14

11 10 5
                                    

Kalau di laptop ada tombol yang bisa kamu tekan bersamaan.

Alt+ctrl+Del

Itu fungsinya untuk menghapus permanen sebuah file di dalam komputer.

Kamu visualisasikan tombol itu di kepala kamu. Bayangkan semua ingatan burukmu adalah sebuah file yang harus dibuang ke tong sampah yang ga bisa lagi di-recycle.

Bayangkan ada box yang bertuliskan
"Are you sure to erase this file permanently?"

Klik yes.

Bayangkan ada tong sampah goyang-goyang dan akhirnya hilang.

Beres.

2013

Lonceng bergetar menandakan ada pengunjung yang membuka pintu. Hari ini Mello Steak baru kedatangan tujuh pengunjung padahal hari sudah sore. Setelah pria yang tadi membuka pintu, itu duduk di kursi, Mint langsung menghampiri sambil membawa catatan kecil. Karena Mint terlalu exited dengan pengunjung ke delapan, dia jadi tidak menyadari siapa pria itu.

"Mau pesen apa, Pak– lah, Kanta?!" Mint setengah terkejut yang cepat-cepat ia bersikap profesional lagi.

Laki-laki itu menjawab santai setelah berunding lam dalam hati. "Ini, ukuran medium kasih whipcream yang banyak." Kanta menunjuk menu paling bawah—paling murah.

"Kalau cuma kopi polos seharusnya kamu datang ke sana." Mint menunjukkan tempat memesan minuman. "lagi pula orang aneh macam apa yang minum kopi hitam pake whipcream?"

"Hari ini, hari Jum'at. Hari whipcream gratis. Lagipula aku kan langganan." Kanta membuka laptop, menyalakannya ketika Mint sudah berlalu. Dia masih bersikap tenang sambil mengetik secepat kilat di atas keyboard saat segelas kopi whipcream tersaji di dekatnya.

"Makasih," ujar Kanta. Mint mengangguk, berbalik, akan pergi ke dapur.

"Coba duduk dulu."

"Kenapa?" Mint bertanya, duduk di depannya. Lagipula restoran hari ini sepi.

"Tidak."

"Lagi ngetik apa?"

Kanta bergumam. "Novel."

"Keren, tentang apa?" Mint bertanya lagi. Tangannya menopang kepala, menatap Kanta.

Ritme jari-jari Kanta memelan, menjawab Mint. "Gadis miskin, sebatang kara, penyakitan, dan selalu bau daging bakar."

Mint ikut iba dengan tokoh yang dibuat Kanta. Kasihan sekali bukan? Miskin,  sebatang kara, penyakitan pula. Mirip seperti...?

"Itu kamu."

Sialan. Mau marah, tapi yang keluar dari cocote Kanta benar semua.

"Mint."

"Apa?"

"Aku bawa tahu," kata Kanta menyodorkan kresek bening berisi tahu.   Itu tahu jualan ibunya yang disisihkan sebagian. "Ibu yang kasih."

Mint menerima dengan senang hati. Lumayan untuk makan hari ini, jadi dia tidak perlu keluar uang untuk beli makanan. "Makasih banyak. Kamu anak juragan tahu banget."

Setidaknya muncul ingatan baik saat Mint memasuki restoran tempat ia bekerja paruh waktu dahulu. Mint dan Jenika duduk di meja yang sama ketika menemani Kanta menulis novelnya.

"Ini tidak banyak berubah." Jenika berkomentar. Mint setuju, meski baru pertama kali kesini bersama Jenika. Mint percaya Jenika selalu duduk di kursi pojok untuk mengawasinya bekerja dulu.

Revisit Memories (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang