan Ardian yang cukup masuk akal.

“Masuk akal. Tapi Kak, kita kan hanya menduga-duga. Dugaan ini bisa bener bisa juga nggak. Tanpa bukti juga jatuhnya fitnah.”

“Alda, kita mungkin agak sulit memecahkan kasus ini kalo nggak ada bantuan dari beberapa pihak. Si Mr. X ini kuat karena dia punya banyak bekingan. Selain bekingan, dia juga sepertinya bukan orang sembarangan. Buktinya dia sampai bisa suap pihak hotel, media dan juga kepolisian biar tetap tutup mulut dari kasus kita.”

Alda menegakkan punggungnya. “Jadi, maksud Kakak?” tanyanya tak begitu paham.

“Kamu percaya nggak sama Meira?”

Untuk sesaat Alda diam sebelum akhirnya mengangguk membenarkan. “Sepertinya kak Meira orang baik. Aku nggak punya alasan juga untuk curiga sama dia. Lagipula, bukti CCTV juga dia yang kasih. Kalo emang dia ada niat jahat, harusnya bukti² itu dia lenyapkan aja. Tapi nyatanya dia malah datang secara pribadi ke aku dan nyerahin buktinya.”

Ardian mengangguk. “Kamu keberatan nggak kalo kita minta bantuan sama Meira?”

Alda mengernyit. Nampak menanti lanjutan kalimat Ardian. “Jangan salah paham. Aku bilang gini karena Meira bukan orang sembarangan. Meski kamu liatnya dia bobrok begitu, tapi sebenarnya dia punya tim khusus.”

ARALDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang