Hati-hati dengan tawa
karena terkadang setelahnya
akan ada air mata~Couple A & A~
•○> ♡♡♡ <○•
Kebiasaan Ardian ketika sedang galau adalah pergi ke taman atau berlama-lama di balkon kamar kala malam hari. Oleh karenanya, ketika Alda melihatnya termenung sendirian di balkon apartemen, gadis itu langsung menghampiri.
"Kakak ngapain di sini?" tanyanya seraya ikut menatap pada langit malam. Bintang-bintang di sana tampak bersinar terang. Tidak gelap seperti raut Ardian.
"Ngepet." Sedang pemuda itu membalas tanyanya seraya memutar bola mata.
Bukannya merespons dengan jawaban yang sedikit waras, Alda malah memukul keras bahu itu. "Woah, udah berapa penghasilannya? Bagi dong!"
Ardian berdecak. Mengabaikan tanya istrinya yang semakin merembet ke mana-mana. "Ngapain ke sini?"
"Mau mulung, Bang."
"Waras, Dek. Waras!"
"Lah, situ emang waras?"
Giliran Ardian yang tertawa. Pembahasan random ini berhasil menggelitik perutnya.
Ya, setidaknya jokes Alda mampu membuat bebannya terasa sedikit lebih ringan.
"Ada masalah apa suamiku, sayang?" Alda mengedipkan sebelah matanya.
"Dasar drama queen!"
"Loh, Queen itu adik aku, Bang. Dia main di drama apa? Tontonnya di mana? Mau liat dong!"
"Alda, kamu nggak lagi kehabisan obat, kan?"
Alda tergelak. Melihat Ardian yang kini menatapnya begitu dongkol membuatnya tertawa sampai mengeluarkan air mata.
"Kamu kayaknya pasien yang tempo hari lari dari rumah sakit jiwa deh."
Gadis itu terkekeh lagi.
"Jadi, ada masalah apa, Kak Ardian? Kok mukanya butek gitu? Kayak air galon tetangga aja."
Ardian mencebik. Beruntung ia sedang galau. Jika tidak, sudah habis gadis itu dilibasnya.
"Kakak galau kenapa? Karena belum sempat checkout barang di keranjang belanja?"
"Ck, bukan!" sahut Ardian kesal. Mendadak berpikir kapan istrinya akan waras.
"Terus?" Alda memiringkan kepala, menatap wajah pemuda itu lebih intens.
"Ada masalah sedikit sama client."
Pada akhirnya, Alda tersenyum. Kini mengusap pelan bahu Ardian usai memperoleh kewarasan. "Ayo cerita sama aku. Mungkin, aku bisa bantu."
Usai drama panjang itu, barulah mengalir cerita dari bibir Ardian mengenai dirinya yang tanpa sengaja menumpahkan kopi pada dress salah seorang client wanita. Untungnya wanita itu tidak sampai memutuskan kerja sama. Ia hanya meminta agar Ardian mengganti dress yang sudah ketumpahan kopi itu.
Naasnya, Ardian sampai sekarang belum menemukan dress yang cocok dikarenakan permintaan wanita itu yang cukup ribet. Ia tidak mau menerima semua dress pilihan Ardian dan malah mengajukan model yang lain. Satu hal yang membuat pemuda itu uring-uringan seharian.
Alda menepuk-nepuk pelan bahu itu. "Ayo menyerah. Jangan semangat."
"Ck, nyesel saya udah cerita sama kamu!" Ardian mencebik. Kesal berlipat-lipat dengan reaksi Alda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALDA [END]
RomanceSiap untuk petualangan yang penuh teka-teki, romansa, dan komedi? Cerita ini mengisahkan seorang pemuda konglomerat yang hidup dalam kemewahan dan seorang gadis mahasiswi biasa yang hidup sederhana. Keduanya terjebak dalam pernikahan yang tak terdug...