6. Because of Anna

2.7K 284 6
                                    

Hati-hati dengan harapan karena
banyak orang telah dipatahkan oleh
harapannya sendiri

~Zia Miralda~

•○> ♡♡♡ <○•

Selesai akad nikah, Alda berganti pakaian lagi untuk acara resepsi. Tak jauh beda dengan Ardian yang ikut memakai tuxedo berwarna senada dengan gaunnya.

“Ini kapan selesainya, sih?” bisiknya pada Ardian kala para tamu tak henti berdatangan. “Kaki aku rasanya udah mau patah.”

Dan dengan tidak ada akhlaknya Ardian balas menyahut, “Patahin aja. Nanti ganti pake kaki palsu.”

Ia bersungut-sungut. Turut menimpuk lengan Ardian dengan kipasnya. “Enak aja! Kakak kira kaki aku kayak ban mobil yang bisa diganti pake ban serep?!”

“Inget ya, rumah tangga kita diatur sama perjanjian dan kamu baru aja melanggar perjanjian nomor empat. Di situ tertulis, dilarang melakukan KDRT dalam bentuk apapun. Bagi pihak yang melanggar sebanyak tiga kali maka akan dikenakan denda sebesar dua juta rupiah.”

“Iya, Kak Ardian. Nggak lagi-lagi!” Gadis itu berdecak. Ditatapnya Ardian dengan perasaan dongkol.

Tidak ada percakapan lagi. Setidaknya sebelum seorang pemuda datang memberi selamat.

“Selamat, Mas, Mbak.”

Memang ia tidak setampan Ardian. Namun, nyatanya mampu membuat Alda sejenak terpikat. Melihat senyuman bersahaja yang ia tunjukkan, mendadak Alda punya pikiran konyol ingin menukar suaminya dengan sosok itu.

“Semoga langgeng.”

“Makasih, Kak,” balasnya tersenyum.

“Ekhem, peringatan aja. Menurut perjanjian nomor tiga, bila tidak ada yang penting, maka dilarang keras berinteraksi berlebihan dengan lawan jenis. Apalagi sampai menjurus pada perselingkuhan. Bagi yang kedapatan melanggar, maka akan dikenakan denda sebesar sepuluh juta rupiah.”

Pemuda tadi sudah berlalu ketika Ardian menyebutkan lagi tentang perjanjian mereka. Sialnya, Alda tidak tahu betul apa saja yang menjadi isi dari perjanjian konyol itu.

“Ck, kita baru sehari loh resmi jadi suami istri. Tapi, denger isi dari perjanjian yang Kakak buat, aku bisa aja bangkrut dalam sehari!”

Gadis itu bersungut. Yang benar saja. Isi dari perjanjian itu satu pun tidak ada yang waras.

“Salah kamu yang main tanda tangan aja.”

“Iya, iya, semua salah aku. Anda selalu benar, Mr. Annoying!” tekannya pada akhir kalimat. Satu hal yang membuat Ardian melotot seketika.

“Kamu tuh---”

“Duh, benar-benar pasangan yang serasi. Sama-sama cantik dan ganteng.” Kalimat Ardian tak jadi rampung ketika seorang wanita datang menghampiri. “Selamat untuk kalian berdua. Semoga langgeng,”

Alda yang masih jengkel dengan Ardian buru-buru merubah mimik wajah menjadi tersenyum. Turut Ardian yang balas tersenyum tipis sebatas formalitas saja. Ngomong-ngomong, wanita itu adalah rekan bisnisnya.

“Makasih, Bu.”

Wanita itu tersenyum. Setelahnya turun dari pelaminan usai menyerahkan kado super mewahnya. Biasalah, untuk memperkuat hubungan bisnis.

“Selamat untuk pernikahan kalian berdua.” Di menit berikutnya, Elis--adik kandung Erlin tiba-tiba memeluk Alda yang mendadak kaku. “Tante doakan semoga langgeng.”

ARALDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang