Sekuat apapun disangkal, bila memang nyatanya hubungan ini adalah sebuah keseriusan maka tetaplah dibutuhkan pertanggungjawaban
~Couple A & A~
•○> ♡♡♡ <○•
Cklek
Pasangan itu sama-sama memasuki kamar usai makan malam selesai. Keduanya menghela. Lantas saling menatap satu sama lain.
"Aku tidur di mana?" Sejak tadi, ini yang Alda pikirkan. Bahkan, makan malamnya kali ini berlangsung tidak tenang.
Menghela, Ardian beranjak menuju tempat tidurnya. "Suka-suka kamu aja. Mau di sofa oke. Mau di atas kasur juga oke," balasnya tak terlalu ambil pusing.
Ragu-ragu, gadis itu mendekat. Sementara Ardian sudah menarik selimut untuk dirinya sendiri. "Emang nggak apa-apa aku tidur di situ?" tunjuknya pada tempat yang masih kosong.
Ardian mengangguk. Beralih menepuk-nepuk space kosong di sampingnya. "Masih kosong. Kalo mau, yaudah sini."
Alda geming. Sejenak ia menimbang-nimbang. Jika dirinya tidur di sofa, jelas besok pagi badannya akan sakit semua. Apalagi kakinya masih terasa pegal karena terlalu lama berdiri di acara resepsi tadi. Tapi, jika memilih tidur di sebelah Ardian... ah, bodoh amat lah. Pada akhirnya, gadis itu mengangguk tanpa ragu. Lagipula, ada perjanjian yang mengatur mereka.
"Gulingnya taro di tengah aja, ya? Biar ada batas."
Ardian yang sudah mengantuk mengangguk saja. Bodoh amat guling itu mau ditaruh di mana. Intinya, dia bisa tidur.
Melihat Ardian sudah terpejam, Alda ikut berbaring. Sengaja membelakangi laki-laki itu agar tidak begitu canggung. Hingga tak butuh waktu yang lama, ia akhirnya tertidur.
Sepuluh menit berlalu, gadis itu belum menunjukkan pergerakan sama sekali. Nampaknya ia masih pulas dengan tidurnya. Namun keadaan itu tak berlangsung lama. Karena di sepuluh menit berikutnya, ia yang tidur terlalu di pinggir akhirnya terjungkal dari atas ranjang saat hendak berbalik badan.
GDBUK!
"Aduh!" Ia meringis kesakitan. Dirinya yang semula berada di alam mimpi tertarik secara tidak estetik untuk kembali ke dunia nyata.
"Ah, elah. Pake acara jatoh segala! Baru juga mau dilamar sama oppa Korea, eh malah kejungkal!" Ia misuh-misuh sendiri. Kesal berlipat-lipat karena mimpinya jadi tergantung. Juga punggungnya yang ikutan nyeri.
Dengan perasaan dongkol, akhirnya ia kembali ke atas ranjang. Melirik Ardian sebentar lalu ikut berbaring.
~♡♡♡~
Masih pukul 04.56 ketika Alda merasakan tubuhnya yang kecil masuk ke dalam pelukan hangat seseorang. Bukannya membuka mata, gadis itu malah semakin memepetkan badan. Terlebih saat dingin terasa menusuk hingga ke tulang.
Bermenit-menit telah berlalu, namun ia masih bertahan pada posisi itu. Tanpa berniat membuka mata, gadis itu mulai memasuki alam mimpi.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar!"
Namun, adzan sepertinya tidak merestui. Ia terpaksa membuka mata bersamaan dengan si pemeluk ketika lantunan itu mengalun panjang mengusik tidur mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARALDA [END]
RomanceSiap untuk petualangan yang penuh teka-teki, romansa, dan komedi? Cerita ini mengisahkan seorang pemuda konglomerat yang hidup dalam kemewahan dan seorang gadis mahasiswi biasa yang hidup sederhana. Keduanya terjebak dalam pernikahan yang tak terdug...