9. Crazy couple

2.4K 266 8
                                    

Mereka yang terlalu banyak menanggung luka terkadang akan berusaha menghibur diri dengan cara menebar tawa

~Couple A & A~

•○> ♡♡♡ <○•

“Nggak mau ke dokter aja?”

Alda menggeleng. Kini dirinya sudah berganti pakaian. Mereka juga sudah sejak tadi tiba di apartemen.

“Ngapain ke dokter? Lagian, seblaknya nggak ada kok yang masuk ke mata aku.”

“Tadi kan, masih agak panas seblaknya. Takutnya kulit kamu kenapa-napa. Apalagi, tadi kena kepala juga.”

“Nggak apa-apa, Kak Ardian. Jangan lebay deh!”

Gadis itu geleng kepala. Mendadak berpikir apakah semua orang kaya seperti ini? Hal kecil begini sampai harus ke dokter. Padahal, dia selama di rumah luka terkena setrika panas saja tidak ada yang mau pusing-pusing membawanya ke dokter.

Ardian menghela. Turut meraih tangan Alda dan mengeceknya. Takut saja jika kuah seblak tadi masih terlalu panas dan membuat kulit gadis itu melepuh.

“Beneran nggak apa-apa, kan?” tanyanya lagi memastikan. Dan dibalas anggukan lagi dari Alda.

Gadis itu meraih jaket yang sempat dipakaikan Ardian ke tubuhnya tadi. Menyerahkannya kembali kepada sang empu. “Ini jaketnya. Cuci sendiri aja, ya?”

Ardian menghela. Meraih jaket tersebut dan menatap gadis itu dengan tatapan dongkol.

“Bener-bener ya kamu!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bener-bener ya kamu!”

Hening sejenak. Setidaknya sebelum Alda kembali melontarkan tanya.

“Itu tadi mantan Kakak?”

Pemuda itu mengangguk. Kini beralih menghidupkan televisi.

“Kenapa Kakak nggak nikah sama dia aja?”

“Bukan jodoh.”

“Kok bisa?” Alda memberi isyarat putus dengan gerakan tangannya.

“Kamu ya, udah kayak wartawan aja.”

Memilih tak menjawab pertanyaan Alda, Ardian beralih memegang tangan gadis itu. Bertanya dengan sorot khawatir ketika tanpa sengaja menemukan bekas luka di sana. “Ini kenapa?”

“Dulu nggak sengaja kena setrika panas.” Sedang Alda membalas dengan cengiran konyol andalannya.

“Kok bisa?”

“Kakak udah kayak wartawan deh.” Alda terkekeh. Mengulang kalimat Ardian yang tadi. Daripada mengatakan bahwa itu adalah akibat dari kemarahan mama, ia lebih memilih fokus pada tayangan televisi.

ARALDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang