27:) ALANA CINDY

140 8 0
                                    

***


"Cik! Wakil kok bisa luka!" Celetuk Alana membuat mereka terkejut.

Alana menatap semuanya lalu matanya terjatuh pada snag papa, senyum tipis yang dibalas Arga.
"Kita bicara diruangan khusus aja?" Ucap pria di samping Alana diangguki mereka.

Pria itu menatap bodyguardnya,
"Jaga ruangan ini dengan benar! Jika sampai lalai nyawa kalian taruhannya!" Ancam pria itu, diangguki oleh mereka

Lalu Alana berjalan menuju ruangan khusus miliknya, yang memang sengaja ia buat untuk dirinya sendiri.
Sepanjang jalan banyak orang yang menunduk sopan, dan ada yang menyapa dengan ramah.

Tubuh Alana yang terbalut dengan kemeja putih di balut jas hitam, ditambah celana hitam panjang yang pas pada tubuhnya.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan sebuah ruangan luas, berwarna abu-abu dan sebuah meja kerja.

Alana berjalan duduk di sofa, diikuti yang lain.
"Kau baik?" Tanya seorang pria saat mereka duduk.

Alana mendongak lalu terkekeh,
"Baik Om, sudah lama tak bertemu ya?" Kekeh Alana

Arga mengerutkan keningnya,
"Kamu kenal sama Om Rean? Rean Adino Haines?" Kaget Arga duduk disebelah Alana

Alana mengangguk sambil tersenyum,
"Om Rean kan investor yang kerja sama perusahaan Al... Dan kebetulan perusahaan itu Alana yang pegang, ya gak Riz?." Ucap Alana

Rean Adino Haines, sahabat Samuel dan Arga sekaligus alumni, inti BlackAngel's angkatan 15.
Seorang dingin dan datar pada semua orang, kecuali teman² dan keluarganya.
Pemilik perusahaan Haines Group, perusahaan terbesar dan pemilik hotel bintang lima di Jakarta.

Arga terkejut? Ya dia terkejut bahkan, yang berada di ruangan tersebut terkejut kecuali Rean dan Riza yang terkekeh.

"Sejak kapan?" Tanya Rangg.
Alana menoleh,
"2/3 tahun yang lalu." Ucapnya

"Berarti lo udah belajar bisnis dari lama?" Tanya Ilona

Alana mengangguk,
"Bukan gue aja, dia juga belajar bisnis bareng gue. Ya gak Riz?" Pria itu hanya mengangguk pasrah

Mereka mengangguk lalu terjadi keheningan, mereka diam tak bersuara.

Tok tok tok

Suara pintu terbuka menampilkan seorang pria berbaju hitam, lalu menutup pintu tersebut.

Alana berdiri dari duduknya, ia duduk di singgasananya.
"Bagaimana?" Tanya pria dingin

Pria itu mengangguk lalu mengeluarkan berkas,
"Ini semua bukti dan beberapa laporan lainnya nona tuan."

Alana mengangguk lalu membuka laporan, dna membacanya dengan teliti.
Ia memberikan berkas tersebut pada Riza lalu tersenyum miring, ia menatap pria itu.

"Bagus! Saya suka dengan kerja kamu dan yang lain, dan saya harap segera mungkin membawanya. Saya sudah tidak sabar untuk bermain-main." Ucap Alana tersenyum smirk

Pria itu membalas senyum smirk, lalu mengangguk.
"Kami akan membawanya dalam yang cepat nona." Ucap pria tersebut

Alana mengangguk,
"Bagus... Nova juga harus sudah sadar, karena dia kunci dari semuanya!" Tegas Alana

Pria itu mengangguk lalu pamit keluar, meninggalkan mereka yang masih sedikit bingung.
"Al bisa ceritakan?" Tanya Arga membuka suara

Alana menoleh lalu mengangguk, duduk di sofa samping sang papa.
"Hal ini yang Al yakin bakal di ceritakan...." Ucap Alana

ALANA CINDY (PRE-ORDER 2-23 SEPTEMBER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang